Polres Cimahi Bongkar Produksi Tembakau Sintetis, Pelajar SMA Edarkan dengan Sistem Tempel
Tiga Pemuda Ditangkap karena Produksi dan Peredaran Tembakau Sintetis
Tiga pemuda di Kota Cimahi ditangkap oleh Satuan Reserse Narkoba Polres Cimahi karena terlibat dalam produksi dan peredaran tembakau sintetis. Dari tangan para tersangka, polisi berhasil mengamankan ratusan gram tembakau sintetis yang siap diedarkan. Kejadian ini menunjukkan adanya aktivitas ilegal yang dilakukan oleh kalangan muda, termasuk pelajar.
Para tersangka yang diamankan memiliki inisial ABS (19 tahun), MNF (18 tahun) yang masih berstatus pelajar, dan ALR (18 tahun). Produksi tembakau sintetis dimulai oleh ABS sejak Mei 2025. Kepala Polres Cimahi, Ajun Komisaris Besar Niko Nurallah Adi Putra, menjelaskan bahwa pada Juli 2025, ABS mempekerjakan MNF untuk mengedarkan produk yang dibuatnya. MNF, yang saat itu masih duduk di bangku SMA Negeri di Kota Cimahi, bertugas menyebarluaskan tembakau sintetis tersebut.
- MNF ditugaskan untuk menempelkan 20 titik pengiriman. Setiap kali melakukan tugas penempelan, dia mendapatkan upah senilai Rp 200.000. Dalam waktu beberapa bulan, MNF telah melakukan empat kali tugas pengiriman dengan sistem tempel dan menerima total upah sebesar Rp 800.000.
ABS belajar meracik tembakau sintetis melalui video-video di YouTube. Dengan kemampuannya, ia berhasil memproduksi tembakau sintetis dan menugaskan MNF untuk mengirimkannya ke konsumen. Produk tersebut juga dijual kepada ALR, yang kemudian menyalurkannya ke sejumlah konsumen. ALR menerima keuntungan antara Rp 25.000 hingga Rp 50.000 per transaksi.
Dari 50 gram bibit narkotika yang dibeli dengan harga Rp 5 juta, dapat dihasilkan 100 gram tembakau sintetis siap edar. Dengan harga jual yang tinggi, ABS meraup keuntungan sebesar Rp 10 juta setiap kali bahan habis. Berdasarkan perhitungan polisi, ABS meraup keuntungan sekitar Rp 24 juta dalam enam bulan terakhir.
- Para tersangka sempat mencoba barang racikan tersebut sebagai tester sebelum dipasarkan. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak sepenuhnya sadar akan bahaya dari tembakau sintetis yang mereka produksi dan edarkan.
Selain itu, orang tua dari para tersangka tidak mengetahui aktivitas ilegal yang dilakukan oleh anak-anak mereka. Fenomena industri rumahan narkoba sintetis ini menjadi alarm serius bagi Kota Cimahi. Keterlibatan pelajar SMA sebagai produsen sekaligus kurir menunjukkan semakin rentannya generasi muda terhadap jaringan peredaran narkotika berbasis media sosial.
- Kehamilan Remaja yang Meningkat Menimbulkan Kekhawatiran bagi Pejabat Kesehatan dan Masyarakat Sipil di Mityana - November 4, 2025
- 6.000 Ruang Kelas SD Tasikmalaya Rusak, Butuh Rp922 Miliar untuk Perbaikan - November 4, 2025
- Perjanjian untuk menurunkan harga vaksin pencegahan HIV baru disebut sebagai ‘momem besar harapan’ dalam kesehatan global - November 4, 2025



Leave a Reply