134 Siswa Martapura Keracunan, Satgas MBG Banjar Bantah Kelalaian
Insiden Keracunan Siswa Akibat Makanan MBG
Sekretaris Satgas Program Percepatan Makan Bergizi Gratis (MBG) Kabupaten Banjar, Sipliansyah Hartani, memastikan bahwa seluruh siswa yang mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan MBG pada Kamis (9/10) mendapatkan penanganan medis.
“Alhamdulillah, dari sekitar 134 siswa yang keracunan, semuanya dalam kategori ringan. Walaupun sempat dirawat di UGD dan sebagian ada yang rawat inap, semuanya bisa ditangani oleh rumah sakit,” ujar Sipliansyah, Sabtu (11/10).
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Banjar itu menjelaskan hasil pemeriksaan sementara Dinas Kesehatan Banjar menunjukkan adanya kandungan nitrit pada dua jenis makanan yang dikonsumsi siswa, yaitu nasi dan sayur. Zat tersebut diduga kuat menjadi pemicu keracunan.
Dia pun mengaku pihaknya telah dimintai keterangan oleh tim investigasi Badan Gizi Nasional (BGN) untuk menjelaskan kronologi kejadian. “Mereka memang sudah punya data dari pihak lain, tapi kami juga memberikan keterangan sesuai fakta di lapangan,” katanya.
Meski insiden ini cukup besar, Sipliansyah menyatakan kejadian tersebut bukan akibat kelalaian, melainkan murni musibah. “Namanya musibah, kita tidak bisa tahu kapan terjadi. Dan ini bukan keteledoran. Secara umum, SPPG sudah memenuhi standar, hanya ada beberapa catatan yang perlu diperbaiki,” jelasnya.
Sipliansyah menambahkan bahwa Satgas MBG saat ini berperan memberikan masukan teknis. Sedangkan keputusan dan kebijakan lebih lanjut berada di tangan BGN. “Kami sudah berkoordinasi dengan BGN Pusat, termasuk soal apakah Satgas punya kewenangan menegur atau memberikan sanksi kepada SPPG. Itu nanti kami bahas lebih lanjut,” ucapnya.
Proses Investigasi yang Dilakukan
Selain melakukan evaluasi, tim Satgas juga telah melakukan investigasi mendalam dengan mewawancarai sejumlah pihak, di antaranya tiga ahli gizi, kepala SPPG, bagian akuntansi, serta 47 karyawan yang terlibat dalam proses produksi makanan, mulai dari juru masak hingga petugas kebersihan.
Beberapa langkah yang dilakukan dalam investigasi meliputi:
- Memeriksa proses produksi makanan dari awal hingga akhir
- Mengambil sampel makanan yang diberikan kepada siswa
- Mengumpulkan keterangan dari para pelaku yang terlibat dalam pengolahan dan penyajian makanan
- Melibatkan ahli gizi untuk memastikan bahwa semua bahan yang digunakan sesuai dengan standar kesehatan
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan dapat ditemukan penyebab pasti dari insiden keracunan yang terjadi, sehingga dapat dihindari terulangnya kejadian serupa di masa depan.
Langkah-Langkah Pencegahan dan Perbaikan
Setelah insiden ini, pihak Satgas MBG akan segera melakukan perbaikan terhadap sistem distribusi dan pengolahan makanan. Beberapa langkah yang direncanakan antara lain:
- Melakukan pelatihan ulang bagi karyawan SPPG mengenai prosedur pengolahan makanan
- Memperketat pengawasan terhadap bahan baku yang digunakan
- Menyusun pedoman baru untuk pengelolaan makanan agar lebih aman dan higienis
- Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait seperti Dinas Kesehatan dan BGN
Dengan adanya langkah-langkah ini, diharapkan program MBG dapat berjalan lebih baik dan memberikan manfaat yang optimal bagi para siswa.
Kesimpulan
Insiden keracunan yang terjadi pada siswa akibat makanan MBG menjadi sebuah pelajaran penting bagi seluruh pihak yang terlibat. Meskipun tidak disengaja, kejadian ini menunjukkan betapa pentingnya pengawasan dan pengelolaan makanan yang baik. Dengan kerja sama yang baik antara Satgas MBG, Dinas Kesehatan, dan instansi lainnya, diharapkan dapat tercipta sistem yang lebih efektif dan aman dalam memberikan layanan makanan bergizi gratis kepada siswa.
- Mahasiswa Unsoed Kembangkan Pupuk Tablet dari Limbah Jagung dan Keong Mas - November 3, 2025
- Pikiran Matematika Bercahaya di Olimpiade Pemuda - November 3, 2025
- Jadwal Pencairan Pencairan Tunjangan Sertifikasi Guru Triwulan IV Pastikan Syarat Penerima Sudah Lengkap - November 3, 2025



Leave a Reply