Pembelajaran Mendalam, Bantu Siswa Pahami Pelajaran Secara Utuh

Pendekatan Pembelajaran Mendalam dalam Transformasi Pendidikan Indonesia

Pembelajaran Mendalam atau Deep Learning menjadi arah baru dalam transformasi pendidikan di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti dalam acara Seminar Internasional Pendidikan 2025 yang digelar oleh Balai Besar Guru dan Tenaga Kependidikan Jawa Tengah (BBGTK Jateng) di D’Tjolomadoe, Colomadu, Kabupaten Karanganyar, pada Kamis, 20 November 2025.

Dalam pembukaan seminar tersebut, Abdul Mu’ti menjelaskan bahwa Deep Learning bukan merupakan kurikulum baru, melainkan pendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa memahami pelajaran secara utuh. Ia menyoroti tiga prinsip utama yang harus menjadi karakter pembelajaran di sekolah, yaitu Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning.

“Siswa dalam pembelajaran tidak boleh hanya sekadar mengejar materi. Siswa harus memahami, merasakan relevansinya, dan menikmati proses belajarnya,” ujar Abdul Mu’ti.

Implementasi Pembelajaran Mendalam

Mendikdasmen menegaskan bahwa pemaparan tiga prinsip tersebut akan diimplementasikan dengan tahapan yang jelas. Tahapan tersebut mencakup pelatihan pelatih tingkat nasional, pengimbasan pelatihan ke guru-guru di sekolah, serta penerapan bertahap di sekolah-sekolah penerima BOS Kinerja. Meski demikian, ia mengakui ada beberapa kendala dalam penerapan ini, salah satunya adalah sebagian guru masih menganggap Deep Learning sebagai kurikulum.

“Padahal ini adalah pendekatan untuk pembelajaran, karena itu penerapannya dilakukan bertahap. Kami pastikan program ini tidak akan berhenti di tengah jalan,” papar Abdul Mu’ti.

Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Nunuk Suryani, menyampaikan bahwa transformasi pendidikan tidak akan tercapai tanpa perubahan peran guru. Kini, guru dituntut menjadi pendamping, pembimbing, hingga teladan bagi murid.

“Guru adalah aktivator pembelajaran. Mereka menyalakan semangat berpikir kritis, kreativitas, dan karakter kuat pada anak-anak kita,” paparnya.

Baca Juga  Siswi MTsN 1 Pariaman Juara 1 Olimpiade Sumbar, Shearer Idhelfa Lolos Nasional

Capaian dan Program Pelatihan

Nunuk Suryani menyebutkan bahwa Kemendikbudristek telah menyiapkan berbagai pelatihan, bahan ajar, video praktik, serta penguatan komunitas guru seperti KKG dan MGMP. Selain itu, program Hari Belajar Guru didorong menjadi ruang refleksi dan berbagi praktik baik.

Menurutnya, Ditjen GTK mencatat sejumlah capaian, antara lain pelatihan Deep Learning telah menjangkau 67.871 sekolah, melibatkan 15.000 fasilitator, dan mengikutsertakan 220.000 guru. Di sisi lain, tunjangan guru aparatur sipil negara (ASN) sudah tersalurkan 94 persen secara nasional serta program PPG menghasilkan 90.772 lulusan hingga Oktober 2025.

“Sementara di Jawa Tengah, BBGTK Jateng mencatat sejak Juli 2025 telah melatih 1.660 pengajar yang kemudian mengimbaskan pengetahuan kepada 20.911 guru,” ungkap Nunuk Suryani.

Peran Sekolah dan Guru

Kepala BBGTK Jawa Tengah, Darmadi, menjelaskan bahwa Deep Learning merupakan pendekatan yang menekankan pemahaman konsep secara utuh, reflektif, dan kontekstual. Pendekatan ini mendorong peserta didik berpikir kritis, kreatif, dan berkarakter melalui pembelajaran yang relevan dengan kehidupan nyata.

“Mewujudkan itu, kepala sekolah dan guru harus memahami mulai dari filosofi, kebijakan, hingga teknis pelaksanaan pembelajaran mendalam,” paparnya.

Seminar Internasional Pendidikan

Seminar Internasional Pendidikan menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Guru Nasional 2025, sekaligus memperkuat komitmen peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Kegiatan ini menghadirkan tokoh pendidikan nasional dan internasional, termasuk konselor pendidikan Robert William Randall dan akademisi senior Prof Ali Saukah. Selain diskusi panel, guru-guru juga menampilkan praktik baik (best practices) dari sekolah masing-masing.


unnamed Pembelajaran Mendalam, Bantu Siswa Pahami Pelajaran Secara Utuh