Rektor IPB: Keracunan Nitrit dari Makanan Alami Jarang Terjadi, Minta BGN Evaluasi Ulang
Kritik terhadap Temuan BGN tentang Nitrit dalam Program MBG
Seorang ahli pangan dan gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, menyampaikan keraguan terhadap temuan Badan Gizi Nasional (BGN) yang menyebutkan bahwa senyawa nitrit menjadi penyebab dugaan keracunan pada siswa yang menerima program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Bandung Barat.
Menurutnya, hasil penelitian tersebut perlu dilakukan verifikasi lebih lanjut karena keracunan makanan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, bukan hanya zat kimia seperti nitrit. Ia menekankan pentingnya memahami sumber masalah secara menyeluruh sebelum mengambil kesimpulan.
Apa Itu Nitrit?
Nitrit adalah senyawa kimia yang terdiri dari satu atom nitrogen dan dua atom oksigen. Zat ini umumnya ditemukan sebagai bahan pengawet dalam produk daging olahan, serta secara alami dalam sayuran dan air. Ali menjelaskan bahwa kandungan nitrit dalam makanan alami biasanya tidak membahayakan, bahkan bisa bermanfaat untuk sistem pencernaan.
Ia juga menilai bahwa keracunan akibat nitrat atau nitrit dari sumber pangan alami sangat jarang terjadi. Namun, ia tetap menyarankan agar penyebab keracunan MBG diteliti lebih mendalam. Menurutnya, kemungkinan besar penyebabnya bisa berasal dari mikroba atau bakteri yang terdapat dalam makanan yang dimasak kurang matang atau makanan yang sudah basi.
Keamanan Nitrit dalam Pangan Olahan
Ali mengakui bahwa nitrit atau nitrat bisa ditemukan sebagai bahan tambahan dalam proses pengolahan pangan, terutama pada daging olahan seperti kornet. Namun, ia meyakini bahwa kadar nitrit yang digunakan dalam makanan olahan telah melalui uji keamanan oleh BPOM dan Kementerian Kesehatan. Jadi, jika diproduksi dengan benar, kandungan tersebut dianggap aman untuk dikonsumsi.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa konsumsi nitrit berlebihan dapat memiliki efek negatif bagi tubuh. Salah satunya adalah menurunkan kemampuan hemoglobin (Hb) dalam mengikat oksigen. Gejala yang muncul bisa berupa kelelahan, lemah, pusing, atau rasa kurang oksigen.
Batas Aman Nitrit dalam Tubuh
Berdasarkan data dari Acceptable Daily Intake (ADI), batas aman toleransi nitrit dalam tubuh manusia adalah 0–0,07 mg per kilogram berat badan per hari. Sementara itu, Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA) menetapkan batas aman nitrit dalam air minum sebesar 1 mg/L (1 miligram per liter), yang diukur sebagai nitrogen (nitrit-N).
Ali menambahkan bahwa ketika nitrat atau nitrit ditambahkan sebagai zat tambahan dalam proses pengawetan, konsumsi berlebihan bisa bersifat karsinogenik dan berpotensi menyebabkan kanker jika dikonsumsi secara berlebihan. Namun, ia menegaskan bahwa kasus keracunan dari sumber pangan alami seperti sayuran masih sangat jarang terjadi.
Penyebab Keracunan MBG: Pendapat Tim Investigasi BGN
Sebelumnya, Tim Investigasi Independen BGN menyimpulkan bahwa senyawa nitrit menjadi pemicu utama gejala keracunan yang dialami 1.315 siswa penerima MBG di Bandung Barat. Ketua Tim Investigasi Independen BGN, Karimah Muhammad, menyatakan bahwa investigasi dilakukan dengan menemui para korban, dokter yang menangani mereka di Puskesmas Cipongkor dan RSUD Cililin, serta mempelajari pola gejala utama.
Meski demikian, pendapat Prof. Ali Khomsan menunjukkan bahwa diperlukan analisis yang lebih mendalam untuk memastikan apakah benar-benar nitrit yang menjadi penyebab utamanya atau ada faktor lain yang turut berkontribusi. Dengan begitu, langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang tepat dapat diambil untuk menghindari kejadian serupa di masa depan.
- Tidak Semua Anak Butuh Obat Antivirus Saat Flu, Ini Penjelasan Dokter - October 15, 2025
- Wabah virus Ebola: Korban tewas mencapai 42 orang - October 15, 2025
- Dari Sampah Jadi Berharga, Mahasiswa Unsoed Buka Sekolah Kreatif Perempuan di Desa Muntang - October 15, 2025
Leave a Reply