Jajak Pendapat Kumparan: 74,54% Pembaca Tidak Setuju Kurikulum MBG

Sebanyak 74,54 persen atau 1.060 pembaca Bisakimiatak setuju dengan usulan adanya kurikulum khusus makan bergizi gratis (MBG). Angka ini merupakan hasil polling yang dilakukan oleh Bisakimi pada periode 1 hingga 8 Oktober 2025. Total sebanyak 1.422 pembaca yang menjawab polling tersebut. Sementara itu, sebanyak 25,46 persen atau 362 pembaca menyatakan setuju terhadap usulan tersebut.
Beberapa waktu terakhir, kasus keracunan massal yang terjadi pada program makan bergizi gratis (MBG) di berbagai daerah menjadi perhatian serius. Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, memaparkan data mengenai jumlah kasus keracunan MBG sejak program ini dimulai pada Januari lalu. Hingga Juli, tercatat sebanyak 24 kasus, sedangkan dari Agustus hingga September, jumlahnya meningkat menjadi 51 kasus. Dengan demikian, terjadi peningkatan dua kali lipat dalam satu bulan.
Dadan menyampaikan hal ini saat rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, pada Rabu (1/10).

Menanggapi adanya kasus keracunan massal MBG, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengusulkan agar mata pelajaran gizi dan keamanan pangan menjadi wajib dalam kurikulum sekolah. Tujuan dari usulan ini adalah agar anak-anak dapat mengenali ketika kualitas makan bergizi gratis (MBG) yang dibagikan tidak layak dikonsumsi.
“Kita sudah sejak dulu, saat masalah stunting muncul, membuat Kurikulum Merdeka bersama Pak Nadiem (Makarim). Beberapa kurikulum kesehatan juga dibuat bersama-sama dengan Mendikdasmen dulu, dan kita masukkan ke dalam kurikulum Merdeka Belajar. Sehingga, anak-anak kita dididik mengenai gizi dan keamanan makanan,” ujarnya saat rapat bersama Komisi IX DPR RI, Rabu (1/10).

“Nah saya sudah berbicara dengan Menteri Dikdasmen bahwa materi mengenai keamanan pangan dan gizi bisa dimasukkan bukan hanya sebagai pilihan, tapi sebagai mata pelajaran wajib,” tambahnya.
Menurut Budi, dengan adanya pendidikan tentang gizi dan keamanan pangan di sekolah, fungsi pengawasan terhadap kasus keracunan MBG akan menjadi lebih baik.
“Supaya nanti anak-anak juga tahu. Tidak perlu diajarkan guru. ‘Pak, ini sudah tidak sehat, jadi saya tidak makan’ dan melaporkannya. Sehingga fungsi kontrolnya lebih baik lagi,” ujar Budi.
Penulis: Muhammad Falah Nafis
- Kettering Health Cuts Obstetric Services at Major Hospital - November 13, 2025
- NASA Buka Rahasia Bola Api Cirebon, Proses Meteor Terbakar di Atmosfer - November 13, 2025
- Jajak Pendapat Kumparan: 74,54% Pembaca Tidak Setuju Kurikulum MBG - November 13, 2025



Leave a Reply