Setelah Wajibkan Siswa Baca 20 Buku, Gubernur SDK Larang Guru Keluar dari Perpustakaan
Inisiatif Baru Gubernur Sulawesi Barat untuk Meningkatkan Literasi
Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar), Suhardi Duka (SDK), terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan minat baca dan kualitas sumber daya manusia (SDM) di provinsi tersebut. Salah satu langkah terbaru yang diambil adalah rencana penerbitan Peraturan Gubernur (Pergub) baru yang mewajibkan para guru di Sulbar untuk rutin mengunjungi perpustakaan.
Aturan ini tidak hanya sekadar wajib, tetapi juga dilengkapi dengan insentif yang setara dengan mengajar tiga jam pelajaran. Langkah ini diharapkan dapat mendorong para guru untuk lebih aktif dalam membaca, sehingga dapat menjadi contoh positif bagi siswa dan masyarakat luas.
Tujuan Membangun Budaya Literasi
Menurut SDK, menghidupkan literasi membaca sangat penting untuk pertumbuhan SDM di Sulbar. Ia berpendapat bahwa dengan meningkatkan minat baca, maka kualitas pendidikan dan pengetahuan akan semakin baik. Hal ini juga menjadi fondasi untuk membangun generasi yang lebih maju dan berkualitas.
“Banyak guru mengatakan lebih baik ke perpustakaan daripada mengajar, ya salah juga,” ujar Gubernur SDK saat menghadiri Festival Literasi di Gedung Perpustakaan Sulbar, Jl RE Martadinata, Kelurahan Simboro, Kabupaten Mamuju, Rabu (19/11/2025).
Inisiatif ini merupakan kelanjutan dari kebijakan pro-literasi yang telah diterapkan sebelumnya, terutama di tingkat pelajar. Sebelumnya, SDK telah menerbitkan Pergub yang mewajibkan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menamatkan 20 buku sebagai salah satu syarat kelulusan.
Optimisme Terhadap Masa Depan Sulbar
Gubernur SDK optimistis bahwa langkah-langkah ini akan menjadi fondasi kuat untuk masa depan provinsi. Ia percaya bahwa pada tahun 2045, Sulbar akan mencapai Generasi Emas Sulbar, yaitu generasi yang lebih cerdas, produktif, dan siap menghadapi tantangan global.
“Festival literasi Sulbar menjadi momentum menyadarkan kita semua betapa pentingnya ilmu pengetahuan, pentingnya buku, dan pentingnya kita membaca,” tambahnya.
Selain itu, kebijakan ini mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan, termasuk pegiat literasi. Mereka berharap langkah ini akan mendorong geliat literasi yang lebih luas, seperti munculnya lebih banyak penulis dan buku-buku baru.
Tantangan yang Dihadapi Sulbar
Meskipun ada optimisme, SDK mengakui bahwa Sulbar masih menghadapi beberapa tantangan berat. Dalam 10 tahun terakhir, daerah ini mencatat pertumbuhan ekonomi yang rendah, tingkat stunting yang tinggi, serta indikator sosial negatif lainnya.
Namun, ia meyakini bahwa peningkatan literasi dan kualitas SDM adalah kunci untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. “Kami yakin ini dapat kita atasi tahap demi tahap. Saya yakin dengan kebijakan ini didukung Perpustakaan Nasional, ini menjadi modal kita,” jelasnya.
Data yang Mendukung Optimisme
Optimisme Gubernur SDK diperkuat dengan data terbaru. Ia menyebutkan bahwa pada triwulan III tahun 2025, Sulbar menduduki urutan kelima provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa langkah-langkah yang diambil mulai memberikan dampak positif.
Dengan berbagai inisiatif dan kebijakan pro-literasi, Sulbar tampaknya sedang bergerak menuju masa depan yang lebih cerah. Dengan komitmen dan dukungan dari seluruh pihak, harapan besar terbuka untuk menciptakan generasi yang lebih unggul dan mandiri.
- Snow chances return to the North Carolina mountains and a rain/snow mix chance may impact the Triad - December 22, 2025
- Perusahaan startup Seattle memperkenalkan ‘Juno’, asisten digital untuk menangani tugas administratif bagi klinisi kesehatan mental - December 22, 2025
- Setelah Wajibkan Siswa Baca 20 Buku, Gubernur SDK Larang Guru Keluar dari Perpustakaan - December 22, 2025




Leave a Reply