Posted on Leave a comment

Bisakah Obat-obatan Membuat Anda Lebih Pintar?

Manusia selalu menemukan cara untuk mengatasi kekurangan mereka, jika kita tidak bisa terbang maka terciptalah pesawat terbang, jika kita tidak bisa bernapas di air maka terciptalah kapal selam dan peralatan menyelam, bila kita tidak dapat menganalisis data dalam jumlah besar jadi kita akan menemukan komputer. Kemampuan dalam merancang mesin memungkinkan kita untuk melakukan hal-hal yang dinyatakan tidak mungkin telah memungkinkan kita untuk memperluas dalam mengisi hampir setiap sudut planet ini dan melakukan prestasi ilmu pengetahuan, seni dan teknik yang tidak mungkin bagi hewan lain.

Image

CofeeAs juga telah menciptakan mesin dalam membantu manusia untuk mencari cara agar membuat diri kita lebih efisien, cepat, kuat, dan cerdas. Jutaan orang bergantung pada kafein yang terdapat di dalam secangkir kopi pagi mereka untuk memberi mereka semangat, olahraga juga menjadi alasan orang untuk mengonsumsi obat-obatan baik legal maupun ilegal demi bisa melakukan yang terbaik atau dapat mengeluarkan kemampuan terbaik mereka. Sekarang, generasi baru obat juga digunakan untuk meningkatkan kapasitas menal kita atau dapat dikatakan bisa membuat seseorang menjadi lebih pintar.

Image

Struktur kimia dari obat methylphenidate ini awalnya dikembangkan untuk mengobati berbagai kondisi medis, dan hanya baru-baru ini mulai digunakan untuk meningkatkan mental. Ritalin, misalnya (nama kimia pada methylphenidate) adalah stimulan yang terkait dengan amfetamin, dan diresepkan terutama untuk pengobatan ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder. Hal tersebut sangat berguna dalam kasus ini karena untuk meningkatkan perhatian dan membantu mencegah gangguan konsentrasi. Hal ini dilakukan untuk menghalangi peningkatan dopamin dan noradrenalin di otak sehingga meningkatkan ketersediaan neurotransmitter. Untuk alasan yang sama, Ritalin telah menjadi obat yang populer bagi siswa untuk menghadapi ujian.

Image

Obat lain yang umum digunakan adalah modafinil yang digunakan untuk membantu mereka yang menderita narkolepsi dengan menghilangkan kantuk pada siang hari dan membantu mengurangi kecemasan. Sebuah survey dilakukan oleh Nature dan menemukan bahwa 20 persen dari 1400 responden telah menggunakan salah satu dari 3 obat tersebut untuk alasan non-medis. Tidak sedikit pula mahasiswa menggunakannya untuk membantu belajar mereka atau para pekerja shift supaya tetap waspada dan menghindari jet lagi bagi para wisatawan. Telah terbukti bahwa hal itu efektif dalam mengurangi gangguan tidur kerja shift, namun ada kekhawatiran bahwa orang-orang dapat menjadi selalu tergantung pada itu atau mulai percaya bahwa mereka bisa pergi tanpa tidur sama sekali sehingga dapat merusak otak.

Jika dipandang dari sudut pandang ilmiah, obat ini telah mengangkat dilema etika yang menarik dan akademis. Mereka berpendapat bahwa obat-obatan tersebut dirancang untuk membantu orang-orang dengan gangguan dan digunakan untuk meningkatkan kemampuan dari orang yang sehat. Meluasnya penggunaan obat-obatan ini menyebabkan situasi di mana orang-orang dipaksa untuk mengobati diri untuk bersaing dalam situasi akademik serta menempatkan tekanan tambahan pada kelompok yang sudah stres maupun rentan. Sudah ada kesenjangan pendidikan dengan anak-anak yang orang tuanya mampu untuk mengirim mereka ke sekolah terbaik atau membayar tutor ekstra kurikuler, keluar dengan hasil yang lebih baik daripada anak-anak yang tidak memiliki dukungan ekstra ini. Jika hanya orang kaya mampu membeli obat ini, yang akan memberi mereka keuntungan lain yang tampaknya tidak adil. Ada kemungkinan bahwa dalam waktu 20 tahun anak-anak harus diuji untuk obat sebelum diijinkan untuk duduk pada ujian.

Kekhawatiran lain adalah efek samping jangka panjang dari obat ini. Meskipun mereka belum terbukti memiliki efek samping yang serius selama penggunaan jangka pendek, mereka adalah senyawa yang relatif baru, sehingga ada kekurang bukti tentang efek samping yang terjadi. Hal ini sangat penting karena kemungkinan obat yang digunakan oleh orang-orang yang telah  menggunakan lebih dari 35 tahun obat-obatan untuk ADHD, tidak jelas apa efek yang mungkin terjadi pada otak. Semua obat memiliki efek samping, tetapi dalam banyak kasus dikatakan bahwa keuntungan mereka dalam mengoreksi sesuatu yang salah dengan tubuh atau pikiran lebih besar daripada kelemahan mereka. Dalam kasus penggunaan obat tersebut ditujukan untuk meningkatkan diri, bukan untuk mengobati.

Image

Sebuah argumen filosofis untuk ini didasarkan pada teori JS Mill tentang Utilitarianisme yang berpendapat bahwa orang dewasa harus diijinkan untuk melakukan apa yang mereka suka, asalkan tidak membahayakan orang di sekitar mereka. Seperti halnya ahli beda yang harus berkonsentrasi untuk waktu yang lama ketika melakukan operasi rumit dan banyak bergantung pada kafein untuk membantu mereka melakukan pekerjaannya tersebut. Kafein dalam jumlah besar bagaimanapun juga dapat menyebabkan efek samping seperti tremor. Obat-obatan ini juga diperlukan untuk pilot yang membutuhkan konsentrasi yang cukup besar.

Obat-obatan tersebut memang memiliki manfaat besar bagi kita, namun dampak negatif dari penggunaan jangka panjang masih belum dapat diketahui. Hal itu menyebabkan terjadinya banyak perdebatan yang cukup menguras waktu dan tenaga para ahli.

Sumber : thenakedscientist.com

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.