Naga Laut Purba Ditemukan di Pantai Jurassic Inggris

Penemuan Fosil yang Mengubah Pemahaman tentang Evolusi Laut Jurasic

Di tepi pantai berbatu Dorset, Inggris—yang dikenal sebagai Jurassic Coast—para ilmuwan menemukan fosil luar biasa dari seekor reptil laut yang hidup di masa dinosaurus. Fosil ini milik spesies baru ichthyosaurus, yang diberi nama Xiphodracon goldencapsis, atau dalam bahasa Yunani berarti “naga pedang bermahkota emas”. Dengan panjang sekitar 3 meter, mata besar, dan moncong panjang menyerupai pedang, makhluk ini menjadi salah satu penemuan paling menarik dalam studi evolusi laut Jurassic awal.

Temuan ini dipublikasikan pada 10 Oktober dalam jurnal Papers in Palaeontology. Penemuan ini menawarkan wawasan penting tentang perubahan ekosistem laut pada masa itu, serta memberikan petunjuk mengenai kehidupan dan kematian hewan tersebut.

Sejarah Penemuan Fosil

Fosil menakjubkan ini pertama kali ditemukan pada tahun 2001 oleh Chris Moore, seorang kolektor fosil yang kerap menjelajahi pantai Dorset sepanjang 154 kilometer itu. Setelah penemuan tersebut, fosil dijual ke Royal Ontario Museum di Kanada, tempat di mana ia baru dipelajari secara mendalam belasan tahun kemudian.

Paleontolog Dean Lomax dari University of Manchester dan University of Bristol mengingat dengan jelas saat pertama kali melihat kerangka itu pada 2016. “Saya tahu fosil ini tidak biasa,” ujarnya, “tapi saya tak menyangka akan memegang kunci penting dalam memahami perubahan besar yang terjadi pada kehidupan laut di masa Jurassic awal.”

Nama dan Makna di Baliknya

Nama genus Xiphodracon diambil dari dua kata Yunani: xiphos berarti pedang, dan dracon berarti naga—mengacu pada julukan umum ichthyosaurus sebagai “naga laut”. Sementara nama spesies goldencapsis berasal dari lokasi penemuannya di Golden Cap, titik tertinggi di sepanjang Jurassic Coast yang juga terkenal sebagai situs fosil berharga.

Petunjuk dari Hidup dan Kematian

Analisis tulang dan gigi menunjukkan bahwa Xiphodracon ini mengalami cedera serius atau penyakit saat masih hidup. Bahkan, tengkoraknya memperlihatkan bekas gigitan dari pemangsa besar—kemungkinan sesama ichthyosaurus berukuran lebih besar.

Menurut Erin Maxwell, kurator vertebrata laut purba di State Museum of Natural History Stuttgart, temuan ini menunjukkan bahwa samudra Mesozoikum adalah dunia yang kejam. “Kehidupan di laut saat itu penuh bahaya. Cedera dan serangan predator besar mungkin menjadi akhir tragis bagi hewan ini,” jelasnya.

Membuka Bab Baru Evolusi Ichthyosaurus

Temuan Xiphodracon goldencapsis memiliki arti penting dalam menjelaskan pergantian besar spesies (faunal turnover) pada masa Jurassic awal, sekitar 193–184 juta tahun lalu atau periode Pliensbachian. Sebelumnya, ilmuwan telah menemukan banyak fosil ichthyosaurus dari periode sebelum dan sesudah Pliensbachian, namun hampir tak ada yang berasal dari masa itu sendiri.

Itulah mengapa fosil ini sangat berharga—ia menjadi jembatan yang menghubungkan dua era kehidupan laut purba. Lomax menjelaskan bahwa spesies baru ini ternyata lebih dekat dengan ichthyosaurus dari masa setelah Pliensbachian, yang berarti pergeseran besar spesies terjadi lebih awal dari dugaan sebelumnya. Namun, penyebab perubahan besar ini masih menjadi misteri bagi para ilmuwan.

Penyimpanan dan Pameran Fosil

Kini, fosil Xiphodracon goldencapsis dipamerkan di Royal Ontario Museum, Kanada, memberi kesempatan bagi publik untuk melihat langsung sisa-sisa “naga pedang” dari laut Jurassic. Penemuan ini bukan hanya menambah daftar panjang spesies prasejarah, tetapi juga membantu para ilmuwan menyusun ulang peta evolusi makhluk laut purba yang pernah mendominasi samudra Bumi lebih dari 190 juta tahun lalu.

Peran Penting dalam Studi Evolusi

Dengan adanya fosil ini, ilmuwan kini memiliki data yang lebih lengkap untuk memahami bagaimana perubahan lingkungan dan tekanan ekologis memengaruhi evolusi spesies laut. Penemuan ini juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara kolektor fosil dan institusi ilmiah dalam mengungkap misteri masa lalu Bumi.

• Author
• Recent Posts

Krisna Dwi Wardhana

Lahir di Padang pada tahun 1991, saya telah tinggal di berbagai wilayah di Indonesia sejak TK hingga kuliah, termasuk Aceh, Palembang, dan Bogor. Saya meraih gelar Sarjana Sains dari FMIPA Universitas Indonesia. Saat ini, saya bekerja sebagai Pendidik di sebuah sekolah swasta di Bogor, Tutor privat sambil tetap fokus mengembangkan Bisakimia.

Latest posts by Krisna Dwi Wardhana (see all)

• Demam Lassa membunuh 166 orang dalam sembilan bulan - October 20, 2025
• Kobar Putra Gianyar Gede Aris Siap Lawan Bali United - October 20, 2025
• Cerdas Menurut Nabi Muhammad, Prof Sholihan: Bukan Hanya yang Berilmu Tinggi - October 20, 2025