Posted on Leave a comment

PUPUK KOMPOS (2)

Setelah mengetahui apa itu kegunaan pupuk, jenis, dan kandungannya sekarang kita menuju pembuatan pupuk kompos.

Bagaimana ya cara pembuatannya? Sebelumnya kita lihat keunggulan pupuk kompos dibanding pupuk kimia.

Beberapa keunggulannya adalah:

  1. Pupuk organik mengandung unsur hara yang lengkap, baik unsur hara makro maupun unsur hara mikro. Kondisi ini tidak dimiliki oleh pupuk buatan (anorganik).
  2. Pupuk organik mengandung asam – asam organik, antara lain asam humic, asam fulfic, hormon dan enzym yang tidak terdapat dalam pupuk buatan yang sangat berguna baik bagi tanaman maupun lingkungan dan mikroorganisme.
  3. Pupuk organik mengandung makro dan mikro organisme tanah yang mempunyai pengaruh yang sangat baik terhadap perbaikan sifat fisik tanah dan terutama sifat biologis tanah.
  4. Memperbaiki dan menjaga struktur tanah.
  5. Menjadi penyangga pH tanah. Menjadi penyangga unsur hara anorganik yang diberikan.
  6. Membantu menjaga kelembaban tanah
  7. Aman dipakai dalam jumlah besar dan berlebih sekalipun
  8. Tidak merusak lingkungan.

 

Sedangakan untuk pembuatan pupuk kompos dapat dijelaskan sebagai berikut:

Bahan yang dapat dipakai untuk membuat kompos :

  1. Sisa-sisa panen: jerami, serasah,
  2. Limbah Industri pertanian: onggok, ampas tahu, serbuk gergaji,
  3. Kotoran ternak,
  4. Sisa daun kering dan rumput-rumputan.

Untuk di Pedesaan atau sentra pertanian kompos dapat di buat saat setelah panen, yaitu selang waktu antara penyiapan bibit sampai dengan sebelum penanaman bibit.  Ini dimaksudkan agar begitu kompos matang kira-kira 1 bulan dapat langsung disebarkan ke lahan pertanian bersamaan dengan pengolahan tanah.  Dan pengomposan sebaiknya dilakukan di dekat lahan pertanian atau di dekat sumber bahan baku kompos.

TAHAPAN  PENGOMPOSAN

Tahapannya adalah sebagai berikut:

– PERSIAPAN  BAHAN : Bahan sisa-sisa panen seperti jerami, sisa-sisa jagung, seresah dll, sebaiknya di cacah dahulu dengan ukuran 3 – 5 cm.  Ini semua untuk mempercepat pengomposan.

– PERLAKUAN BAHAN : Menambahkan ” Agen Pengompos” ( DECOMPOSER ) berupa Bakteri dan Cendawan, agar cepat terdekomposisi atau terurai.

-Bila tidak terdapat Decomposer dapat digunakan kotoran ternak, ini juga sebagai sumber mikroba yang baik.  Dan penyiraman dapat dilakukan dengan menggunakan Pencuci Beras dan Petai Cina.

– Bila ada Decomposer perlakuan yang diberikan adalah sebagai berikut:
1. Membuat bak dengan ukuran 1 m3.
2. Bahan dimasukkan setebal 20 cm.
3. Bahan disiram secara merata dengan DECOMPOSER sebanyak 30 cc dengan pelarutan air 10 liter.
4. Bahan dilapis lagi diatasnya setebal 20 cm dengan perlakuan yang sama, ini diulangi hingga lapisan sebanyak 5 lapis.

(Proses Inkubasi setelah diberi Dekomposer pada Bak ukuran 1M3)

– INKUBASI : selanjutnya tumpukan bahan ditutupi dengan plastik mulsa untuk menjaga kelembaban, kadar air dan suhu selama proses pengomposan dan dibiarkan selama 4 – 6 minggu.  Untuk setiap 3 minggu 1x dilakukan pengadukan dan pembalikan agar kematangan nya merata.

Untuk skala rumah tangga pembuatan kompos dapat dilakukan dengan menggunakan komposter yang dapat dibuat dari tempat sampah atau pot yang besar.  Didalamnya diberi sarangan agar air dapat turun ke bawah, sehingga siklus udara dapat berjalan dengan baik.  Cara pembuatan nya sama dengan di atas yaitu perlu pencacahan ( di Chopper ) dahulu sampai dengan pemberian decomposer.  Sisa air fermentasi dari pengomposan tersebut dapat ditampung dan di pakai kembali untuk decomposer.

Ciri-ciri kompos yang sudah matang adalah terjadinya perubahan warna menjadi coklat kehitaman, tekstur menjadi lunak dan tidak berbau menyengat.  Apabila masih basah dapat dikeringkan dengan cara di jemur dan diangin-anginkan supanya mendapatkan hasil yang berkualitas dan berdaya jual tinggi.

 

 

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.