Orang tua memuji video viral seorang ayah yang mengajarkan putrinya bahwa rasa ingin tahu adalah bentuk kebaikan

Di sebuahreel Instagram yang sedang viral saat iniseorang anak perempuan kecil di taman bermain melihat anak lain di kursi roda dan langsung mulai mengajukan pertanyaan tentang kondisinya. Alih-alih segera menenangkannya atau membawanya pergi, ayahnya jongkok dan menjawab setiap pertanyaan dengan kesabaran dan kejelasan.

Mengapa kursi roda?

Kenapa sepatu lucu?

Apakah tombol-tombol itu di kepala dia?

Meskipun momen itu bisa menimbulkan ketidaknyamanan, ayahnya tidak berkedip. Ia menjelaskan dan menjawab setiap pertanyaan dengan bahasa yang sederhana dan sesuai usia, memberi contoh kepada putrinya bahwa rasa ingin tahu bukanlah sesuatu yang harus ditekan, tetapi sesuatu yang harus diarahkan dengan rasa hormat.

Terkait: Cara terbaik mengajarkan anak-anak tentang keragaman dan inklusi adalah melalui membaca

Mengapa ini menimbulkan respons dari para orang tua

Banyak orang tua mengakui mereka merasa kaget ketika anak-anak mereka bertanya langsung tentang disabilitas di tempat umum. Terlalu sering, anak-anak diberi tahu untuk diam, dialihkan, atau dikatakan “jangan memandang.” Tapi ayah ini melakukan sebaliknya—dia mendekat.

Bagi keluarga yang merawat anak-anak dengan disabilitas, momen ini sangat bermakna. Alih-alih menghindari pembicaraan tersebut, ayah ini menunjukkan bagaimana inklusi bisa terlihat di taman bermain: jawaban yang jujur, rasa hormat yang lembut, dan kebukaan terhadap perbedaan. Dalam beberapa menit, pertanyaannya berubah dari yang praktis (“Mengapa kursi roda?”) menjadi yang benar-benar ramah (“Apa suara konyol yang membuatmu tertawa?”).

Terkait: Kesehatan mental saya sebagai orang tua dari seorang anak dengan disabilitas

Perspektif ahli

Ahli perkembangan anak mengatakan bahwa momen seperti ini penting bukan hanya untuk sopan santun. Mereka merupakan dasar dalam mendidik anak yang penuh empati. Ketika orang tua merespons rasa penasaran alami anak dengan sikap terbuka, mereka mengajarkan anak bahwa perbedaan tidak menakutkan—itu hanyalah bagian dari menjadi manusia.

Penelitian tentang ko-regulasidan pendidikan orang tua yang menyenangkan menunjukkan bahwa ketika orang dewasa memvalidasi pengamatan anak-anak dan memberikan jawaban yang jelas serta penuh kasih, anak-anak lebih mungkin menginternalisasi empati daripada rasa malu. Dengan cara ini, pilihan seorang ayah untuk menjawab pertanyaan cepat putrinya membantu menghilangkan stigma secara langsung. Ini bisa disebut sebagai kemenangan dalam mendidik anak.

Baca Juga  UNN Bergabung dengan Program Beasiswa N1,2m Selama 10 Tahun Opay

Terkait: Apa yang dikatakan untuk menunjukkan empati pada model anak prasekolah dengan mainan

Mengajarkan anak-anak rasa ingin tahu dengan kebaikan

Orang tua bisa merasa kewalahan ketika anak mereka dengan keras bertanya, “Mengapa orang itu berbeda?” Tapi dengan sedikit persiapan, Anda dapat mengarahkan rasa penasaran menuju hubungan.

Berikut beberapa tips yang disarankan oleh para ahli:

  • Model bahasa yang sopan.Jika anakmu bertanya, “Apa yang salah dengannya?” kamu bisa merangkai ulang: “Kau maksudnya, mengapa dia menggunakan kursi roda?”
  • Perhatikan petunjuk.Beberapa orang senang menjawab pertanyaan, yang lain mungkin tidak. Ajarkan anak-anak untuk memperhatikan bahasa tubuh dan mengikuti arahmu.
  • Alihkan fokusnya.Ajak anak-anak untuk bertanya hal-hal yang melampaui perbedaan, seperti “Apa permainan yang kamu suka?” atau “Kamu juga suka ayunan, ya?”

Terkait: 5 Hal yang Ingin Ayah Ini Sampaikan tentang Menjadi Orang Tua dengan Disabilitas

Gambaran besar: dari toleransi ke rasa memiliki

Bagian yang benar-benar menghangatkan hati dari cerita Instagram tidak berhenti pada pertanyaan penasaran seorang anak. Setelah ayahnya menjelaskan dengan sabar cukup untuk memuaskan rasa penasaran anaknya, putrinya hanya ingin bermain dengan teman barunya di taman bermain.

Itu kemenangan yang sebenarnya: Melampaui pengajaran kepada anak-anak untuk “menerima” perbedaan, dan menggantinya dengan membantu mereka melihat perbedaan sebagai undangan untuk terhubung.

Karena rasa memiliki sering dimulai dengan sesuatu yang sederhana seperti percakapan dan undangan untuk bergabung.

Terkait: Alasan yang indah mengapa sekolah Denmark mengajarkan empati kepada anak-anak

unnamed Orang tua memuji video viral seorang ayah yang mengajarkan putrinya bahwa rasa ingin tahu adalah bentuk kebaikan