Bagaimana Nasib Jembatan Kaca Bromo? Ini Jawaban TNBTS

Pengoperasian Jembatan Kaca di Kawasan Wisata Gunung Bromo Masih Menunggu Izin

Pengoperasian Jembatan Kaca di kawasan wisata Gunung Bromo masih dalam proses pengajuan izin. Hal ini disampaikan oleh Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yang menegaskan bahwa pihak yang akan mengoperasikan jembatan tersebut harus memiliki kemampuan khusus terkait keselamatan dan pemeliharaan bangunan.

Kepala Balai Besar TNBTS, Rudijanta Tjahja Nugraha, menjelaskan bahwa operator Jembatan Kaca bisa berasal dari kalangan swasta atau badan usaha milik daerah (BUMD). Prinsipnya, entitas bisnis tersebut harus memenuhi aturan pemanfaatan wisata yang berlaku.

“Masih harus diproses perizinannya. Operator bisa swasta atau BUMD, prinsipnya entitas bisnis. Karena ini ketentuan aturan pemanfaatan wisatanya seperti itu,” ujarnya.

Berdasarkan informasi dari Balai Besar TNBTS, dokumen kepemilikan Jembatan Kaca telah diterima oleh Kementerian Kehutanan (Kemenhut) dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU), melalui Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDEA), di Jakarta, Selasa (7/10).

Serah terima dokumen ini diharapkan dapat memperkuat sinergi dalam upaya mendukung pengelolaan kawasan konservasi yang berkelanjutan serta meningkatkan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar. Kolaborasi ini juga menjadi bentuk nyata komitmen pemerintah dalam menghadirkan infrastruktur yang tidak hanya fungsional tetapi juga estetis serta memberikan nilai tambah bagi pelestarian alam dan kesejahteraan masyarakat.

Selain itu, pengurusan izin sebagai operator Jembatan Kaca juga dimungkinkan untuk menyesuaikan dengan regulasi dari pemerintah daerah (pemda) yang mengampu wilayah tersebut.

“Kalau pengelolaan menjadi satu berarti mengikuti aturan pemda, wilayahnya di Probolinggo,” ujar Rudijanta.

Ditanya apakah sudah ada pihak yang mengajukan permohonan perizinan sebagai operator Jembatan Kaca, Rudi menyebut bahwa pihaknya belum menerima laporan terkait hal itu.

Baca Juga  air nabeez

“Kalau ada, juga secara aturan langsung ke pusat,” ujarnya.

Meski belum beroperasi atau buka untuk umum, proses perawatan pada seluruh komponen Jembatan Kaca tetap berjalan dengan optimal. “Masih ada bantuan pengawasan dari PU,” kata Rudi.

Jembatan Kaca memiliki panjang bentang 120 meter dengan lebar 1,8 meter. Jembatan ini menghubungkan antara Seruni Point dengan shuttle area pemandangan Gunung Bromo, Gunung Bathok, dan Gunung Semeru. Tinggi jembatan berkisar antara 80 hingga 100 meter.

unnamed Bagaimana Nasib Jembatan Kaca Bromo? Ini Jawaban TNBTS

Leave a Reply