Kronologi 14 Anak Meninggal Usai Minum Obat Batuk di India
Penyelidikan Terkait Obat Batuk Sirup Beracun di India
Polisi India sedang melakukan penyelidikan terkait temuan obat batuk sirup yang mengandung bahan kimia beracun. Insiden ini terjadi setelah 14 anak meninggal diduga akibat mengonsumsi obat tersebut. Korbannya kebanyakan adalah anak-anak di bawah lima tahun. Mereka meninggal karena gagal ginjal dalam sebulan terakhir setelah mengonsumsi obat batuk bernama Sirup Coldrif.
Sebanyak 19 jenis obat sirup telah diambil sampelnya di negara bagian Madhya Pradesh untuk dites di laboratorium. Hasil pengujian menunjukkan bahwa 46,28 persen dari sampel mengandung dietilen glikol, jauh melebihi ambang batas yang diizinkan sebesar 0,1 persen. Wakil Kepala Menteri Madhya Pradesh, Rajendra Shukla, menyatakan bahwa dokter yang menulis resep obat tersebut telah ditangkap.
Toksin dietilen glikol atau etilen glikol juga ditemukan dalam sirup obat batuk buatan India yang telah menewaskan sedikitnya 141 anak di Gambia, Uzbekistan, dan Kamerun sejak tahun 2022, serta 12 anak lainnya di India pada tahun 2019. Hal ini merusak citra India sebagai negara produsen obat terbesar ketiga di dunia.
Polisi mendaftarkan kasus pidana pada 5 Oktober terhadap dokter dan produsen, Sresan Pharma, yang berlokasi di negara bagian selatan Tamil Nadu. Laporan polisi menyebutkan bahwa sebagian besar anak menunjukkan gejala awal pilek, flu, atau demam, dan sebagian besar berusia di bawah lima tahun. Mereka diberi sirup Coldrif, yang kemudian menyebabkan retensi urin dan gangguan ginjal akut.
Dietilen glikol digunakan dalam berbagai produk, mulai dari antibeku hingga kosmetik dan pelumas. Dampaknya bisa menyebabkan muntah dan sakit perut hingga cedera ginjal akut sehingga berujung kematian. Perusahaan tersebut menghadapi tuduhan pembunuhan berencana, pemalsuan obat-obatan, serta pembuatan, penjualan, atau penyaluran kosmetik yang melanggar Undang-Undang Obat-obatan dan Kosmetika.
Sresan Pharma, perusahaan pembuat obat sirup itu, tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters. Jika terbukti bersalah, perusahaan dan pejabatnya dapat menghadapi denda dan hukuman penjara hingga seumur hidup.
Menurut dokumen yang dilihat Reuters, batch sirup obat batuk yang terkontaminasi hanya didistribusikan di dalam wilayah India. Sehingga berada di luar cakupan aturan tahun 2023 untuk pengujian ekspor guna memastikan bahan kimia yang dipermasalahkan tersebut berada dalam batas yang ditentukan. Negara bagian lain yang berbatasan dengan Madhya Pradesh, seperti Uttar Pradesh utara dan Rajasthan di barat, juga telah melarang sirup tersebut.
Kementerian Kesehatan India telah menyerukan “penggunaan obat batuk yang rasional” untuk anak-anak. Merekomendasikan resep obat yang tepat dan menjelaskan bahwa sebagian besar penyakit yang menyebabkan batuk dapat sembuh tanpa menggunakan obat.
Industri farmasi India termasuk besar di tingkat global, hanya kalah besar dari AS dan Tiongkok, bernilai US$50 miliar (S$64 miliar). Lebih dari separuh nilainya berasal dari ekspor, menurut data pemerintah, dengan biaya manufaktur di India hingga 35 persen lebih rendah daripada AS dan Eropa. India memasok 40 persen obat generik yang digunakan di Amerika Serikat, 25 persen dari semua obat yang digunakan di Inggris, dan lebih dari 90 persen dari semua obat di banyak negara Afrika.
Sejak 2023 dan menyusul banyaknya kematian di luar negeri, India mewajibkan sirup untuk diuji di laboratorium yang disetujui pemerintah sebelum diekspor, meskipun aturan yang sama tidak berlaku untuk produk yang dijual secara lokal. Sirup obat batuk dan pilek umumnya dibuat dengan pelarut propilen glikol, yang umumnya dijual dalam dua kelas farmasi dan industri.
Kelas industri banyak digunakan dalam deterjen cair, antibeku, cat, atau pelapis, dan selalu lebih murah daripada versi farmasi. Hal ini sebagian disebabkan oleh fakta bahwa produk tersebut tidak ditujukan untuk konsumsi manusia dan mungkin mengandung lebih banyak racun. Reuters melaporkan bagaimana di masa lalu, propilen glikol industri mungkin telah digunakan untuk membuat sirup obat batuk.
“Obat batuk terbukti memiliki manfaat minimal pada anak-anak tetapi memiliki risiko yang signifikan,” kata Kementerian Kesehatan India dalam sebuah pernyataan.
- Guru SD Viral Nur Aini yang Berjalan 75 Km Setiap Hari Diungkap Pemkab Pasuruan - November 30, 2025
- ‘Mengenai cukup keras di musim dingin’: Methodist Health mengadakan klinik vaksin flu dengan sistem drive-thru - November 30, 2025
- Will November 2025 SNAP Payments Go Through? Here’s the Update - November 30, 2025




Leave a Reply