Platform Digital Harus Miliki Fitur Ramah Anak Tahun 2027, Seberapa Jauh Kemajuannya?
Komitmen Platform Digital dalam Pengembangan Fitur Ramah Anak
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menyatakan bahwa sejumlah platform digital telah menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan fitur yang ramah anak. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah 17/2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik (PSE) dalam Perlindungan Anak atau PP Tunas. Berdasarkan aturan ini, semua penyelenggara sistem elektronik wajib memiliki fitur ramah anak selambatnya Maret 2027.
Direktur Penyidikan Digital Komdigi Irawati Tjipto Priyanti menjelaskan bahwa banyak platform sedang terus mengembangkan fitur tersebut. Ia menyebutkan bahwa pihaknya memberi waktu kepada platform-platform tersebut untuk memenuhi kewajiban ini. Jika tidak mematuhi aturan, akan ada sanksi yang diberlakukan.
Irawati juga menyampaikan bahwa beberapa platform besar telah bertemu dengan Komdigi terkait kewajiban ini. Meskipun ia enggan merinci detailnya, Irawati menyebutkan bahwa platform seperti YouTube sedang dalam proses pengembangan fitur ramah anak.
Fitur Baru dari YouTube untuk Pengguna Anak
Dalam acara yang sama, Global Head of Health YouTube Dr. Garth Graham menyampaikan bahwa YouTube akan segera merilis fitur yang memungkinkan pengguna mengatur batasan waktu dan kontrol atas konten video Shorts. Ini merupakan bagian dari pembaharuan fitur yang disesuaikan bagi penonton anak-anak.
Fitur ini dirancang untuk memberikan intervensi kecil yang penting bagi anak-anak, yaitu soal kontrol dan pengaturan waktu penggunaan. Fitur ini memungkinkan pengguna mengatur batasan harian untuk menonton video Shorts.
Menurut keterangan resmi YouTube, platform ini telah meluncurkan sejumlah fitur yang disesuaikan bagi anak-anak, pra-remaja, hingga remaja. Selain YouTube Kids, YouTube juga menyediakan pengaturan konten lewat ‘Supervised Experience’ untuk anak-anak di bawah 13 tahun. Sedangkan untuk remaja usia 13 sampai 17 tahun, YouTube menyediakan pilihan ‘Voluntary Supervised Experiences for Teens’.
YouTube juga membatasi rekomendasi video berulang untuk konten-konten tertentu, seperti penggambaran remaja yang kejam dan meremehkan orang lain, agresi sosial, saran keuangan yang tidak realistis, hingga konten yang terlalu mengidealkan atau membandingkan fisik dan berat badan. Dengan demikian, platform ini berupaya mengurangi frekuensi munculnya konten seperti ini bagi remaja di seluruh dunia untuk mencegah kebiasaan menonton berulang yang berlebihan.
Inovasi dari Roblox dalam Perlindungan Anak
Selain itu, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengapresiasi inovasi dari platform Roblox yang mulai memasang teknologi kamera pendeteksi usia sebagai upaya perlindungan anak. Ia menyebut inovasi ini sebagai respons positif terhadap regulasi yang sedang diterapkan pemerintah Indonesia.
Sebelumnya, Roblox telah menyampaikan pengembangan fitur ini dalam wawancara khusus bersama Bisakimia.co.id Oktober lalu. VP of Civility and Partnerships Roblox Tami Bhaumik menyebutkan bahwa platform ini telah meluncurkan lebih dari 100 fitur produk keamanan, khususnya untuk anak-anak.
Beberapa fitur keamanan yang disebutkan oleh Tami Bhaumik antara lain fitur facial age estimation untuk mengidentifikasi usia asli pengguna, Trusted Connections yang dapat membatasi interaksi anak-anak dengan orang dewasa tidak dikenal, serta aturan menunjukkan kartu identitas untuk memasuki konten-konten tertentu. Salah satu fitur yang juga disebutkan adalah parental control yang memungkinkan orang tua terhubung dengan akun anak mereka. Orang tua bisa melihat siapa teman anaknya, memblokir, mengatur batas waktu, batas pengeluaran, tingkat kesesuaian konten, dan lain sebagainya.
Kewajiban PSE dalam Perlindungan Anak
Sebelumnya, Komdigi telah mewajibkan setiap PSE baik lingkup publik maupun privat untuk memiliki tata kelola perlindungan anak. Perlindungan ini dikembangkan lewat produk, layanan, dan fitur yang secara khusus dirancang untuk digunakan atau diakses anak-anak.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh platform termasuk iklan, elemen desain, verifikasi usia, mendapatkan persetujuan dari orang tua atau wali anak, hingga fitur untuk orang tua atau wali dapat memantau aktivitas dan pelacakan lokasi anak. Dengan adanya aturan ini, diharapkan dapat menciptakan lingkungan digital yang lebih aman dan ramah bagi anak-anak.
- Platform Digital Harus Miliki Fitur Ramah Anak Tahun 2027, Seberapa Jauh Kemajuannya? - December 6, 2025
- Empat orang sakit karena sepsis setelah wabah keracunan makanan di restoran Stockholm - December 6, 2025
- Surat Edaran Hari Guru Nasional 2025: Aturan Pakaian yang Harus Diketahui - December 6, 2025




Leave a Reply