Radiasi Cesium-137 Rendah, Pabrik Cengkeh Surabaya Tetap Beroperasi

Penanganan Radiasi Cesium-137 di Surabaya dan Cikande

Masyarakat Surabaya akhirnya bisa bernafas lega setelah hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa tingkat radiasi Cesium-137 pada produk cengkeh yang diolah di kota tersebut sangat rendah. Hal ini memastikan bahwa pabrik pengolahan cengkeh tidak perlu ditutup, berbeda dengan kasus yang terjadi di Cikande, Banten.

Kabar baik ini disampaikan oleh Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq di Jakarta. Menurutnya, tim telah melakukan pengecekan di sebuah pabrik di Surabaya terkait temuan cengkeh yang terpapar Cesium-137. Hasilnya, tidak ditemukan adanya cemaran Cesium-137 di pabrik tersebut.

Berbeda dengan situasi di Cikande, Banten, di mana tim lapangan menemukan sumber radiasi di kawasan tersebut. Di Surabaya, nilai radiasi Cesium-137 pada cengkeh yang ditemukan adalah antara 0,04 hingga 0,07 poin. Menurut Hanif, hal ini merupakan nilai radiasi latar belakang alami yang biasa ada di lingkungan sekitar.

Meskipun demikian, Hanif menyatakan bahwa pihaknya masih menunggu produk cengkeh yang direimpor atau dipulangkan kembali dari Amerika Serikat ke Indonesia. Produk tersebut akan diperiksa secara langsung untuk memastikan tingkat radiasinya. Rencananya, cengkeh tersebut akan tiba di Indonesia pada 30 Oktober.

Hanif menegaskan bahwa hasil pemeriksaan saat ini menunjukkan bahwa pabrik pengolahan cengkeh di Surabaya aman. Berbeda dengan di Cikande yang ditemukan sumber radiasi Cesium-137. Oleh karena itu, diperlukan tindakan khusus seperti pengangkutan material radiasi dan dekontaminasi di Cikande.

Perkembangan di Kawasan Industri Cikande

Hanif juga memberikan perkembangan terkini mengenai penanganan radiasi Cesium-137 di Kawasan Industri Modern Cikande, Banten. Ia menyebutkan bahwa tim kembali menemukan satu titik sumber radiasi. Sehingga total ada sebelas titik yang ditemukan.

Dari jumlah tersebut, tim sudah melakukan pengambilan sumber radiasi di empat titik. Sisanya, tujuh titik lainnya masih dalam proses penanganan. Proses pengambilan material dilakukan dengan hati-hati dan sesuai prosedur keamanan dan keselamatan terkait bahaya radiasi.

Baca Juga  Aturan Angka Penting dalam Pengukuran

Menurut Hanif, setiap orang hanya boleh berada di lokasi tersebut selama dua menit. Setelah itu, harus diganti dengan petugas lain agar tidak terkena paparan radiasi Cesium-137.

Sebelumnya, sudah ada sembilan pekerja di kawasan industri Cikande yang positif terpapar radiasi Cesium-137. Mereka sedang menjalani perawatan khusus untuk meluruhkan radiasinya.

Dampak Kesehatan dari Paparan Cesium-137

Pengamat kesehatan sekaligus Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI Tjandra Yoga Aditama menjelaskan bahwa meskipun kadar cesium-137 masih di bawah ambang batas intervensi FDA (1.200 Bq/kg) dan tidak memberikan efek akut, FDA tetap menyarankan masyarakat menghindari konsumsi produk tersebut.

Menurut Tjandra, paparan jangka panjang dan berulang terhadap cesium-137 dapat meningkatkan risiko kesehatan, termasuk kemungkinan meningkatnya risiko kanker akibat kerusakan DNA.

“Dalam hal ini perlu disampaikan bahwa memang masih diperlukan penelitian yang lebih mendalam untuk mengetahui kejelasan dampak yang mungkin terjadi,” ujar Tjandra Yoga Aditama.

Ia juga menjelaskan bahwa Agency for Toxic Substances and Disease Registry (ATSDR) dari CDC Amerika Serikat menyebut bahwa paparan tinggi Cesium-137 umumnya hanya terjadi akibat kecelakaan nuklir atau ledakan bom atom. Hal itu dapat menyebabkan sindrom radiasi akut dengan gejala mual, muntah, hingga kematian.

Tjandra juga mengingatkan bahwa paparan cesium dapat masuk ke tubuh manusia melalui beberapa cara. Seperti konsumsi makanan dari tanah tercemar, kedekatan dengan sumber radioaktif, pekerjaan di industri pengolahan cesium, dan tinggal di daerah dengan limbah radioaktif tidak terkontrol.

unnamed Radiasi Cesium-137 Rendah, Pabrik Cengkeh Surabaya Tetap Beroperasi

Leave a Reply