Raja Ampat Jadi Cagar Biosfer UNESCO, Ini Penjelasannya
Raja Ampat Ditetapkan sebagai Cagar Biosfer UNESCO
Raja Ampat baru-baru ini diakui sebagai cagar biosfer oleh UNESCO. Pengakuan ini memberikan status ganda kepada kawasan wisata seluas 135.000 kilometer persegi tersebut, setelah sebelumnya pada tahun 2023 Raja Ampat juga dianugerahi gelar Geopark Global UNESCO.
Pengakuan ini menunjukkan bahwa Raja Ampat memiliki ekosistem laut yang paling beragam secara global. Hal ini menjadikannya sebagai salah satu tempat wisata terpopuler yang memiliki nilai lingkungan dan budaya yang sangat penting.
Apa Itu Cagar Biosfer UNESCO?
Berdasarkan penjelasan dari National Geographic Indonesia, cagar biosfer yang diberikan kepada Raja Ampat dapat diartikan sebagai tempat pembelajaran untuk pembangunan berkelanjutan. Artinya, Raja Ampat kini menjadi kawasan yang berfungsi sebagai laboratorium alami untuk menguji pendekatan interdisipliner dalam memahami dan mengelola perubahan serta interaksi antara sistem sosial dan ekologi.
Cagar biosfer UNESCO memiliki tiga fungsi utama yang saling melengkapi, yaitu:
- Konservasi keanekaragaman hayati dan bio-budaya.
- Pembangunan ekonomi dan sosial yang berkelanjutan secara sosio-kultural dan lingkungan.
- Dukungan logistik melalui penelitian, pemantauan, pendidikan, dan pelatihan.
Dalam situasi krisis iklim global dan ancaman kepunahan spesies, cagar biosfer hadir sebagai solusi untuk menyeimbangkan alam dan kebutuhan manusia. Hingga saat ini, UNESCO mencatat ada 759 cagar biosfer di 130 negara, mencakup lebih dari 5 persen daratan, dan menjadi rumah bagi sekitar 275 juta penduduk.
Kriteria Cagar Biosfer UNESCO
Menurut laman Prepp, sebuah wilayah harus memenuhi beberapa kriteria untuk ditetapkan sebagai cagar biosfer UNESCO. Berikut adalah kriteria utama dan sekunder yang harus dipenuhi:
Kriteria Utama Cagar Biosfer
- Sebuah situs harus memiliki kawasan inti yang dilindungi dan terganggu minimal dari nilai konservasi.
- Kawasan tersebut harus mencakup lebih banyak lahan dan air yang cocok untuk penelitian dan demonstrasi metode penelitian serta pengelolaan berkelanjutan.
- Wilayah inti harus merupakan unit bio-geografis yang cukup besar untuk mendukung populasi yang layak di semua tingkat trofik.
Kriteria Sekunder Cagar Biosfer
- Habitat spesies langka dan terancam punah.
- Kawasan dengan beragam kondisi tanah dan iklim mikro, serta biota asli.
- Partisipasi masyarakat lokal dan pemanfaatan pengetahuan mereka dalam konservasi keanekaragaman hayati.
- Daerah yang berpotensi untuk melestarikan cara hidup tradisional suku atau pedesaan untuk pemanfaatan lingkungan secara harmonis.
Cagar Biosfer di Indonesia
Selain Raja Ampat, Indonesia memiliki tiga cagar biosfer baru di beberapa daerah, antara lain:
- Bunaken Tangkoko Minahasa (seluas 746.412 hektar).
- Cagar Biosfer Karimunjawa Jepara Muria (seluas 1,23 juta hektar).
- Cagar Biosfer Merapi Merbabu Menoreh (254.876 hektar).
Dengan pengakuan dari UNESCO, Raja Ampat diharapkan bisa menjadi contoh dunia dalam menjaga keanekaragaman hayati. Selain itu, kawasan ini juga diharapkan dapat memperkuat ketahanan iklim sekaligus melestarikan warisan budaya masyarakat adat yang hidup berdampingan dengan alam.
- Mahasiswa UHTP Juara Wilayah Sumatera di INSCO 2025 - November 6, 2025
- Raja Ampat Jadi Cagar Biosfer UNESCO, Ini Penjelasannya - November 6, 2025
- Lihat di Sini Jadwal Pencairan Tunjangan Guru Tahap 4 2025 Sudah Rilis! - November 6, 2025



Leave a Reply