Nitrit dalam Melon dan Lotek Picu Keracunan MBG di Bandung Barat
Penyebab Keracunan Massal di Bandung Barat Terungkap
Tim Investigasi Independen Badan Gizi Nasional (BGN) telah menemukan penyebab dari kejadian keracunan yang dialami oleh 1.315 siswa penerima Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Bandung Barat. Hasil investigasi menunjukkan bahwa senyawa nitrit menjadi faktor utama yang menyebabkan gejala keracungan tersebut.
Ketua Tim Investigasi Independen BGN, Karimah Muhammad, dalam keterangannya mengatakan bahwa tim melakukan serangkaian penelitian dengan mempertemukan para korban, dokter yang menangani pasien di Puskesmas Cipongkor dan RSUD Cililin, serta mempelajari pola gejala yang muncul pada para korban. Selain itu, tim juga mengecek obat-obatan yang diberikan kepada korban dan mempelajari hasil uji mikrobiologi serta toksikologi dari Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jabar, yang menguji sampel dari SPPG maupun sisa makanan di sekolah.
Dari hasil uji laboratorium, ditemukan kadar nitrit yang sangat tinggi di buah melon dan lotek dari sampel sisa makanan di sekolah. Angka ini jauh melebihi batas aman yang ditentukan.
Apa Itu Nitrit?
Nitrit adalah senyawa kimia yang terdiri dari satu atom nitrogen dan dua atom oksigen. Senyawa ini umumnya digunakan sebagai pengawet dalam daging olahan seperti sosis dan ham untuk mencegah pertumbuhan bakteri berbahaya sekaligus memberikan warna merah muda pada daging. Selain itu, nitrit juga berperan dalam siklus nitrogen alami dan memiliki efek toksik, terutama bagi ikan, serta digunakan sebagai penawar keracunan sianida.
Secara alami, beberapa buah-buahan dan sayur-sayuran juga mengandung nitrit. Namun, kadar nitrit dapat meningkat akibat aktivitas bakteri yang mengubah nitrat menjadi nitrit atau sebaliknya.
Batas Aman Toleransi Nitrit dalam Tubuh
Berdasarkan data dari Acceptable Daily Intake (ADI), batas aman toleransi nitrit dalam tubuh manusia adalah 0–0,07 mg per kilogram berat badan per hari. Sementara itu, berdasarkan standar dari Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA), batas aman nitrit dalam air minum adalah 1 mg/L (1 miligram per liter), yang diukur sebagai nitrogen (nitrit-N). Angka ini ditetapkan sebagai Tingkat Kontaminan Maksimum (MCL) dan Tingkat Kontaminan Maksimum Tujuan (MCLG).
Namun, BGN menemukan bahwa kadar nitrit dalam menu MBG di Kabupaten Bandung Barat mencapai 4 kali lipat dari batas maksimum yang ditentukan. Dalam sampel sisa makanan yang diuji, ditemukan kadar nitrit sebesar 3,91 dan 3,54 mg/L, yang jauh melebihi standar EPA.
Gejala Awal Keracunan Nitrit
Gejala yang dialami oleh para korban keracunan nitrit dalam MBG antara lain mual, muntah, atau nyeri lambung. Pola gejala ini sesuai dengan efek keracunan nitrit yang dominan pada saluran pencernaan bagian atas. Sebanyak 36 persen korban mengalami gejala tersebut, sedangkan hanya 3 persen yang mengalami diare.
Selain itu, sekitar 29 persen korban mengalami pusing atau kepala terasa ringan. Beberapa korban juga mengeluhkan lemas dan sesak napas, yang merupakan indikasi methemoglobinemia. Methemoglobinemia terjadi ketika kemampuan hemoglobin dalam darah untuk membawa oksigen berkurang, sehingga sel-sel tubuh merasa lemas dan paru-paru terasa sesak.
Keracunan MBG di Bandung Barat
Keracunan massal pertama kali terdeteksi pada Senin (22/9/2025), ketika belasan siswa SMK Pembangunan Bandung Barat dilarikan ke Puskesmas Cipongkor setelah mengonsumsi paket menu MBG. Korban terus bertambah dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari PAUD hingga SMA/sederajat. Semua korban mendapat suplai makanan dari Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Cipari.
Lonjakan terbesar terjadi pada Rabu (24/9/2025), ketika ratusan warga di Kecamatan Cipongkor mengalami gejala serupa setelah menerima makanan dari SPPG Neglasari. Pada hari yang sama, gelombang keracunan kembali muncul di Kecamatan Cihampelas, dengan korban yang lebih beragam, termasuk siswa, guru, orang tua, hingga ibu menyusui.
Akhirnya, Bupati Bandung Barat Jeje Ritchie Ismail mencabut status KLB setelah kondisi korban berangsur pulih dan tidak ada lagi laporan kasus baru.
- Polres Cimahi Bongkar Produksi Tembakau Sintetis, Pelajar SMA Edarkan dengan Sistem Tempel - October 14, 2025
- Lomba 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, Ruang Berbagi Kebiasaan Baik - October 14, 2025
- Kepadatan Chuseok: Kasus Enteritis Meningkat Tiga Kali Lipat, Kunjungan ke IGD Dua Kali Lipat - October 14, 2025
Leave a Reply