Profil Jane Goodall, Aktivis Perlindungan Kera yang Meninggal di Usia 91 Tahun

Kehilangan Seorang Tokoh yang Membawa Perubahan

Jane Goodall, seorang ilmuwan dan aktivis lingkungan yang terkenal di seluruh dunia, meninggal pada usia 91 tahun pada hari Rabu (1/10/2025). Ia dikenal sebagai tokoh penting dalam bidang konservasi primata dan perlindungan alam. Kematian Goodall terjadi saat ia sedang melakukan tur pidato di Amerika Serikat (AS), tepatnya di California.

Institut Jane Goodall mengumumkan berita duka ini melalui unggahan di media sosial Instagram. Dalam pernyataannya, mereka menyebutkan bahwa Goodall meninggal karena sebab alami. Pernyataan tersebut menekankan bahwa penemuan-penemuan yang dilakukannya telah merevolusi sains dan menjadikannya sebagai seorang advokat yang tak kenal lelah dalam memperjuangkan perlindungan dan pemulihan alam.

Penelitian yang Mengubah Dunia

Goodall dikenal luas karena penelitiannya tentang simpanse di lapangan yang sangat inovatif dan mendalam. Ia berhasil mendokumentasikan kepribadian unik dari primata serta penggunaan alat-alat yang sebelumnya hanya dikaitkan dengan manusia. Melalui observasinya, ia menunjukkan bahwa simpanse memiliki kompleksitas emosional dan sosial yang luar biasa.

Pengamatan dan penampilannya di majalah serta dokumenter pada 1960-an telah mengubah cara dunia memandang simpanse. Ia tidak hanya dianggap sebagai kerabat biologis terdekat manusia, tetapi juga sebagai makhluk yang memiliki kecerdasan dan emosi yang kompleks. Hal ini membawanya menjadi sorotan publik dan membuatnya menjadi salah satu tokoh lingkungan yang paling dicintai.

Pesan Harapan dan Keberanian

Meskipun telah mencapai usia lanjut, Goodall tetap aktif dalam berbagai kegiatan. Ia sering melakukan perjalanan untuk berpidato di depan audiens yang penuh di seluruh dunia. Bahkan ketika usianya sudah mencapai 90 tahun, ia masih melakukan perjalanan hampir 300 hari setahun. Dengan aksen Inggrisnya, ia mampu menyampaikan pesan harapan yang tulus meski harus menghadapi realitas pahit dari krisis iklim.

Dalam pidatonya pada 2021, Goodall menyampaikan pesan yang mendalam: “Di luar sana, di alam, sendirian, kamu bisa menjadi bagian dari alam dan kemanusiaanmu tak menghalangi.” Ia juga menambahkan, “Rasanya seperti pengalaman keluar tubuh ketika tiba-tiba Anda mendengar suara dan mencium bau yang berbeda, dan kamu benar-benar menjadi bagian dari permadani kehidupan yang menakjubkan ini.”

Baca Juga  Viral Terlebih Dahulu! Rizky Febian & Adrian Khalif Hadirkan Kolaborasi Segar dengan Lagu "Alamak"

Perayaan dan Penghormatan

Sebenarnya, Goodall dijadwalkan bertemu para siswa dan guru pada hari Rabu untuk meresmikan penanaman 5.000 pohon di sekitar zona kebakaran hutan di wilayah Los Angeles. Namun, acara tersebut harus dibatalkan setelah panitia mengetahui kematiannya. Pohon pertama ditanam atas nama Goodall setelah mengheningkan cipta.

Di masa tuanya, Goodall mengabdikan puluhan tahun untuk pendidikan dan advokasi isu-isu kemanusiaan serta perlindungan alam. Ia terus memberikan semangat dan inspirasi bagi banyak orang, bahkan dalam pidatonya yang sering kali menampilkan dirinya bersorak seperti simpanse.

Warisan yang Tak Terlupakan

Kehilangan Jane Goodall adalah kerugian besar bagi dunia. Penelitiannya telah mengubah cara kita memandang primata dan alam. Ia juga menjadi contoh nyata betapa pentingnya kepedulian terhadap lingkungan dan kesejahteraan manusia. Dengan warisan yang luar biasa, Goodall akan selalu dikenang sebagai seorang pionir dan pembawa harapan bagi masa depan.

unnamed Profil Jane Goodall, Aktivis Perlindungan Kera yang Meninggal di Usia 91 Tahun

Leave a Reply