Jawab Tantangan Digital, UKWK Malang Hadirkan Metode “PAIKEM GEMBROT”

Inovasi Pendidikan di Era Digital

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Katolik Widya Karya (UKWK) Malang menghadirkan inovasi baru dalam dunia pendidikan dengan menyelenggarakan seminar bertajuk “Implementasi Deep Learning Berbasis Edutainment bagi Sekolah Kristiani di Era Digital”. Acara ini berlangsung pada Kamis, 20 November 2025, dan dihadiri oleh guru-guru sekolah Katolik dan Kristen se-Malang Raya. Seminar ini menawarkan pendekatan segar untuk menghadapi dominasi teknologi dalam pembelajaran.

Dr. Ardi Wina Saputra, fasilitator dari Universitas Katolik Widya Mandala Surabya, memulai sesi dengan cara yang provokatif. Ia mengelompokkan peserta dalam tiga kategori: gembira, sadar, dan bermakna. Pola kerja kelompok ini dirancang agar proses belajar menjadi spontan dan memberikan makna dalam proses, bukan hanya karena bertanya melalui Chat GPT.

Menurutnya, pendekatan pembelajaran harus berubah drastis menyikapi generasi digital. “Anak-anak sekarang sudah pandai mengakses informasi. Masalahnya, apakah mereka menggunakan kemudahan itu untuk hal positif atau tidak? Google Maps sudah menggantikan peta buta, tapi bagaimana dengan nilai-nilai kemanusiaannya?” tanyanya.

Dr. Agustinus Indradi, pakar Edutainment UKWK Malang, memperkenalkan konsep revolusioner “PAIKEM GEMBROT” (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan, Gembira, dan Berorientasi Tujuan). Menurutnya, guru adalah pemain teater di atas panggung. Mereka harus menguasai teknik muncul, menghilang, dan bermain.

Agustinus menekankan peran guru Kristiani sebagai penyalur berkat. “Mulut guru harus menjadi saluran berkat, bukan untuk mengutuk atau menghakimi siswa. Ini esensi nilai kemanusiaan dalam ajaran Katolik,” ujarnya.

Ia juga memaparkan formula IM3 (Ice Breaking, Materi, Metode, Media) sebagai kunci sukses pembelajaran. “Tanpa metode yang baik, suasana pembelajaran kering dan membosankan. Murid harus merindukan pertemuan dengan gurunya karena selalu mendapat sesuatu yang baru,” katanya.

Baca Juga  9 Jurusan S1 Kurang Peminat di Unair dan Peluang Kerjanya, Panduan Ikut SNPMB 2026

Dekan FEB UKWK Malang, Dr. Lis Lestari S, menegaskan bahwa seminar ini merupakan respons atas tantangan pendidikan di era digital. “Kami ingin membantu guru-guru Kristiani memfasilitasi siswa menjadi pribadi yang kreatif dan reflektif, bukan sekadar pintar secara akademis,” jelasnya.

Sementara itu, Suster Teresia Wruin, ALMA, Kepala Sekolah SDK Bhakti Luhur Malang, mengaku terinspirasi dengan metode baru ini. “Banyak hal revolusioner yang bisa langsung diterapkan. Kami bersyukur menjadi bagian dari acara transformatif ini,” katanya.

Seminar ini tidak hanya berhasil menciptakan ruang diskusi yang hidup dan menggembirakan, tetapi juga membekali guru dengan alat konkret guna menghadapi tantangan pendidikan modern dan tetap mempertahankan nilai-nilai Kristiani yang humanis.

Pendekatan Pembelajaran yang Inovatif

Pendekatan pembelajaran yang diusung dalam seminar ini sangat berbeda dari metode tradisional. Dengan fokus pada edutainment, guru-guru diajak untuk menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan efektif. Konsep PAIKEM GEMBROT menjadi pedoman utama dalam proses pembelajaran, yang mencakup beberapa aspek penting seperti aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, gembira, dan berorientasi tujuan.

Salah satu elemen kunci dalam konsep ini adalah Ice Breaking. Hal ini bertujuan untuk membangun hubungan antara guru dan siswa, serta menciptakan suasana yang nyaman dalam kelas. Selanjutnya, materi yang disampaikan harus relevan dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Metode pengajaran juga harus variatif dan menarik agar siswa tetap tertarik.

Media yang digunakan dalam pembelajaran juga berperan penting. Dengan memanfaatkan teknologi dan media interaktif, guru dapat meningkatkan partisipasi siswa dan memperkaya pengalaman belajar. Semua elemen ini bekerja sama untuk menciptakan pembelajaran yang lebih efektif dan bermakna.

Peran Guru dalam Pendidikan Modern

Guru memiliki peran sentral dalam proses pendidikan. Dalam era digital, mereka tidak hanya bertugas memberikan ilmu, tetapi juga menjadi teladan dan pemandu bagi siswa. Dengan memadukan teknologi dan nilai-nilai kemanusiaan, guru dapat membentuk siswa yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki kepribadian yang kuat dan beretika.

Baca Juga  Selain STEM, Siswa Perlu Kuasai Keterampilan AI untuk Kompetitif di Dunia Kerja

Dalam konteks pendidikan Katolik, guru juga diharapkan menjadi penyalur berkat. Mereka harus mampu memberikan dukungan spiritual dan moral kepada siswa, serta membimbing mereka dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pendidikan tidak hanya berfokus pada peningkatan keterampilan akademis, tetapi juga pada pengembangan karakter yang utuh.

Tantangan dan Solusi dalam Pendidikan

Di tengah tantangan pendidikan modern, guru dituntut untuk terus belajar dan beradaptasi. Dengan menghadapi perkembangan teknologi yang pesat, mereka harus mampu mengintegrasikan alat-alat digital ke dalam proses pembelajaran. Namun, meskipun teknologi menjadi bagian penting, nilai-nilai kemanusiaan tetap harus dipertahankan.

Seminar ini menjadi wadah untuk berbagi ide dan strategi baru dalam menghadapi tantangan tersebut. Dengan kolaborasi antara institusi pendidikan dan para ahli, diharapkan dapat lahir solusi-solusi inovatif yang dapat diterapkan secara luas. Dengan begitu, pendidikan di era digital dapat tetap menjaga kualitas dan nilai-nilai luhur yang menjadi dasar pendidikan Katolik.


unnamed Jawab Tantangan Digital, UKWK Malang Hadirkan Metode "PAIKEM GEMBROT"