Tips Lolos Beasiswa GKS untuk S2 di Korsel dari Alumni ITB
Beasiswa Global Korea Scholarship (GKS): Tips Lolos dari Alumnus ITB
Beasiswa Global Korea Scholarship (GKS) merupakan salah satu program beasiswa yang sangat bergengsi bagi mahasiswa Indonesia yang ingin melanjutkan studi S2 di Korea Selatan. Program ini diselenggarakan oleh National Institute for International Education, sebuah lembaga yang berada di bawah Kementerian Pendidikan Korea Selatan. Meskipun menawarkan peluang luar biasa, proses seleksinya terkenal sangat ketat, terlebih karena kuota yang diberikan ke Indonesia terbatas.
Pada tahun 2025, kuota beasiswa GKS dibagi menjadi tiga jalur, yaitu jalur Kedutaan Besar (Embassy Track) dengan 30 orang penerima, jalur Universitas umum sebanyak 9 orang, dan jalur R-GKS sebanyak 59 orang. Selain itu, penerima beasiswa GKS juga harus mengikuti kelas bahasa Korea selama satu tahun sebelum memulai studi S2 di universitas tujuan.
Pengalaman Alumnus ITB yang Lolos GKS
Jane Rahel Limawan, alumnus prodi Rekayasa Hayati ITB angkatan 2020, berhasil lolos dalam beasiswa GKS untuk melanjutkan studi di Pohang University of Science and Technology (POSTECH). Ia berbagi beberapa tips yang bisa diikuti oleh calon pendaftar beasiswa.
Motivasi Jane dalam melanjutkan studi S2 berasal dari kesadaran akan keterbatasan ilmu yang ia peroleh saat menempuh S1, khususnya dalam penerapan ilmu tersebut di industri. Pemilihan Korea Selatan sebagai tujuan studi didasari oleh penilaian bahwa negara ini memiliki teknologi maju, terutama dalam bidang clean energy seperti hidrogen dan teknologi sel bahan bakar. Selain itu, faktor budaya serta kualitas fasilitas umum di Korea Selatan turut memperkuat keputusannya.
Cari Motivasi dan Tujuan yang Jelas
Menurut Jane, sebelum mendaftar S2, penting untuk menemukan motivasi dan tujuan besar dalam melanjutkan studi. Hal ini akan memudahkan proses persiapan dan meningkatkan kemungkinan lolos dalam seleksi beasiswa. Ia menyarankan agar mahasiswa tidak ragu mendaftar sebanyak mungkin program beasiswa. Menurutnya, program beasiswa tidak selalu mencari kandidat “terbaik dari yang terbaik”, tetapi lebih mencari yang memiliki tujuan sejalan dengan visi pemberi beasiswa.
Jane juga menekankan bahwa rasa takut untuk mencoba hal baru jangan sampai membatasi kesempatan. Baginya, mahasiswa yang merasa minder atau kurang percaya diri tetap bisa mendaftar dan bersaing.
Persiapan Dokumen yang Matang
Kunci utama dalam pendaftaran beasiswa adalah persiapan dokumen yang matang. Jane menjelaskan bahwa menulis personal statement dan study plan membutuhkan refleksi diri yang mendalam. Ia menyarankan untuk mulai menyiapkan dokumen sejak awal, bukan menunggu hingga batas waktu pendaftaran.
Selain itu, surat rekomendasi dari dosen juga sangat penting. Jane menyarankan calon pendaftar untuk segera menghubungi profesor calon pembimbing. Tanyakan ketersediaan, topik riset, dan jika memungkinkan mintalah surat rekomendasi pribadi karena dapat meningkatkan peluang diterima.
Kemampuan Bahasa yang Mendukung
Meskipun sertifikat bahasa Inggris (IELTS/TOEFL) dan sertifikat bahasa Korea TOPIK tidak wajib, Jane menilai bahwa sertifikat tersebut dapat meningkatkan eligibilitas penerimaan beasiswa. Dengan tambahan poin hingga 10 persen, sertifikat tersebut bisa memberikan keuntungan signifikan.
Oleh karena itu, Jane menyarankan agar calon pendaftar mulai menabung sejak dini. Biaya persiapan seperti tes bahasa dan pengiriman dokumen bisa cukup besar. Saat ini, Jane sedang mengikuti program kelas bahasa Korea selama satu tahun. Ia mengaku tidak menghadapi banyak kendala berarti dalam studi, meskipun tantangan bahasa tetap menjadi bagian dari proses adaptasi.
- Novotel Makassar Beri Ruang Ekspresi Anak Disabilitas di CFD - December 20, 2025
- How science says you can beat the winter blues this year - December 20, 2025
- Tips Lolos Beasiswa GKS untuk S2 di Korsel dari Alumni ITB - December 20, 2025




Leave a Reply