Berapa Lama DNA Bisa Bertahan?
Bisakimia,
JAKARTA – Dalam beberapa tahun terakhir, tes DNA untuk mengetahui garis keturunan atau risiko kesehatan semakin populer. Namun, mungkin Anda pernah bertanya-tanya berapa lama molekul DNA yang menjadi dasar kehidupan itu sendiri bisa bertahan setelah suatu organisme mati? Pertanyaan ini memiliki jawaban yang beragam, tergantung pada konteksnya, apakah itu sampel yang dikumpulkan untuk tes genetik modern atau DNA purba yang ditemukan dalam kondisi fosil.
Berdasarkan penjelasan dari sumber-sumber ilmiah, berikut adalah penjelasan mengenai daya tahan DNA dari masa kini hingga masa lalu:
Durasi Sampel DNA Modern
Bagi Anda yang pernah melakukan tes DNA rumahan, prosesnya biasanya sederhana. Pengguna hanya perlu mengusap bagian dalam pipi atau memasukkan air liur ke dalam tabung, lalu mengirimkannya ke laboratorium.
Menurut penyedia layanan tes genetik konsumen, ada batasan waktu praktis untuk penggunaan sampel:
Jika kit masih belum dibuka, pengguna disarankan untuk menggunakan dan mengembalikannya dalam waktu satu tahun sejak pembelian agar kualitasnya tetap terjaga.
Setelah sampel diambil (biasanya lewat swab pipi), idealnya sampel tersebut diuji dalam waktu enam bulan agar analisis genetiknya masih akurat.
* Jika sampel diterima tetapi belum diaktivasi atau tidak terasosiasi dengan akun pengguna, laboratorium akan menyimpannya selama 30 hari sebelum dihancurkan bila tidak diklaim.
Artinya, dalam penggunaan sehari-hari, sampel DNA tidak “abadi” meskipun secara molekuler ia bisa bertahan lebih lama dalam kondisi ideal. Namun, dalam konteks pengujian genetik konsumen, ada batas waktu yang harus dipatuhi agar data masih valid.
Durasi Sampel DNA Purba
Sementara itu, ketika kita beralih ke ranah fosil dan sisa-sisa biologis masa lalu, daya tahan DNA sangat bergantung pada kondisi lingkungan penyimpanan.
Menurut laporan dari LiveScience:
Rekor DNA tertua yang berhasil dianalisis berasal dari endapan di Greenland yang berusia 2,4 juta tahun.
Studi terhadap tulang burung moa (New Zealand) melaporkan bahwa waktu paruh DNA adalah sekitar 521 tahun. Artinya, setengah dari ikatan kimia DNA dalam sampel akan rusak dalam rentang waktu tersebut.
* Model matematis menyebut bahwa dalam kondisi ideal (suhu sangat dingin, kering, tanpa sinar matahari), DNA mungkin bisa bertahan hingga sekitar 6,8 juta tahun sebelum seluruh “jejak genetik” yang berguna hilang.
Namun, kenyataannya, lingkungan di mana manusia hidup umumnya panas, lembap, dan penuh fluktuasi yang terlalu merusak bagi DNA panjang umur. Oleh karena itu, sebagian besar sampel purba manusia yang berhasil dianalisis berkisar puluhan hingga ratusan ribu tahun, bukan jutaan.
Para ilmuwan menyebut bahwa kondisi ideal bagi pelestarian DNA adalah lingkungan yang dingin, gelap, dan kering (kosong oksigen, tanpa mikroba aktif). Ketika faktor-faktor ini tak terpenuhi, kerusakan secara perlahan akan mengikis fragmen DNA menjadi sangat pendek hingga tak bisa dianalisis lagi.
Tes DNA vs Sejarah Evolusi
Dalam konteks tes genetik modern, batas waktu sampel (1 tahun sebelum penggunaan, 6 bulan setelah pengambilan) bertujuan menjaga integritas data dan meminimalkan kontaminasi. Jika sampel “kedaluarsa”, hasilnya dapat rusak atau tidak akurat.
Dalam konteks arkeologi dan paleogenomik, yang dipertaruhkan adalah seberapa banyak fragmen DNA yang masih tersisa dan bisa dibaca. Jika DNA sudah terlalu terfragmentasi, tidak ada yang bisa diselamatkan.
Jadi, bisakah kita menghidupkan kembali dinosaurus? Berdasarkan data yang dikutip dari earthsky.org, jawabannya adalah tidak. Dinosaurus terakhir mati sekitar 65 juta tahun yang lalu. DNA mereka sudah lama berubah menjadi debu dan tidak mungkin bisa ditemukan dalam bentuk utuh. Mitos dalam film Jurassic Park, meskipun sangat menghibur, tetaplah sebuah fiksi ilmiah.
Kesimpulan
DNA adalah molekul yang luar biasa tangguh dalam jangka waktu manusia, namun sangat rapuh dalam skala waktu geologis. Mempelajari ketahanannya tidak hanya membantu kita memahami garis keturunan kita sendiri, tetapi juga membuka sejarah kehidupan di bumi jutaan tahun yang lalu.
- Berapa Lama DNA Bisa Bertahan? - October 8, 2025
- Fakta Cesium-137 di Cikande Bogor: Sumber, Dampak, dan Solusi - October 8, 2025
- Ibu Janet Asare ditunjuk sebagai Manajer NHIS Wilayah Sementara untuk Nkwanta Selatan - October 8, 2025
Leave a Reply