Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 62: Pembahasan Cerpen
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Kurikulum Merdeka Halaman 62
Buku Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk kelas 11 yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) pada tahun 2021 ini menjadi salah satu sumber belajar utama dalam kurikulum merdeka. Buku ini disusun oleh Heny Marwati dan K. Waskitaningtyas, dan berisi berbagai materi serta latihan soal yang dirancang untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang bahasa dan sastra Indonesia.
Di halaman 62 buku tersebut, terdapat Kegiatan 3 yang menantang siswa untuk berdiskusi dan menjawab pertanyaan berdasarkan cerpen “Mengapa Mereka Berdoa kepada Pohon” karya Faisal Oddang. Siswa diminta untuk memahami ciri-ciri cerita pendek, mencari arti kosakata, serta menjawab berbagai pertanyaan mengenai tokoh, latar, dan makna kutipan dalam cerpen tersebut.
1. Ciri-Ciri Cerita Pendek
Berikut penjelasan mengenai ciri-ciri cerita pendek berdasarkan cerpen “Mengapa Mereka Berdoa kepada Pohon”:
- Jumlah kata: Jumlah kata dalam cerpen ini ringkas, sekitar 1000-2000 kata, jauh lebih sedikit daripada novel atau cerita panjang lainnya. Teks cerita ini hanya terdiri dari beberapa halaman pendek yang padat.
- Waktu membaca: Cerpen ini dapat dibaca dalam sekali duduk, atau dalam waktu yang relatif singkat (sekitar 15-20 menit), sesuai dengan karakteristik cerita pendek.
- Tokoh: Tokoh yang ditampilkan terbatas, yaitu Ustad Syamsuri sebagai tokoh utama dan Rahing sebagai tokoh pendukung. Konflik yang terjadi juga berpusat pada kedua tokoh ini.
- Jumlah peristiwa atau konflik: Cerpen ini hanya memiliki satu konflik utama, yaitu perjuangan Ustad Syamsuri dan Rahing melawan Belanda, serta dilema pribadi yang mereka hadapi di tengah perjuangan tersebut.
2. Arti Kosakata
Berikut arti dari beberapa kosakata yang terdapat dalam cerpen:
- Debat: Pembahasan atau pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing.
- Merubut: (kata kerja) Memperebutkan, saling menyerbu untuk merebut sesuatu.
- Moncong: (kata benda) Mulut binatang yang menonjol ke depan; ujung senapan atau senjata api.
- Popor: (kata benda) Bagian senapan tempat mengokang peluru.
- Langgar: (kata benda) Bangunan kecil tempat salat dan mengaji; (kata kerja) Menabrak. Dalam konteks cerpen, “langgar” merujuk pada bangunan kecil.
- Laknatullah: (kata benda) Laknat Allah; kutukan Allah.
- Hijaiah: (kata benda) Abjad Arab.
- Gugur: (kata kerja) Mati dalam pertempuran (tentang pahlawan).
- Bias: (kata benda) Belokan atau simpangan yang tidak wajar; (kata sifat) Serong, tidak lurus.
- Ajal: (kata benda) Batas waktu hidup yang telah ditentukan; kematian.
- Kekang: (kata benda) Tali kendali pada kuda.
- Pendiangan: (kata benda) Perapian atau tungku untuk menghangatkan ruangan.
- Kacau balau: (kata sifat) Sangat kacau, tidak teratur, berantakan.
- Dicampakkan: (kata kerja) Dibuang, dilemparkan.
- Syahid: (kata benda) Orang yang mati dalam perjuangan membela agama Islam.
- Tuberkulosis: (kata benda) Penyakit infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh bakteri.
3. Pertanyaan dan Jawaban
a. Mengapa Ustad Syamsuri disebut tokoh utama dan Rahing adalah tokoh pendukung?
Ustad Syamsuri disebut tokoh utama karena seluruh narasi dan konflik berpusat pada dirinya, mulai dari perannya sebagai guru mengaji hingga keputusannya untuk berjuang. Rahing adalah tokoh pendukung karena ia berfungsi sebagai karakter yang mendorong, menyertai, dan memberikan sudut pandang tambahan terhadap kisah Ustad Syamsuri. Buktinya, cerita berakhir dengan kisah Ustad Syamsuri, sementara peran Rahing lebih sebagai pencerita yang mengenang Ustad Syamsuri.
b. Identifikasi latar tempat dalam cerpen
Latar tempat dalam cerpen adalah di desa Bacu-kikki dan Jantung Afdeling Parepare. Jarak kedua tempat ini tidak dijelaskan secara spesifik, tetapi digambarkan sebagai lokasi tempat perjuangan yang berdekatan.
c. Alasan latar waktu terjadi pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia
Latar waktu terjadi pada seputar peristiwa kemerdekaan Indonesia. Bukti-bukti yang mendukung antara lain:
– Adanya pertempuran melawan Belanda.
