Posted on Leave a comment

Sifat Keperiodikan (2)

Seperti yang telah dibahas pada artikel sebelumnya, unsur-unsur yang terdapat dalam satu periode dari kiri ke kanan, konfigurasi elektronnya berubah secara teratur. Hal ini berakibat pada perubahan sifat unsur secara teratur, sehingga unsur-unsur dalam suatu periode dari kiri ke kanan mempunyai sifat yang berubah secara teratur. Masih ingat kan?
Mari kita lanjutkan untuk sifat-sifat selanjutnya setelah logam non logam, titik leleh dan titik didih juga jari-jari atom yaitu :
1. Energi ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron yang yerikat paling lemah oleh suatu atom-atom atau ion dalam wujud gas. Elektron yang terikat paling lemah dari suatu atom adalah elektron yang terdapat pada kulit terluar.
Besarnya energi ionisasi merupakan ukuran mudah tidaknya elektron terlepas dari atom, atau kuat tidaknya elektron terikat oleh inti atom. Semakin besar energi ionisasinya, semakin sukar elektron terlepas dari atom. Sebaliknya, semakin kecilenergi ionisasinya semakin mudah elektron terlepas dari atom.
Contohnya:
Na(g) ———->Na+(g) + e           Ei = 495,9 kJ/mol
Mg(g) ———> Mg(g) + e           Ei = 737,7 kJ/mol
Hal ini menunjukkan bahwa logam natrium lebih mudah melepaakan elektron daripada logam magnesium.
Jari-jari atom Na adalah 186 Å dan Mg 160 Å. Dengan demikian, besarnya energi ionisasi suatu atom dipengaruhi oleh ukuran jari-jari atomnya atau jarak elektron pada kulit terluar dengan inti atom. Semakin besar panjang jari-jari atom, semakin jauh jarak elektron terhadap inti sehingga gaya tarik inti terhadap elektron lemah. Oleh karena itu dibutuhkan energi yang rendah untuk melepas elektronnya. Terlihat bahwa energi ionisasi unsur-unsur dalam satu periode dari kiri ke kanan cenderung semakin besar dan energi ionisasi unsur-unsur segolongan dari atas ke bawah semakin kecil.

2. Afinitas elektron
Tidak semua atom unsur mudah melepas elektron, tetapi ada sebagian atom-atom unsur yang justru cenderung lebih mudah menarik elektron. Bila energi ionisasi merupakan energi yang diperlukan untuk melepas elektron, maka afinitas elektron adalah besarnya energi yang dihasilkan atau dilepaskan apabila suatu atom menarik sebuah elektron. Afinitas elektron dapat digunakan sebagai ukuran mudah tidaknya suatu atom menangkap elektron. Semakin besar energi yang dilepas (afinitas elektron) menunjukkan bahwa atom tersebut cenderung menarik elektron dan menjadi ion negatif.
Harga afinitas elektron suatu unsur sukar ditentukan, apalagi bila unsur tersebut sukar menangkap elektron. Kecenderungan afinitas elektron menunjukkan pola yang sama dengan pola kecenderungan energi ionisasi.

3. Keelektronegatifan
Dengan adanya kesulitan dalam pengukuran afinitas elektron untuk semua unsur, maka para ahli menciptakan besaran baru yang dapat menggantikan harga afinitas elektron yaitu keelektronegatifan atau elektronegatifinitas. Keelektronegatifan atau elektronegatifinitas adalah kecenderungan suatu atom dalam menarik pasangan elektron yang digunakan bersama dalam membentuk ikatan.
Semakin besar harga keelektronegatifan suatu atom, semakin mudah bagi atom tersebut untuk menarik pasangan elektron ikatan, atau gaya tarik elektron dari atom tersebut semakin  kuat. Dengan demikian, pola kecendrungan akan samadengan afinitas elektron.
Keelektronegatifan mempunyai makna yang berlawanan dengan energi ionisasi, sebab makin mudah suatu atom melepaskan elektron berarti semakin sukar dalam menarik elektron dan sebaliknya. Skala keelektronegatifan tidak mempunyai satuan sebab harga ini didasarkan kepada gaya tarik suatu atom pada elektron, relatif  terhadap gaya tarik atom lainnya pada elektron.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.