Vaksin RSV Aman untuk Lansia, Ini Kata Dokter

Keamanan Vaksin Respiratory Syncytial Virus (RSV) Dibuktikan oleh Data Global



Bisakimia

– Vaksin

Respiratory Syncytial Virus (RSV) dinilai aman berdasarkan data global, termasuk terkait risiko Guillain Barre Syndrome (GBS) yang terbukti sangat rendah.

Sebagai informasi, GBS merupakan kondisi yang dapat menyebabkan kelemahan hingga kelumpuhan, dan sering menjadi perhatian dalam evaluasi keamanan vaksin. Hal ini disampaikan oleh dr. Robert, yang menjelaskan bahwa vaksin RSV telah digunakan pada jutaan orang di seluruh dunia tanpa peningkatan kasus efek samping berat.

“Jadi nomor satu adalah lihat keamanan dulu. Dan ini vaksin yang relatif aman, baik pada kelompok populasi besar yang sudah dikerjakan,” ujar dr. Robert dalam acara Sahabat Peduli Journalist Club Edisi ke-3 di Jakarta Selatan, Rabu (3/12/2025).

Ia menyebut bahwa hingga laporan terkini, vaksin ini sudah diberikan kepada delapan juta orang secara global. Jumlah ini memungkinkan penilaian keamanan yang lebih akurat dan mewakili berbagai kelompok usia.

“Sampai saat ini, laporan terakhir itu sudah delapan million (juta) orang di dunia yang diberikan suntikan vaksinasi RSV,” lanjut dr. Robert.

Kekhawatiran Risiko GBS

Menurut dr. Robert, salah satu kekhawatiran terbesar masyarakat terkait vaksin apa pun adalah risikonya, termasuk kemungkinan munculnya GBS. “Ini menjadi concern untuk setiap vaksin, karena yang dikhawatirkan, komponen virus tersebut memicu reaksi antibodi tubuh sehingga muncul GBS tersebut,” kata dr. Robert.

Ia menjelaskan bahwa GBS memang menjadi salah satu aspek yang ditinjau dalam evaluasi keamanan vaksin, termasuk vaksin RSV. Meskipun demikian, keluhan yang muncul setelah vaksinasi RSV umumnya bersifat ringan.

“Kebanyakan gangguan yang ringan, yang paling mengkhawatirkan kan GBS. GBS itu adalah orang lumpuh sesudah divaksinasi,” ujarnya.

Baca Juga  Empat orang sakit karena sepsis setelah wabah keracunan makanan di restoran Stockholm

Data: Hanya 0-18 Kasus pada Populasi Jutaan Orang

Saat angka kejadian dibandingkan antara beberapa kelompok, hasilnya tetap menunjukkan bahwa risiko GBS setelah vaksinasi, baik vaksin RSV atau vaksin lainnya tidak meningkat secara signifikan.

“Ternyata angkanya ini dibandingkan antara adult general population dengan adult yang risk of severe, angkanya 0 sampai 18 attributed cases of GBS. Jadi orang-orang yang divaksin, ada yang laporan terjadi GBS,” jelasnya.

Adult general population merujuk pada populasi dewasa secara umum, sementara adult risk of severe adalah kelompok dewasa yang lebih rentan mengalami gejala berat akibat RSV, seperti lansia atau individu dengan komorbid tertentu.

Ketika dua kelompok ini dibandingkan, laporan GBS pada penerima vaksin RSV tetap berada dalam kisaran yang sangat kecil dan sejalan dengan angka kejadian GBS pada populasi sehat yang tidak divaksin.

“Angka ini dianggap sangat kecil dibandingkan dengan efficacy yang dimunculkan. Dan angka ini dianggap angka yang mendekati angka normal populasi. Karena kan populasi sehat pun tidak divaksin, bisa ada risiko untuk muncul GBS,” ujar dr. Robert.

Dengan kata lain, angka tersebut tidak bermakna secara klinis dan tidak menunjukkan peningkatan risiko GBS akibat vaksin RSV.

Vaksin RSV Aman untuk Populasi Umum dan Kelompok Berisiko

Setelah menilai seluruh data, dr. Robert menegaskan bahwa vaksin RSV dapat diberikan dengan aman, baik pada populasi dewasa sehat maupun kelompok risiko tinggi seperti lansia atau orang dewasa dengan kondisi tertentu.

“Jadi angkanya dianggap tidak bermakna. Jadi sampai saat ini, dinyatakan bahwa aman untuk diberikan pada populasi, baik itu populasi yang risk of severe disease tapi usia lebih muda, atau orang yang lebih tua untuk diberikan general population vaksin tersebut,” paparnya.

Baca Juga  Studi: Gen memprediksi risiko kanker payudara ketika sel-sel abnormal ditemukan

“Jadi vaksin ini terbukti aman,” tegasnya.

unnamed Vaksin RSV Aman untuk Lansia, Ini Kata Dokter