WARNING : Artikel ini ditujukan untuk membahas tuntas masalah kesehatan wanita!
Namun bukan berarti artikel ini hanya boleh dibaca oleh wanita lho! Justru dianjurkan kaum Adam juga membacanya.
Tanya kenapa? Karena dalam artikel ini, saya ingin berbagi pengetahuan dengan rekan-rekan kaum Hawa, dimana setiap bulan harus berjuang menghadapi PMS (Pre Menstrual Syndrome) atau dikenal dengan Sindrom pra haid.
Apaan tuh? PMS adalah sekumpulan gejala, meliputi gejala : fisik, psikologis, dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi wanita.
Yang dimaksud gejala di sini macam-macam, bisa berupa : depresi, uring-uringan, mudah marah, sensitif berlebihan, perubahan mood, nyeri kepala, nyeri punggung, perubahan nafsu makan, pegal-pegal, bengkak di tangan dan kaki, lemas, bahkan bisa sampai pingsan.
Nah, biasanya yang kena imbas gejala-gejala tadi adalah lingkungan sekitar, salah satunya kaum pria. Bukan begitu bapak-bapak? Hehehe…
Agar anda lebih mudah dalam mencerna dan memahami materi, artikel ini saya bagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama akan mengupas mengenai siapa saja yang menderita PMS dan kapan PMS terjadi. Selanjutnya, bagian kedua akan membahas apa saja penyebab PMS. Bagian terakhir akan menjelaskan tanda-tanda dan tips-tips untuk mencegah PMS. Jadi, jagan kemana-mana! Baca artikel ini sampai tuntas ya!
Apakah semua wanita mengalami PMS?
Hampir semua wanita mengalami PMS ketika memasuki masa haid-nya. Berdasarkan penelitian, diperkirakan 80 persen hingga 90 persen wanita mengalami PMS dengan gejala yang bervariasi antara wanita satu dengan yang lain. Sisanya, sekitar 3 persen sampai 8 persen wanita mengalami gangguan yang lebih berat, gejala ini dikenal dengan nama premenstrual dysphoric disorder (PMDD).
Rata-rata wanita mengalami PMS pada usia antara 20-an hingga 40-an. Beberapa lainnya menderita PMS di akhir usia 30-an sampai 40-an. Gejala ini juga menyerang wanita yang sudah mengalami operasi pengangkatan rahim, jika masih ada satu ovarium yang tersisa.
Setelah mengalami kehamilan, PMS berangsur akan berkurang. Dan gejala ini akan menghilang setelah seorang wanita memasuki masa menopause.
Kapan PMS terjadi?
Gejala PMS biasanya muncul 2 minggu sebelum menstruasi, dan akan menghilang setelah pendarahan terjadi. Ada juga yang mengalami gejala ini hingga menstruasi berhenti.
Sebanyak 14 persen dari wanita pada usia antara 20-an hingga 35-an, serangan PMS dapat terjadi sangat hebat. Bahkan bisa mengakibatkan mereka harus beristirahat total, dan menghentikan segala aktivitasnya.
PMS terjadi pada fase luteal yang terjadi dalam siklus menstruasi. Fase luteal terjadi mulai hari ke-14 sampai hari ke-28 pada siklus menstruasi normal.
Fase ini dimulai setelah ovarium melepaskan sel telur. Pada saat fase ini terjadi, hormon dari ovarium akan menyebabkan lapisan rahim menebal dan berbentuk seperti sponge. Bersamaan dengan itu, sel telur akan dilepaskan dari ovarium.
Fase ini disebut juga fase dimana peluang terjadinya kehamilan sangat tinggi. Karena dinding rahim yang telah membentuk sponge tadi telah siap menerima sel telur yang telah dibuahi. Namun, jika pembuahan tidak terjadi maka dinding rahim akan meluruh dan terjadilah menstruasi. Bersambung….
Apa penyebab PMS? Baca kelanjutannya di : Resep Sehat Wanita : PMS Go Away! (Bagian 2)
Sumber Gambar : http://www.inspa.com/blog/wp-content/uploads/2013/03/PMS-Cartoon-Varyincambodia.blogspot.com_.gif
[…] ini merupakan kelanjutan dari artikel sebelumnya, “Resep Sehat Wanita : PMS Go Away! (Bagian 1)”. Jika anda belum membaca artikel bagian 1, disarankan membacanya dahulu agar lebih paham mengenai […]