Tak Terduga, Ibu 62 Tahun Menyelesaikan TTS Tanpa Kacamata

Pengalaman Menarik Saat Berada di Bus Trans Jatim

Pada hari Rabu, 19 November 2025, saya melakukan perjalanan ke Kota Gresik untuk bertemu dengan sahabatku. Tujuan utamanya adalah silaturahmi dan memperkenalkan buku baru yang saya terbitkan. Perjalanan saya menggunakan bus Trans Jatim dengan rute Sidoarjo – Terminal Bunder Gresik via Terminal Purabaya Surabaya. Tiba di Terminal Bunder Gresik sekitar pukul 11.00, saya langsung menuju kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Gresik tempat sahabatku bekerja. Kantor tersebut berada dalam satu kawasan dengan terminal, sehingga saya hanya perlu berjalan kaki untuk sampai di lokasi.

Setelah berbincang-bincang dengan sahabatku, saya kembali pulang ke Sidoarjo dengan naik bus Trans Jatim. Transportasi umum ini sangat terjangkau karena harga tiketnya hanya Rp 5.000,- per orang. Saat pintu bus dibuka, saya berada di antrian depan, sehingga mudah masuk dan mendapatkan kursi kosong. Sementara penumpang di belakang harus berdiri karena kapasitas bus sudah penuh.

Rute Sidoarjo – Gresik merupakan salah satu rute yang paling favorit. Penumpang selalu penuh, bahkan saat bus tiba di Terminal Purabaya Surabaya, sebagian penumpang turun dan ada yang naik tujuan Sidoarjo. Saya duduk di kursi tengah dekat pintu masuk/keluar. Seorang wanita muda di sebelah kiriku turun, lalu seorang ibu tua duduk di sampingku.

Beberapa menit setelah bus berjalan, saya kaget melihat ibu itu membaca dan mengisi TTS tanpa menggunakan kacamata. Saya merasa tidak percaya, karena ia tampak sangat fokus menulis kata-kata di kotak TTS. Akhirnya, saya memberanikan diri untuk bertanya, “Ibu sedang mengisi TTS?” Ia menjawab singkat, “Ya.” Saya semakin penasaran dan bertanya lagi, “Ibu membaca dan menulis tanpa kacamata, umur berapa?” Ia menjawab, “62 tahun.” Saya hampir tidak percaya, karena biasanya saya sendiri pasti memakai kacamata jika ingin membaca buku.

Baca Juga  Tingkatkan Kolaborasi Pendidikan-Industri dengan Pusat Riset Bersama

Saya bertanya lagi, “Kenapa ibu mengisi TTS seperti serius, padahal jarang saya temui orang seumuran ibu seperti ini?” Jawabannya santai, “Saya isi TTS atas saran dokter agar tidak pikun.” Saya hampir tersenyum, tapi saya menahan diri. Lalu saya berkata, “Boleh ya bu, saya buatkan artikel di Medsos?” Ia menjawab, “Boleh,” meskipun saya tidak menyebutkan bahwa artikel ini akan dikirim ke Bisakimia.

Budaya Membaca yang Masih Rendah di Indonesia

Ketertarikan ibu itu pada TTS di usia 62 tahun tidak jauh berbeda dengan saya yang lebih tua satu tahun. Pemandangan ini membuat saya merenung tentang kebiasaan membaca di Indonesia. Kebiasaan membaca tidak mengenal batasan usia, dan bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja.

Menurut data dari UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah, hanya 0,001 persen. Artinya, dari 1.000 orang, hanya satu orang yang rajin membaca. Hal ini menjadi tantangan besar bagi bangsa dalam membangun budaya membaca.

Pemerintah berupaya menjawab tantangan ini dengan berbagai kebijakan pendidikan. Salah satunya adalah menerapkan pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) dan menumbuhkan tujuh kebiasaan baik untuk anak-anak Indonesia, termasuk gemar membaca dan menulis. Salah satu kebijakan yang diterapkan adalah memberikan PR kepada siswa, bukan hanya menjawab soal atau menulis esai, tetapi membaca buku dan membuat resensi.

Dengan membiasakan anak-anak untuk membaca buku sampai selesai, kemampuan berpikir kritis akan tumbuh. Menulis bukan hanya latihan akademik, tetapi juga ruang ekspresi dan penguatan karakter.

Perjalanan saya di bus Trans Jatim menjadi pengalaman yang sangat berharga. Saya belajar bahwa membaca tidak hanya untuk anak-anak, tetapi juga untuk semua kalangan, termasuk orang tua. Di fasilitas publik pun, membaca bisa dilakukan tanpa hambatan.

Baca Juga  PCNU Ngawi Gelar Pelatihan Kader di Kendal, Lahirkan 89 Penggerak Baru

Sidoarjo, 20 November 2025

Oleh: Eko Setyo Budi

unnamed Tak Terduga, Ibu 62 Tahun Menyelesaikan TTS Tanpa Kacamata