Posted on Leave a comment

Baku mutu air minum

http://air-kangen.com/wp-content/uploads/2015/10/air-kangen-gelas.jpg

Masih ingat kan baku mutu air limbah di artikel pengolahan air limbah? Beberapa diantaranya ada COD, BOD, dan TSS.

Masih ingat apa COD? Yap, benar COD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik yang terdapat dalam limbah cair dengan memanfaatkan oksidator kalium dikromat sebagai sumber oksigen. Tahukah kalian COD limbah sebelum diolah bisa mencapai angka ribuan. Wow  tinggi sekali, padahal baku mutu air limbah adalah 100-300 ppm.
Bagaimana dengan COD pada baku mutu badan air sungai yang bisa digunakan untuk minum? apakah parameter COD ini dipakai untuk air minum? paramater apa saja sih yang digunakan? yu kita simak..

http://image.slidesharecdn.com/permenkes492tahun2010persyaratankualitasairminum-110527013123-phpapp02/95/permenkes-492-tahun-2010-tentang-persyaratan-kualitas-air-minum-6-728.jpg?cb=1306459947

Parameter yang pertama diukur adalah parameter mikrobiologi, E. Coli, tahukan kalian bakteri ini? 🙂

Escherichia coli atau sering disebut dengan nama E. coli adalah sejenis bakteri yang umum ditemukan di dalam usus manusia yang sehat. Bakteri E. coli sendiri terdapat beberapa jenis. dan kebanyakan dari bakteri ini tidak berbahaya. Meski demikian, sebagian di antaranya bisa menyebabkan keracunan makanan dan infeksi yang cukup serius. (sumber)

Sifat-sifat virulensi dari E. coli dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

  • E.coli Enteropatogenik (EPEC) adalah penyebab penting diare pada bayi, khususnya di negara berkembang. EPEC melekat pada sel mukosa usus kecil. Akibat dari infeksi EPEC adalah diare cair, yang biasanya sembuh sendiri tapi dapat juga menjadi kronik.
  • E.coli Enterotoksigenik (ETEC) adalah penyebab yang sering dari “diare wisatawan” dan sangat penting menyebabkan diare pada bai di negara berkembang. Faktor kolonisasi ETEC yang spesifik untuk manusia menimbulkan pelekatan ETEC pada sel epitel usus kecil. Beberapa strain ETEC menghasilkan eksotoksin tidak tahan panas (LT) yang berada di bawah kendali genetik dari plasmid. LT bersifat antigenik dan bereaks silang dengan enterotoksin Vibrio cholerae. LT merangsang pembentukan antibodi netralisasi dalam serum pada orang yang sebelumnya terinfeksi dengan enterotoksigenik E.coli. Beberapa strain ETEC menghasilkan enterotoksin tahan panas Sta di bawah kendali sekelompok plasmid yang heterogen. Sta mengaktivasi guanil siklase pada sel epitel usus dan merangsang sekresi cairan. Enterotoksin tahan panas yang kedua, STb, merangsang sekresi siklik tidak bergantung nukleotida dengan  mula kerja yang pendek pada in vivo. Banyak strain positif Sta menghasilkan LT. Strain dengan kedua toksin ini menimbulkan diare yang berat.
  • E.coli Enterohemoragic (EHEC) menghasilkan verotoksin. EHEC berhubungan dengan kolitis hemoragik, bentuk diare yang berat, dan dengan sindroma uremia hemolitik, suatu penyakit akibat gagal ginjal akut, anemia hemolitik mikroangiopatik, dan trombositopenia.
  • E.coli Enteroinvasif (EIEC) menimbulkan penyakit yang sangat mirip dengan shigelosis. Seperti Shigella, strain EIEC bersifat nonlaktosa atau melakukan fermentasi laktosa dengan lambat serta bersifat tidak dapar bergerak. EIEC menimbulkan penyakit melalui invasinya ke sel epitel mukosa usus.

E. coli Enteroagregatif (EAEC) menyebabkan diare akut dan kronik pada masyarakat di negara berkembang. Bakteri ini ditandai dengan pola khas pelekatannya pada sel manusia.

Bila pertahanan inang normal tidak mencukupi, E coli dapat memasuki aliran darah dan menyebabkan sepsis. Bayi yang baru lahir dapat sangat rentan terhadap sepsis E coli karena tidak memiliki antibodi IgM. Sepsis dapat terjadi akibat infeksi saluran kemih.

E coli dan streptokokus golongan adalah penyebab utama meningitis pada bayi. E coli merupakan penyebab pada sekitar 40% kasus meningitis neonatal, dan kira-kira 75% E coli dari kasus meningitis ini mempunyai antigen KI. Antigen ini bereaksi silang dengan polisakarida simpai golongan B dari N meningitidis. Mekanisme virulensi yang berhubungan dengan antigen KI tidak diketahui. (sumber)

nah makanya tidak heran bukan ada beberapa orang yang tiba-tiba mules atau keracunan sesudah minum ataupun makan, salah satu penyebabnya adalah hal diatas, oleh karena itu parameter ini diatur agar masyarakat aman ketika menkonsumsi air 🙂

 

 

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.