21 Kafilah Perwakili Jateng di Seleksi STQH Nasional ke-28
STQH Nasional ke-28: Momentum Peningkatan SDM Jawa Tengah
Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadis (STQH) Nasional ke-28 tahun 2025 yang diselenggarakan di Kendari, Sulawesi Tenggara, menjadi momen penting bagi Jawa Tengah untuk menunjukkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang berpegang teguh pada nilai-nilai Al-Qur’an. Gelaran ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga kesempatan untuk meningkatkan kapasitas SDM dalam hal pengetahuan Al-Qur’an dan Hadits.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Jawa Tengah, Iwanuddin Iskandar, menyampaikan bahwa STQH adalah ajang penting dalam peningkatan SDM. “Bagi Jawa Tengah, gelaran ini adalah ajang untuk peningkatan sumber daya manusia,” ujarnya saat menghadiri pembukaan STQH ke-28 di Alun-alun Tugu MTQ, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu, 11 Oktober 2025 malam.
Iwanuddin menegaskan bahwa STQH juga menjadi ajang untuk menempa dan mengasah SDM terkait dengan pengetahuan Al-Qur’an dan Hadits. Selain itu, setiap peserta membawa kebanggaan besar bagi daerahnya. Oleh karena itu, ia memberikan semangat kepada 21 kafilah yang bertanding untuk membawa hasil terbaik.
“Berbanggalah atas amanah ini, untuk diri kalian, orang tua kalian, dan Jawa Tengah tercinta. Bawalah semangat itu untuk Indonesia, bahkan dunia internasional,” kata dia.
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, menuturkan bahwa dalam ajang STQH, tidak hanya kemampuan membaca dan menghafal Al-Qur’an yang diuji, tetapi juga hafalan 100 dan 500 hadist. Hubungan antara Al-Qur’an dan Hadits, jelasnya, tidak terpisahkan. Al-Qur’an menjadi sumber utama ajaran Islam, sementara Hadits merupakan penjelas, perinci, dan pelengkap Al-Qur’an.

Sementara itu, Menteri Agama H. Nazaruddin Umar menegaskan bahwa STQH tidak hanya menjadi ajang perlombaan, tetapi juga sarana pembinaan nilai dan karakter bangsa di tengah arus disrupsi yang semakin kompleks. “Di tengah era yang penuh distraksi dan disrupsi, kehadiran para penghafal Al-Qur’an dan Hadis menjadi oase spiritual. Mereka adalah penjaga nilai dan tiang peradaban,” ujarnya.
Menurutnya, bangsa Indonesia membutuhkan insan-insan Qur’ani di setiap lini kehidupan. Mulai dari sekolah, tempat kerja, hingga ruang pengambilan kebijakan dan ekosistem digital. “STQH ini juga menjadi bagian dari pembangunan kualitas SDM, sebagaimana tertuang dalam astacita presiden RI, khususnya cita keempat, yaitu memperkuat pembangunan manusia, yang berkualitas dan berdaya saing, serta cita kedelapan, yaitu memperkuat toleransi antar umat beragama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” jelasnya.
Pihaknya berharap, melalui penyelenggaraan kompetisi seperti STQH, Al-Qur’an dan Hadits tidak hanya hidup di ruang ibadah, tetapi menjadi sumber nilai dalam membangun masyarakat yang merangkul keberagaman, menjunjung persaudaraan, dan menjamin keadilan bagi semua lapisan.
- Baik Pudding Chia Maupun Oatmeal Malam Hari Sehat—Tapi Ini Sarapan yang Paling Direkomendasikan Dokter - November 8, 2025
- 21 Kafilah Perwakili Jateng di Seleksi STQH Nasional ke-28 - November 8, 2025
- WHO Sebut 5,6 Miliar Orang Berisiko Tertular Dengue dan Arbovirus Lainnya - November 8, 2025



Leave a Reply