Mahasiswa Unsoed Bongkar Peran Pajak, 73 Persen APBN Datang Darinya
Peran Pajak dalam Kehidupan Mahasiswa
Di Gedung Roedhiro Lantai 3, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), suasana terasa berbeda pada Jumat (21/11/2025) siang. Ratusan mahasiswa berkumpul bukan hanya untuk mengikuti kuliah biasa, tetapi untuk membedah topik yang sangat relevan dengan kehidupan mereka: pajak. Acara ini bertajuk Sahabat Intelektual Berdiskusi (SABID) #2 dan diselenggarakan oleh Bidang Kajian dan Pendidikan HIMESBANG FEB Unsoed.
Tema yang diangkat adalah “Pajak di Sekitar Kita: Peran Kecil, Dampak Besar bagi Kehidupan Mahasiswa”. Diskusi ini berhasil menarik perhatian sebanyak 176 peserta dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa Unsoed, kampus lain, hingga masyarakat umum.
Penopang Utama Negara
Sebagai narasumber, Luqman Ramadhan, S.M., pejabat fungsional penyuluh pajak dari KPP Pratama Purwokerto, membuka mata para peserta tentang betapa vitalnya peran pajak. Ia menyampaikan fakta menarik bahwa 73 persen pendapatan negara yang masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berasal dari sektor pajak.
Artinya, keberlangsungan pembangunan menuju cita-cita Indonesia Emas 2045 sangat bergantung pada kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak. Luqman menjelaskan bahwa uang pajak itulah yang kemudian kembali ke masyarakat dalam bentuk pembangunan infrastruktur, layanan kesehatan, hingga program pendidikan yang dinikmati mahasiswa, seperti Program Indonesia Pintar (PIP) dan KIP Kuliah.
Diskusi Hangat
Tidak hanya mendengarkan paparan, sesi diskusi berjalan sangat hidup. Para mahasiswa menunjukkan nalar kritis mereka dengan melontarkan berbagai pertanyaan tajam. Beberapa di antaranya menanyakan langkah konkret KPP Pratama menyikapi pelaku UMKM yang belum tertib pajak, hingga isu sensitif mengenai penyaluran beasiswa KIP Kuliah yang dinilai terkadang masih kurang tepat sasaran.
Antusiasme ini menunjukkan bahwa generasi muda sebenarnya peduli pada isu ekonomi aktual jika diberi ruang diskusi yang tepat. Mereka ingin memahami bagaimana pajak dapat memengaruhi kehidupan mereka secara langsung.
Budaya Berpikir Kritis
SABID sendiri merupakan program rutin yang bertujuan mengembangkan budaya diskusi serta mengasah kemampuan berpikir analitis mahasiswa. Sebelumnya, SABID #1 telah sukses digelar pada bulan Mei dengan menggandeng Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Panitia berharap, kegiatan semacam ini dapat terus menjadi ruang intelektual yang subur bagi mahasiswa. Dengan memahami kewajiban dasar perpajakan—mulai dari mendaftar, menghitung, membayar, hingga melapor—mahasiswa diharapkan bisa menjadi agen perubahan yang sadar pajak sejak dini.
Kesimpulan
Melalui acara seperti SABID, mahasiswa tidak hanya mendapatkan wawasan baru tentang pajak, tetapi juga belajar untuk berpikir kritis dan aktif terlibat dalam isu-isu penting. Pajak, meskipun sering dianggap sebagai beban, sebenarnya memiliki dampak besar dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kesadaran dan pemahaman yang lebih baik, mahasiswa dapat menjadi bagian dari perubahan positif dalam sistem perpajakan nasional.
- Prospek Sektor Rumah Sakit Cerah di 2026, Ini Rekomendasi Sahamnya - December 19, 2025
- Apa yang Terjadi Ketika Anda Mencampur Magnesium Citrate Dengan Jus? - December 19, 2025
- 5 SMP Islam Terbaik di Tarogong Kaler: Pilihan Ideal untuk Pendidikan Berkualitas dan Berwatak - December 19, 2025




Leave a Reply