Posted on Leave a comment

Bagaimana Membuat Label Larutan Pereaksi di Laboratorium?

​Pernah terbayang bila saat di laboratorium kita salah menggunakan larutan pereaksi akibat kesalahan label? Atau analisis yang kita lakukan tidak mampu telusur karena label yang tidak jelas?

Seberapa pentingkah label untuk larutan pereaksi?
Seringkali para praktikan malas untuk membuat label sesuai standar. Label peraksi yang tidak sesuai standar sering ditemukan ditulis menggunakan spidol pada botol pereaksi dengan keterangan seadanya. Resiko informasi pada label yang dibuat seperti itu rentan untuk terhapus.

 

Apa saja yang diinformasikan pada label larutan peraksi? Label pada larutan pereaksi harus memberikan keterangan sejelas-jelasnya. Berikut diantaranya yang harus tercantum pada label larutan pereaksi.

‌1.Nama kimia dan rumusnya. Contohnya Asam Klorida (HCl), artinya botol pereaksi tersebut berisi larutan asam klorida dengan rumus HCl.

2‌.Konsentrasi Larutan. Misalnya pada label tertulis Asam Klorida (HCl) 2 M, artinya pada botol peraksi tersebut berisi HCl dengan konsentrasi 2 M.

‌3. Tanggal pembuatan menginformasikan kapan larutan pereaksi tersebut dibuat.

‌4.Nama orang yang membuat reagen. Laboran yang membuat larutan pereaksi bertanggung jawab atas larutan yan dibuatnya

‌5.Tanggal kadaluarsa menginformasikan tanggal larutan  pereaksi tersebut  tidak layak pakai lagi.

‌6.Tingkat bahaya akan berhubungan dengan material data sheet. Setiap pereaksi memiliki MSDS sendiri. Dari MSDS tersebut kita dapat melihat tingkat bahaya larutan pereaksi tersebut.

‌7.Klasifikasi lokasi penyimpanan

‌8.Nama dan alamat pabrik
Nah, sudah tahu kan pentingnya label pada larutan pereaksi di laboratorium? Yuk jangan malas membuat label demi data yang mampu telusur!

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.