Heboh Warga Kampar Temukan Harimau dan Anaknya di Kebun Sawit, BBKSDA Riau Turunkan Tim
Laporan Perjumpaan Harimau Sumatera di Kebun Sawit, BBKSDA Riau Lakukan Pemeriksaan
Berdasarkan laporan yang diterima oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, terdapat kejadian perjumpaan dengan harimau sumatera di kawasan kebun sawit milik mitra PT. Flora Wahana Tirta, yang berada di Desa Penghidupan, Kampar. Lokasi tersebut tidak memiliki hutan atau area rimba yang berdiri.
Menurut Kepala BBKSDA Riau, Supartono, jarak dari perkebunan sawit ke kawasan terdekat Suaka Margasatwa (SM) Bukit Rimbang Bukit Baling sekitar 45 kilometer. Laporan tersebut diterima pada Rabu (1/10/2025).
Tim BBKSDA kemudian melakukan koordinasi dengan Kapolsek Kampar Kiri Tengah dan aparat pemerintah desa setempat untuk menuju lokasi yang dilaporkan masyarakat. Tujuan utamanya adalah untuk melakukan pengecekan dan identifikasi awal terkait adanya satwa yang diduga harimau sumatera.
Sesampainya di lokasi, tim meminta keterangan kepada tiga orang masyarakat, yaitu Hendri Gule, Rito Widodo, dan Andri Miko, yang melaporkan adanya perjumpaan dengan harimau. Dari keterangannya, ketiga pria tersebut mengatakan bahwa mereka bertemu dengan satwa yang diduga harimau pada tanggal 28 September sekira pukul 18.00 WIB. Mereka menyebutkan bahwa ada tiga ekor harimau, satu dewasa dan dua anak. Namun, karena takut, mereka tidak mengambil gambar atau dokumentasi lainnya.
Setelah melakukan identifikasi awal di lokasi yang dilaporkan, petugas BBKSDA tidak menemukan jejak baru atau lama dari harimau. Bahkan, cakaran atau kotoran di lokasi tersebut juga tidak ditemukan.
Langkah Pencegahan dan Edukasi Kepada Masyarakat
Tim BBKSDA kemudian melakukan sosialisasi dan imbauan kepada masyarakat serta menekankan beberapa poin penting. Pertama, mereka meminta kepada pihak PT Flora Wahana Tirta untuk memasang papan atau spanduk imbauan di lokasi tersebut agar masyarakat lebih berhati-hati dan tidak melakukan aktivitas seorang diri.
Selain itu, masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas berkebun melebihi pukul 17.00 WIB dan pagi lepas pukul 07.00 WIB. Hal ini dilakukan untuk menjaga keamanan dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Supartono juga meminta pemerintah Desa Penghidupan untuk memberikan informasi kepada masyarakat agar selalu waspada dan tidak melakukan aktivitas berkebun sendirian, minimal tiga orang atau lebih, terutama di sekitar lokasi yang dilaporkan adanya perjumpaan dengan harimau.
Masyarakat juga diimbau untuk tidak menyebarkan berita yang belum jelas keabsahannya terkait perjumpaan tersebut, agar tidak menimbulkan rasa resah di kalangan masyarakat.
Pentingnya Koordinasi dengan BBKSDA
Terakhir, masyarakat diminta untuk tetap berkoordinasi dengan pihak BBKSDA Riau terkait perjumpaan yang diduga harimau sumatera serta satwa liar yang dilindungi lainnya. Hal ini dilakukan untuk memastikan keamanan dan kesejahteraan masyarakat serta perlindungan terhadap satwa langka yang hidup di wilayah tersebut.
- Evaluasi Keterlibatan Mahasiswa di SPPG Cipongkor, Tekankan Profesionalisme - October 20, 2025
- Para provosts meminta pengecualian dari larangan tujuh tahun terhadap pendirian lembaga baru - October 20, 2025
- Waktunya Reset Otak: Kunci Hadapi Informasi Banyak - October 20, 2025
Leave a Reply