Menteri Agama: Banyak Negara Gagal, Indonesia Punya MBG dan Sekolah Gratis
Menteri Agama Mengungkap Krisis Ekonomi di Banyak Negara
Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa kini banyak negara mengalami kegagalan akibat krisis ekonomi yang menerjang. Ia menjelaskan, beberapa negara bahkan tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar seperti pasokan listrik dan pengeluaran diplomatik.
“Ternyata ada negara yang tidak bisa lagi menyala listriknya di siang hari kecuali hanya malam hari. Ada yang tidak sanggup membayar diplomat, hasilnya makin ditarik sebagian. Ada yang pemotongan-pemotongan gaji, belum lagi krisis-krisis ekonomi yang melanda negara yang bersangkutan,” ujar Nasaruddin.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Nasaruddin saat membuka Musyawarah Nasional (Munas) XI Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, pada Kamis (20/11/2025). Dalam kesempatan itu, ia juga menyoroti upaya yang dilakukan Indonesia dalam memberikan berbagai program untuk masyarakat.
Program Kesejahteraan Rakyat
Menurut Nasaruddin, Indonesia masih mampu memberikan berbagai layanan penting kepada rakyat meskipun sedang menghadapi tantangan ekonomi. Ia menyebutkan adanya program makanan bergizi gratis yang dicanangkan oleh Presiden serta pemeriksaan kesehatan gratis.
“Kita di Indonesia, Alhamdulillah, justru di tengah keadaan seperti ini menjadi viral bahwa kita memperkenalkan Makan Bergizi Gratis dari bapak Presiden. Ada pemeriksaan kesehatan gratis, ada sekolah rakyat, gratis,” katanya.
Program-program ini menunjukkan bahwa pemerintah tetap berkomitmen untuk menjaga kesejahteraan rakyat meskipun situasi ekonomi sedang sulit. Hal ini juga menjadi bukti bahwa Indonesia masih memiliki stabilitas politik dan ekonomi yang relatif baik.
Proses Pemilihan Ketua Umum MUI
Dalam gelaran Munas ini, MUI akan kembali melakukan proses pemilihan ketua umum. Yang menarik, dalam pemilihan tersebut, MUI akan menggunakan mekanisme pemilihan melalui sistem formatur atau Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA).
Sistem formatur ini terdiri dari 17 formatur yang terdiri dari pimpinan MUI demisioner. Di antaranya adalah mantan Wantim MUI, mantan Ketum MUI, mantan Sekjen MUI, dan Bendahara Umum.
- Proses pemilihan ini dilakukan dengan tujuan agar pemilihan ketua umum dapat berjalan secara transparan dan demokratis.
- Sistem AHWA dianggap lebih efektif dalam memilih calon yang memiliki kemampuan dan kapasitas untuk memimpin organisasi.
- Para formatur akan bertugas untuk merekomendasikan calon-calon yang dianggap layak menjadi ketua umum.
Tantangan dan Peluang di Masa Depan
Meskipun krisis ekonomi masih menjadi ancaman bagi banyak negara, Indonesia tetap menunjukkan kekuatannya dalam menjaga kesejahteraan rakyat. Dengan berbagai program yang telah dicanangkan, pemerintah dan lembaga-lembaga seperti MUI terus berupaya untuk menciptakan kondisi yang lebih baik bagi masyarakat.
Di samping itu, proses pemilihan ketua umum MUI melalui sistem formatur juga menjadi langkah penting dalam menjaga stabilitas organisasi. Dengan melibatkan para tokoh dan pimpinan yang telah berpengalaman, diharapkan MUI dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.
- HUT PGRI ke-80, Guru Subang Kumpulkan Donasi Bencana Rp653 Juta - December 14, 2025
- Tracey Weiss, our ocean backyard | Restoring the vanishing kelp of Monterey Bay - December 14, 2025
- Menteri Agama: Banyak Negara Gagal, Indonesia Punya MBG dan Sekolah Gratis - December 14, 2025




Leave a Reply