Aisha Fitria Ciptakan Gerbong Laju untuk Ekonomi Desa

Duta Pepelingasih Kalimantan Selatan 2025 yang Berupaya Menciptakan Perubahan Lingkungan

Sebagai runner up 3 Duta Pepelingasih Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) 2025, Aisha Fitria aktif dalam berbagai program edukasi dan kampanye peduli lingkungan. Ia bekerja sama dengan pemerintah daerah, komunitas, serta UMKM dalam kegiatan sosialisasi dan pengembangan inovasi ramah lingkungan.

Bagi Aisha, menjadi duta bukan hanya sekadar gelar, tetapi juga tanggung jawab untuk menginspirasi aksi nyata. “Sebagai generasi muda Banua, saya siap turun tangan mengajak dan bergerak bersama demi lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan,” ujarnya.

Aisha menginisiasi kegiatan edukatif berbasis tanaman oyong sebagai solusi ramah lingkungan dan mendukung pertanian berkelanjutan. Tanaman oyong atau gambas adalah sayuran buah merambat dari jenis labu-labuan yang mudah tumbuh di iklim tropis. Memiliki rasa khas, kulit hijau agak kasar, dan biasanya dipanen saat masih muda untuk diolah menjadi sayur bening.

Momen paling memotivasi Aisha terjun dalam kampanye lingkungan adalah saat melihat limbah spons sintetis menumpuk, sementara di kebun-kebun warga, oyong tua tidak dimanfaatkan. Perbandingan itu memicu ide untuk mengubah sesuatu yang dianggap tidak berguna menjadi solusi nyata.

“Saat membantu petani di kampung, saya melihat banyak oyong tua yang dibiarkan mengering dan membusuk. Teksturnya yang berserat mengingatkan saya pada spons alami. Dari situlah saya merancang Gerbong Laju sebagai gerakan untuk mengolah, memanfaatkan, lalu menjadikan oyong tua sebagai komoditas bernilai,” paparnya.

Menurutnya, inovasi lingkungan yang cocok dikembangkan di Hulu Sungai Selatan adalah berbasis potensi pertanian lokal, seperti pemanfaatan oyong, limbah sayur, kulit buah, atau tanaman rambat lainnya. “Gerbong Laju menjadi contoh bahwa inovasi kecil berbasis tanaman rumahan bisa menjadi gerakan besar yang menggerakkan ekonomi desa,” katanya.

Baca Juga  Link Pendaftaran WA PPG Dalam Jabatan Batch 4 2025 UIN Raden Fatah Palembang

Sebagai seorang mahasiswi psikologi yang peduli akan lingkungan, ia percaya bahwa perubahan lingkungan dapat dimulai dari hal-hal sederhana di sekitar kita. Melalui inovasi pemanfaatan oyong tua sebagai spons cuci piring ramah lingkungan, ia ingin mengedukasi masyarakat khususnya di Hulu Sungai Selatan agar lebih peduli terhadap limbah rumah tangga.

Adapun memilih kuliah di bidang psikologi karena ia percaya bahwa perubahan lingkungan dimulai dari perubahan perilaku. “Di program Gerbong Laju, saya melihat sendiri bahwa edukasi berbasis psikologi, seperti membangun kesadaran, mengubah pola pikir, dan menciptakan kebiasaan baru adalah pondasi penting agar masyarakat mau memanfaatkan oyong tua dan melihatnya bukan sebagai limbah, melainkan sebagai peluang ekonomi,” jelasnya.

Strategi paling efektif adalah memberi contoh nyata dan manfaat langsung. Melalui Gerbong Laju, ia tidak hanya memberi penyuluhan, tetapi menunjukkan produk akhirnya spons ramah lingkungan dari oyong tua, sehingga masyarakat bisa melihat bukti konkret bahwa perilaku ramah lingkungan itu menguntungkan secara ekonomi.

“Saya memakai pendekatan humanis, mendengarkan dulu bagaimana masyarakat memandang tanaman oyong, lalu mengajak mereka bersama-sama mencoba mengolahnya. Saat edukasi Gerbong Laju, saya sering menggunakan storytelling dan demonstrasi agar informasi lebih mudah diterima,” bebernya.

Di Gerbong Laju, ia menerapkan perubahan perilaku melalui pemicu (cue) yaitu memperlihatkan banyaknya oyong tua yang terbuang. Kemudian kebiasaan baru dengan “mengajarkan proses pengolahan oyong menjadi spons,” jelasnya. Selanjutnya reward, yaitu masyarakat bisa menjual produk tersebut. Dan Repetition, dengan pendampingan rutin hingga mereka mandiri.

“Tantangan psikologis terbesar remaja soal kesehatan dan lingkungan adalah banyak remaja merasa bahwa isu lingkungan itu jauh dari kehidupan mereka,” tukas Aisha.

Dengan Gerbong Laju, Aisha berusaha membuat perubahan lingkungan terasa lebih dekat dan seru, misalnya melalui workshop kreatif dan tantangan komunitas. Diakui Aisha dalam mengorganisir acara edukasi, tantangannya adalah meyakinkan masyarakat bahwa gerakan ini benar-benar bermanfaat.

Baca Juga  Jaga mata, jaga masa depan: edukasi katarak untuk masyarakat

Aisha juga menggunakan pendekatan kemitraan, bukan instruksi. Dalam Gerbong Laju, ia selalu membicarakan potensi keuntungan bagi UMKM, dampak sosial untuk pemerintah daerah, dan kontribusi lingkungan yang bisa mereka capai.


unnamed Aisha Fitria Ciptakan Gerbong Laju untuk Ekonomi Desa