Sekolah Rakyat di Pamekasan Tak Laku, Dua SRMP Mundur Usai Peresmian
Sekolah Rakyat di Pamekasan Tidak Terlalu Diminati
Di Pamekasan, terdapat sebuah sekolah yang dikenal sebagai Sekolah Rakyat. Namun, tampaknya sekolah ini tidak terlalu diminati oleh masyarakat. Hal ini terlihat dari adanya sejumlah siswa yang memilih untuk keluar dari sekolah tersebut.
Beberapa siswa mengundurkan diri setelah sekolah rakyat diresmikan. Dalam laporan yang diterima, terdapat dua siswa dari Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 29 Pamekasan, Jawa Timur yang secara mendadak memutuskan untuk keluar. Kejadian ini terjadi setelah peresmian sekolah yang dilakukan oleh Bupati Pamekasan Kholilurrahman pada Senin (13/10/2025).
Koordinator Pendamping Keluarga Harapan (PKH) Kabupaten Pamekasan, Lukman Hakim, membenarkan kejadian ini. Ia menyatakan bahwa ada dua orang siswa yang mundur dari SRMP 29. “Iya benar ada yang mundur 2 orang dari Batumarmar,” ujarnya. Namun, ia tidak mengetahui secara pasti alasan mengapa kedua siswa tersebut memilih untuk keluar.
Menurut informasi yang didapatkan, keputusan dua siswa untuk mundur terjadi setelah SRMP 29 diresmikan. Saat itu, Aisyah Minarni Mukti telah ditunjuk dan ditetapkan menjadi Kepala SRMP 29 Pamekasan. Lukman Hakim menjelaskan bahwa sebelum peresmian, semua siswa sekolah rakyat memang berasal dari daerah-daerah yang dikelola oleh pendamping PKH.
Setelah dua siswa mundur, pihak sekolah langsung mencari pengganti mereka. Hal ini dilakukan agar jumlah siswa tetap terpenuhi, yaitu 25 siswa per kelas. “Sudah kita carikan gantinya. Jadi saat ini siswa tetap 50 orang disana,” tambah Lukman.
Alasan Siswa Mengundurkan Diri
Dari pihak kepala sekolah, Aisyah Minarni Mukti, memberikan penjelasan mengenai alasan siswa mengundurkan diri. Menurutnya, ada beberapa alasan yang membuat dua siswa tersebut memilih untuk keluar. Pertama, salah satu siswa memutuskan untuk masuk ke pondok pesantren karena jaraknya lebih dekat dengan rumah. Kedua, salah satu siswa lainnya sakit-sakitan, sehingga orang tua merasa khawatir jika anaknya berjauhan dari rumah.
Aisyah juga menjelaskan bahwa saat ia ditunjuk sebagai kepala sekolah, pihaknya tidak membuka pendaftaran untuk siswa baru. “Kalau mau tanya ini langsung ke korkab atau korwil. Saya tidak buka pendaftaran siswa. Semua dari data BPS melalui kerja dinsos bersama pendamping PKH,” ujarnya.
Pihak sekolah berharap dengan adanya pengganti, jumlah siswa dapat tetap terjaga. Hal ini penting agar proses belajar mengajar tetap berjalan lancar dan sesuai dengan jumlah rombongan belajar yang sudah ditentukan.
Peran Pendamping PKH dalam Sekolah Rakyat
Pendamping PKH memiliki peran penting dalam mengelola siswa di Sekolah Rakyat. Mereka bertugas untuk mencari dan mengumpulkan data siswa yang layak masuk ke sekolah tersebut. Proses ini dilakukan dengan bekerja sama dengan dinas sosial dan lembaga lainnya.
Sejak awal, pendamping PKH telah aktif dalam menemukan siswa-siswa potensial yang berasal dari daerah pedesaan. Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan sekolah rakyat dapat memberikan akses pendidikan yang lebih baik bagi masyarakat yang kurang mampu.
Namun, dengan adanya kasus siswa yang mundur, pihak sekolah dan pendamping PKH harus terus berupaya agar tidak ada lagi siswa yang meninggalkan sekolah tersebut. Dengan begitu, visi dan misi Sekolah Rakyat dapat tercapai secara maksimal.
- USC Brain Health Network Launches New Clinic in Orangeburg - November 13, 2025
- Pemantauan Radioaktif di Cikande oleh TNI AD - November 13, 2025
- Sekolah Rakyat di Pamekasan Tak Laku, Dua SRMP Mundur Usai Peresmian - November 13, 2025



Leave a Reply