Mengapa Wanita Lebih Umur dari Pria?

Mengapa Perempuan Lebih Umur Panjang Daripada Laki-Laki?

Selama ratusan tahun, para ilmuwan terus-menerus bertanya-tanya mengapa perempuan rata-rata hidup lebih lama daripada laki-laki. Fenomena ini tidak hanya terjadi pada manusia, tetapi juga pada berbagai spesies hewan, seperti gorila di hutan atau burung pipit di langit. Kini, sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances memberikan jawaban komprehensif atas pertanyaan ini.

Di kalangan mamalia, perempuan secara konsisten memiliki umur lebih panjang dari laki-laki. Rata-rata, perbedaan ini mencapai sekitar 13 persen. Namun, pola ini justru terbalik pada burung: banyak spesies burung jantan yang hidup 5 persen lebih lama dari betinanya. Fakta ini menunjukkan bahwa umur panjang tidak semata-mata ditentukan oleh kekuatan fisik atau ukuran tubuh. Sebaliknya, perbedaan ini berkaitan erat dengan strategi evolusi, cara spesies berkembang biak, dan bagaimana mereka melindungi keturunannya.

Kromosom Jadi Kunci

Salah satu faktor penting yang memengaruhi perbedaan ini adalah genetik. Perempuan pada mamalia memiliki dua kromosom X, yang memberikan “cadangan” jika satu gen mengalami mutasi buruk. Laki-laki hanya memiliki satu kromosom X dan satu Y, sehingga rentan terhadap mutasi genetik yang merugikan. Namun, sistem kromosom ini berbeda pada burung. Betina memiliki kromosom ZW, sedangkan jantan memiliki ZZ. Pola ini membuat burung jantan justru lebih tahan terhadap mutasi genetik, yang dapat menjelaskan umur mereka yang cenderung lebih panjang dibanding burung betina.

Namun, seperti dikatakan penulis utama studi ini, Johanna Stärk, “Beberapa spesies justru menunjukkan pola yang berlawanan dari yang kita duga.” Misalnya, burung pemangsa seperti elang atau burung hantu memiliki betina yang hidup lebih lama, meskipun tubuh mereka lebih besar dari jantan.

Baca Juga  WHO Mengingatkan tentang Kekhawatiran Krisis yang Mendekat saat Resistensi Antibiotik Melebihi Pengobatan BaruDiterbitkan pada: 2 Oktober 2025 Pukul 12:59 PM

Pertarungan untuk Reproduksi Memakan Korban

Pada banyak spesies mamalia, kompetisi untuk mendapatkan pasangan memicu pertarungan sengit antar jantan. Tanduk, taring, dan massa otot yang besar mungkin membantu mereka menang dalam perebutan pasangan, tapi semua itu datang dengan harga mahal: luka, stres, dan konsumsi energi yang tinggi. Akibatnya, jantan lebih rentan terhadap kematian dini.

Burung berbeda. Banyak spesies burung yang monogami dan tidak perlu terus-menerus bersaing untuk pasangan. Dalam lingkungan yang lebih stabil ini, jantan tidak mengorbankan banyak energi untuk bertarung dan bisa hidup lebih lama.

Peran Pengasuhan Anak Berperan Penting

Pada mamalia, betina biasanya menjadi pengasuh utama anak-anak mereka. Mereka tidak hanya melahirkan, tapi juga menyusui dan melindungi anak-anak hingga mandiri. Karena kelangsungan hidup anak sangat tergantung pada ibu, evolusi “memilih” betina dengan umur panjang.

Hal ini sangat jelas pada primata, termasuk manusia. Perempuan cenderung hidup cukup lama untuk membesarkan anak-anak mereka sampai dewasa dan bahkan membantu mengasuh cucu—fenomena yang dikenal dengan “efek nenek” dalam studi evolusi.

Studi juga melihat kehidupan hewan di kebun binatang, di mana tidak ada pemangsa, makanan selalu tersedia, dan perawatan medis rutin diberikan. Meskipun kondisi ini sangat ideal, perbedaan umur panjang antara jantan dan betina tidak hilang. Perbedaan memang sedikit menyempit, tapi tetap ada.

Hal ini juga terjadi pada manusia. Kehidupan modern dan layanan kesehatan memang mengurangi jarak usia antara laki-laki dan perempuan, tapi tidak mampu menghapusnya sepenuhnya.

Harga dari Keberhasilan Reproduksi

Setiap keuntungan reproduksi punya risiko tersendiri. Bulu jantan yang mencolok memang menarik pasangan, tapi juga menarik perhatian predator. Tanduk besar bisa memenangkan pertarungan, tapi menguras energi. Dalam banyak kasus, evolusi lebih mementingkan keberhasilan jangka pendek dalam reproduksi dibanding kelangsungan hidup jangka panjang.

Baca Juga  Kehilangan Indra Penciuman Bisa Bertahan Setelah Infeksi COVID-19

Trade-off

Inilah yang membentuk perbedaan pola penuaan antara jantan dan betina di berbagai spesies.

Sistem kekebalan tubuh juga berperan. Perempuan mamalia memiliki sistem imun yang lebih kuat, yang membantu melawan infeksi dan memperpanjang umur. Namun, kekebalan yang kuat juga meningkatkan risiko penyakit autoimun, di mana tubuh justru menyerang dirinya sendiri. Sebaliknya, laki-laki dengan imun lebih lemah memang lebih mudah terkena infeksi, tetapi mereka memiliki risiko autoimun yang lebih rendah. Ini menambahkan dimensi kompleks dalam perbedaan usia hidup.

Pola Evolusi yang Tertanam dalam Diri Manusia

Manusia mengikuti pola yang sama. Perempuan hidup lebih lama dari laki-laki di hampir semua budaya dan periode sejarah. Faktor-faktor seperti merokok, stres, atau pola makan memang berpengaruh, tapi penyebab utama ada pada genetika, imunologi, dan peran sosial-biologis yang terbentuk selama ribuan tahun evolusi.

Seiring dengan perkembangan pengobatan dan kesadaran akan gaya hidup sehat, perbedaan usia antara laki-laki dan perempuan mungkin akan terus mengecil. Namun, menurut penelitian ini, “cetak biru biologis” yang dibentuk oleh evolusi kemungkinan besar akan terus bertahan.

Perbedaan usia hidup antara pria dan wanita bukan sekadar anomali statistik atau hasil kebiasaan sehari-hari. Ini adalah hasil dari strategi hidup dan reproduksi yang telah dipahat oleh evolusi sejak lama.

unnamed Mengapa Wanita Lebih Umur dari Pria?

Leave a Reply