Mahasiswa UGM Ciptakan Dapur Pintar Berbasis AI untuk MBG
Solusi Inovatif untuk Program Makan Bergizi Gratis
Tim Program Kreativitas Mahasiswa – Video Gagasan Konstruktif (PKM-VGK) dari Universitas Gadjah Mada (UGM) telah merancang sistem dapur pintar berbasis Artificial Intelligence (AI) yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas program Makan Bergizi Gratis (MBG). Proyek ini dilakukan dalam rangka mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi MBG selama pelaksanaannya.
Meski telah berjalan selama sekitar 10 bulan, MBG masih menghadapi beberapa masalah, seperti menu yang kurang sesuai dengan selera anak-anak, kualitas makanan yang tidak konsisten, dan peningkatan jumlah limbah makanan. Data survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukkan bahwa prevalensi stunting pada tahun 2024 masih mencapai 19,8 persen. Hal ini menunjukkan bahwa program ini masih perlu diperbaiki agar dapat lebih efektif dalam mengatasi masalah malnutrisi dan stunting pada anak usia sekolah.
Dapur Pintar Berbasis AI
Dalam upaya memperbaiki pelaksanaan MBG, tim PKM-VGK UGM yang dipimpin oleh Muhammad Afnand Kabhila bersama anggota Fauzi Septriantoro, Muhammad Rizky Khoirul Amar, Safira Mahardika Rahayu, dan Muhammad Firdaus Ar Riza, merancang sebuah sistem yang disebut Sustainable Integrated Kitchen System (SIKE).
SIKE merupakan sistem dapur pintar yang didukung oleh teknologi AI. Sistem ini dirancang untuk mengoptimalkan pelaksanaan MBG serta mengolah limbah makanan menjadi energi terbarukan. Menurut Afnand, SIKE bekerja melalui dua level prioritas utama:
-
Optimalisasi menu dan rantai pasok:
AI digunakan untuk mengelola stok bahan baku secara real time dan menganalisis kebutuhan gizi siswa berdasarkan preferensi dan ketersediaan pangan lokal. Hal ini akan membantu memastikan bahwa setiap anak mendapatkan nutrisi yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. -
Manajemen limbah melalui ekonomi sirkular:
Sisa makanan dipantau menggunakan sensor berat (load-cell), dan data tersebut diolah oleh AI sebagai umpan balik untuk evaluasi menu. Dengan demikian, limbah makanan tidak hanya dikelola secara efisien, tetapi juga bisa menjadi bahan baku untuk pengolahan lebih lanjut.
Limbah Makanan Diubah Menjadi Energi Biogas
Menurut Afnand, puncak dari sistem SIKE adalah pengolahan limbah sisa makanan menjadi energi biogas. Energi ini kemudian digunakan kembali untuk proses pengolahan di dapur MBG.
“Ini adalah siklus tertutup yang sesungguhnya,” jelas Afnand.
Sistem ini dibimbing oleh dosen Ni Nyoman Nepi Marleni, S.T., M.Sc., Ph.D. Tim PKM-VGK UGM berhasil lolos ke PIMNAS ke-38 berkat inovasi mereka.
Afnand berharap SIKE dapat menjadi solusi end-to-end untuk menjawab berbagai masalah dalam MBG.
“SIKE kami rancang sebagai solusi end to end untuk memutus paradoks ini, memastikan gizi tersampaikan dengan baik dan tidak ada yang terbuang sia-sia,” ujar Afnand.
Penyebaran Gagasan dan Dukungan Masyarakat
Video gagasan konstruktif SIKE telah dirilis di kanal YouTube, Instagram, dan TikTok resmi tim. Hingga saat ini, video tersebut telah ditonton lebih dari 146.000 kali di Instagram.
Tim juga berharap gagasan ini dapat dikembangkan dan menjadi cetak biru pelaksanaan MBG yang lebih efektif dan berkelanjutan. Dengan adanya SIKE, diharapkan program Makan Bergizi Gratis dapat berjalan lebih optimal dan memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat.
- Mahasiswa UGM Ciptakan Dapur Pintar Berbasis AI untuk MBG - December 4, 2025
- ‘Semangat ‘The Runners’ masih hidup dan sehat’: Presiden CSUB Harper membahas departemen atletik - December 4, 2025
- Ratusan Atlet Muda Hebohkan Festival SenengMinton di Semarang - December 4, 2025




Leave a Reply