Siswa SD Kecam Menu MBG, Minta Ganti Lauk dengan Daging Sapi dan Ayam Bakar

Kritik Siswa SD terhadap Menu Makan Bergizi Gratis (MBG)

Seorang siswa Sekolah Dasar (SD) menuliskan kritiknya terkait menu Makan Bergizi Gratis (MBG) lewat secarik kertas. Ia mengeluh karena lauk yang disajikan terus berulang dan meminta agar diganti dengan daging sapi atau ayam bakar rica-rica. Kertas tersebut ditemukan oleh petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Saotengah, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan pada Jumat (14/11/2025) saat sedang mencuci ompreng.

“Benar, kami menemukan kertas itu saat mencuci ompreng,” kata Kepala SPPG Saotengah, Wahyu, dikutip dari TribunTimur, Kamis (20/11/2025). Dalam suratnya, siswa tersebut meminta lauk diganti dengan daging sapi atau ayam bakar rica-rica. Ia meluapkan kekesalannya lewat kata-kata kasar lantaran menunya terus berulang.

Kalimat dalam pesan itu tertulis,
‘tabe puang tidak bisa diganti laukna itu-itu terusji sedding sekali-kali sapi kek atau ayam, ayam bakar rica-rica. Oke tel** gantiki minggu depan le laukna telas ejjena erro tuttu. Tolong dibaca’.

Artinya
‘mohon maaf bu/pak tidak bisa kita ganti lauknya. Karena itu terus berulang menu makanannya. Sekali-kali sapi, ayam, atau ayam rica-rica. Oke ganti lauknya minggu depan. Jangan itu terus.’

Padahal, menurut Wahyu, menu makanan bergizi (MBG) yang disiapkan selalu berganti. “Hari ini ayam, besok telur, besoknya lagi ikan,” jelasnya.

Tanggapan DPR

Kritik spontan itu kemudian viral setelah diunggah oleh akun Instagram @tribuntimurcom. Ramainya unggahan tersebut juga menarik perhatian Anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Ismail Bachtiar. “Makin kritis setelah menerima MBG, hanya saja caranya mengkritik mau dievaluasi,” tulis akun Instagram @ismailbachtiar lewat kolom komentar.

Saat dikonfirmasi Tribun-Timur.com pada Senin (17/11/2025) malam via WhatsApp, Ismail Bahtiar membenarkan komentar tersebut. Ia mengaku bahwa pernyataannya itu hanya bersifat candaan. “Guyon ji dek. Tapi ada sisi baiknya, biar SPPG memperhatikan masukan anak-anak kita, supaya menu lebih bervariasi seperti arahan dan masukan BGN,” tandasnya.

Baca Juga  Wiwik Raih Doktor di Usia 63, Bangkitkan Semangat Belajar Pada Muda

Menu MBG Viral

Pada Oktober lalu, MBG disajikan di SDN 103 Bontompare, Kecamatan Sinjai Utara, tidak disukai siswa. Menu disajikan hanya berupa nasi, ayam tanpa bumbu, satu iris mentimun, sambal saset, dan tiga butir buah lengkeng. Unggahan itu kemudian dibagikan ke grup WhatsApp @Infodesadankelurahan dan menjadi perbincangan. Peserta grup menilai menu MBG disajikan terlalu kering dan tidak cocok untuk anak-anak.

“Kering sekali kasian, jangan sampai tersendak anak-anak,” tulis salah satu anggota grup. Kepala SDN 103 Bontompare, Edy Sukri, membenarkan bahwa menu MBG hari itu tidak seperti biasanya. “Memang hari ini menu MBG tidak seperti biasanya, hanya berupa lauk ayam tanpa bumbu dan nasi, tidak ada sayuran sama sekali,” kata Edy kepada Tribun-Timur.com.

Menurutnya, banyak siswa tidak menyukai menu tersebut sehingga makanan banyak tersisa. Edy berharap, menu MBG ke depan bisa lebih disesuaikan dengan selera anak-anak. “Saya berharap penyajian makanan sesuai yang anak-anak suka supaya tidak terjadi pemborosan makanan,” ujarnya.

Respon Kepala SPPG

Kepala Satuan Pelaksana Penyediaan Gizi (SPPG) Balangnipa atau Dapur MBG Kelurahan Balangnipa, Rahmat Hidayat, klarifikasi makan bergizi (MBG) dinilai kurang diminati siswa SDN 103 Bontompare. Menu MBG disajikan kepada peserta didik menuai sorotan publik karena tidak disertai sayuran.

Hidangan hanya berupa nasi putih, ayam tanpa bumbu, satu iris mentimun, sambal kemasan, dan tiga buah lengkeng. Rahmat menegaskan, menu yang didistribusikan telah memenuhi standar gizi sesuai indeks gramasi pemerintah. “Menu yang kami sediakan sudah memenuhi kecukupan gizi, sudah mengandung karbohidrat, protein hewani, serat, dan kalori,” kata Rahmat kepada Tribun-Timur, Minggu (26/10/2025).

Ia menjelaskan terdapat dua kategori indeks gramasi untuk menentukan porsi makanan, yaitu untuk siswa kelas satu hingga tiga, serta kelas empat SD hingga SMA. “Untuk kelas satu sampai kelas tiga itu porsinya delapan ribu rupiah, sedangkan untuk kelas empat SD sampai SMA porsinya sepuluh ribu rupiah,” ujarnya.

Baca Juga  Mahasiswa pascasarjana Alaska memperoleh beasiswa penelitian nasional untuk karya di bidang sains

Rahmat menambahkan, sebelum distribusi makanan dicek dan uji organoleptik ahli gizi. “Jika ada kendala terkait menu, segera koordinasi dengan SPPG karena kami sudah MoU dengan sekolah,” katanya.

unnamed Siswa SD Kecam Menu MBG, Minta Ganti Lauk dengan Daging Sapi dan Ayam Bakar