Posted on Leave a comment

Septicaemia, Penyakit Langka yang Mematikan

Image

Tidak lama ada sebuah kasus seorang bayi dengan penyakit langkanya yang dinamakan sebagai “septicaemia”. Bayi tersebut bernama Aryasatya Wandalawangi atau dipanggil Arya dimana anak tersebut merupakan anak dari pasangan Ade Sri Irmawanti dan Purwanto. Ia telah dirawat sejak tanggal 14 September 2013 lalu karena adanya penyakit tersebut.

Namun, sungguh disayangkan bahwa ternyata perjuangan dua bulan itu tidak membuahkan hasil. Arya telah berpulang tanggal 8 November 2013 lalu di rumah sakit Hermina, Jakarta. Sebelumnya, apakah penyakit septicaemia itu sehingga ia dapat menyebabkan kematian bagi penderitanya?

Karmel Lidow Tambunan yang merupakan guru besar yang bertempat di Divisi Hematologi Onkologi Medik Bagian Ilmu Penyakit dalam di Fakultas Kedokteran serta bertempat di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo mengatakan bahwa septicaemia itu adalah penyakit akibat infeksi berat yang disebabkan bakteri dan ditandai dengan peradangan.

Bakteri penyebabnya bisa beragam, dari bakteri gram positif maupun negatif sehingga virus dan jamur pun bisa mengakibatkan infeksi septicaemia.

Peradangan akibat sepcticaemia menyebabkan koagulasi intravaskular diseminata atau dalam bahasa asing dissemented intravascular coagulation (DIC). Keadaan seperti itu menyebabkan gangguan pembekuan darah di mana ia bermanifestasi sebagai penyumbatan pembuluh darah karena pendarahan atau trombosis.

Karmel Lidow menambahkan bahwa uniknya ada dua hal yang bisa jadi manifestasi dari DIC tersebut dan  keduanya bersifat tolak belakang. Dua hal tersebut ialah pembekuan darah atau trombosis ke arah organ dan pendarahan. Pembekuang darah tersebut dapat mengakibatkan berkurangnya suplai oksigen dan nutrisi ke dalam organ sehingga ia dapat meningkatkan resiko gagal organ. Organ yang mengalami kegagalan tersebut bisa beragam tergantung organ apa terjadinya, kemungkinan antara lain bisa pada paru-paru, ginjal, paru-paru, jantung maupun organ lainnya. Sementara itu, DIC juga dapat mengakibatkan pendarahan yang berefek buruk pada tubuh.

Menurut Karmel, Septicaemia bukan tergolong penyakit langka sebab angka kejadiannya cukup tinggi sehingga dapat menyerang siapapun yang rentan mengalami infeksi seperti halnya pada bayi, para manula serta orang yang mengidap AIDS.

Karmel juga menambahkan bahwa infeksi tersebut berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh, jika sistem kekebalan tubuh rendah maka orang tersebut rentan mengalami infeksi. Bila tidak segera ditangani seperti pemberian antibiotik maka infeksi akan semakin parah dan berujung pada kondisi DIC.

Erni Juwita Nelwan, spesialis penyakit dalam dari Divisi Tropik-Infeksi FKUI/RSCM juga sependapat dengan Karmel bahwa sepcticaemia atau dikenal sebagai sepsis bukanlah termasuk penyakit langka. Ditambah lagi, pada negara tropis termasuk Indonesia ini memiliki angka kejadian infeksi yang cukup tinggi. Septicaemia pada mulanya terjadi karena adanya infeksi pada organ tertentu misalnya pada paru-paru, kandung kemih, kulit, maupun organ lainnya. Sebagai contoh paru-paru yang terkena pneumonia membuat bakteri dapat masuk ke dalam darah lalu menyebar ke seluruh tubuh.

Erni menjelaskan bahwa ada tiga faktor resiko dari septicaemia yakni seperti gangguan imun, penyakit penyerta, dan usia. Tidak hanya itu, patogenitas suatu virus atau bakteri juga bisa menjadi pengingfeksi sehingga semakin patogen maka semakin tinggi pula virus atau bakteri berakibat pada septicaemia. Lingkungan juga tidak boleh dilupakan, jika lingkungan tersebut dipenuhi oleh virus atau bakteri maka semakin mudah pula orang terinfeksi. Faktor paparan lingkungan juga termasuk misalnya seperti kencing menggunakan selang atau makan dengan selang, hal itu membuat seseorang lebih mudah terinfeksi. Hal yang menyebabkan septicaemia berbahaya yakni angka kematiannya yang cukup tinggi yaitu sekitar 50 sampai 80 persen.

Sumber : kompas.com

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.