– Disebutkannya Laskar Andi Makassar yang berjuang melawan penjajah.
– Kata kemerdekaan dan perjuangan rakyat Parepare.
– Disebutkannya tahun 1947 dan Desember 1946.
d. Siapa yang mengatakan kutipan “Kita harus sadar diri, Ustad.”
Kutipan “Kita harus sadar diri, Ustad,” dikatakan oleh Rahing kepada Ustad Syamsuri. Maksudnya adalah Rahing berusaha mengingatkan Ustad Syamsuri agar tidak terlalu idealis dan memaksakan diri dalam perjuangan, karena mereka berdua hanya orang biasa. Rahing menyatakan bahwa mereka harus tahu batas kemampuan mereka di hadapan penjajah yang memiliki kekuatan lebih besar.
e. Siapa yang mengatakan kutipan “Matahari tidak akan tenggelam selain di ujung langit…”
Kutipan “Matahari tidak akan tenggelam selain di ujung langit, begitu pula hidup takkan berakhir selain oleh ajal,” dikatakan oleh Ustad Syamsuri. Maksudnya adalah Ustad Syamsuri berusaha meyakinkan Rahing bahwa segala sesuatu, termasuk hidup, memiliki batas dan takdir yang sudah ditentukan oleh Tuhan. Kematian (ajal) adalah hal yang pasti dan tidak dapat dihindari, sama seperti matahari yang pasti akan terbenam.
f. Mengapa Ustad Syamsuri akhirnya angkat senjata melawan Belanda?
Ustad Syamsuri akhirnya angkat senjata melawan Belanda setelah rumah dan pengajiannya dihancurkan oleh granat pada malam hari. Ia merasa tidak punya pilihan lain setelah segala yang dimilikinya, termasuk tempat untuk mengajar anak-anak mengaji, telah direnggut oleh penjajah.
g. Mengapa Westerling disebut sebagai “Si Jagal dari Turki”?
Westerling disebut sebagai “Si Jagal dari Turki” dalam cerpen sebagai bentuk sindiran atau julukan yang menggambarkan kekejamannya yang tiada tara. Dalam sejarah, Raymond Westerling dikenal sebagai perwira Belanda yang bertanggung jawab atas pembantaian massal di Sulawesi Selatan, sehingga julukan “Jagal” sangat tepat untuk menggambarkan kekejamannya. Julukan ini bukan berasal dari Turki, melainkan perbandingan dengan tokoh kejam dari sejarah Turki.
h. Pendapat tentang sikap Rahing yang memilih menyelamatkan istrinya
Sikap Rahing yang memilih menyelamatkan istrinya dahulu daripada berangkat melawan Belanda adalah sikap yang sangat manusiawi dan realistis. Ini menunjukkan prioritas utama Rahing adalah tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga untuk melindungi orang-orang yang ia cintai. Dalam kondisi perang dan chaos, pilihan tersebut bisa dimaklumi. Ini adalah bukti bahwa ia tidak egois, melainkan memilih untuk menjalankan amanah terhadap keluarganya terlebih dahulu.
i. Siapa yang dimaksud oleh Rahing dalam kutipan “Sebaik-baiknya manusia…”
Kutipan “Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang bermanfaat bagi sesamanya,” diucapkan oleh Rahing yang sedang menangis, dan yang ia maksud adalah arwah Ustad Syamsuri. Rahing mengatakan hal itu karena ia menyadari betapa Ustad Syamsuri telah menjadi sosok yang sangat bermanfaat bagi banyak orang, baik sebagai guru yang memberikan pendidikan agama maupun sebagai pejuang yang berkorban untuk kemerdekaan.
j. Akhir kisah hidup Ustad Syamsuri
Akhir kisah hidup Ustad Syamsuri adalah ia berhasil melarikan diri dari medan perang dan meninggal beberapa waktu kemudian di Onderafdeling Wajo karena penyakit tuberkulosis. Ironisnya, ia tidak syahid di medan perang seperti yang Rahing duga, tetapi meninggal karena penyakit yang dideritanya.
- Ask a GP: Does Coffee Salt Ease Anxiety and Jitters? - November 5, 2025
- Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 62: Pembahasan Cerpen - November 5, 2025
- Alim McNeill membawa tubuhnya ke “dimensi lain” selama rehabilitasi - November 5, 2025



Leave a Reply