Posted on 5 Comments

Mengenal Titrasi

English: Photograph by Will Woodgate (Cornwall...
English: Photograph by Will Woodgate (Cornwall College, UK) Subsample stood under the burette prior to titration. (Photo credit: Wikipedia)

Titrasi atau titrimetri mengacu pada analisa kimia kuantitatif yang dilakukan dengan menetapkan volume suatu larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat, yang diperlukan untuk bereaksi secara kuantitatif dengan larutan dari zat yang akan dianalisis. Larutan dengan konsentrasi yang diketahui tersebut disebut larutan standar. Bobot zat yang hendak dianalisis dihitung dari volume larutan standar yang digunakan serta hukum stoikiometri yang diketahui.

Untuk memperoleh larutan standar, perlu dilakukan proses standarisasi sebelum melakukan analisa konsentrasi larutan yang ingin dianalisa. Secara umum, larutan standar ada dua jenis. Pertama, larutan standar primer yang menjadi acuan dalam proses standarisasi. Kedua, larutan standar sekunder, yaitu larutan standar yang akan distandarisasi dan lebih lanjutnya akan digunakan untuk proses analisis sampel. Standarisasi perlu dilakukan, karena larutan standar sekunder biasanya bersifat tidak stabil jika disimpan dalam waktu yang lama. Sedangkan larutan standar primer yang dipilih biasanya memiliki sifat stabil jika disimpan dalam waktu yang lama, misalnya saja tidak higroskopis sehingga konsentrasinya tidak mudah berubah.

Setelah proses standarisasi, dilanjutkan dengan proses analisa larutan sampel. Larutan standar tersebut akan dialirkan dari buret ke larutan sampel yang biasanya berada di labu erlenmeyer. Adapun syarat terjadinya reaksi titrasi dengan baik adalah:

  1. Reaksinya berlangsung cepat, bila perlu dapat digunakan katalis untuk mempercepat reaksi
  2. Reaksi berlangsung sederhana dan persamaan stoikiometrinya jelas
  3. Tidak terjadi reaksi sampingan yang dapat mengganggu jalannya reaksi utama
  4. Harus ada indikator yang dapat menunjukkan kapan titrasi dihentikan

Menyangkut masalah kapan titrasi harus dihentikan, ada dua istilah yang lazim digunakan pada titrasi. Titik ekuivalen yaitu titik saat jumlah mol larutan standar tepat bereaksi dengan jumlah mol larutan sampel. Sehingga dengan persamaan N1.V1 = N2.V2 (keterangan: N = normalitas; V = volume), dapat ditentukan konsentrasi larutan sampel. Sedangkan titik akhir titrasi adalah titik saat indikator menunjukkan gejala yang menandai bahwa titik ekuivalen telah tercapai. Titik ekuivalen adalah hitungan teoritis, sedangkan yang dapat diamati oleh praktikan adalah titik akhir titrasi. Oleh karena itu pemilihan indikator hendaknya disesuaikan dengan kondisi titik ekuivalen. Agar perubahan atau gejala yang ditunjukkan indikator tersebut benar-benar merepresentasikan titik ekuivalen dengan error yang seminimal mungkin.

Adapun jenis-jenis titrasi ada 4, yaitu:

Titrasi Asam Basa

Titrasi asam basa merupakan metode analisis kuantitatif yang berdasarkan reaksi asam basa. Sesuai persamaan umum reaksi asam basa: asam + basa à garam + air. Indikator yang biasa digunakan adalah indikator yang dapat memprofilkan perubahan warna pada trayek pH tertentu. Kurva titrasi asam basa biasanya dapat dibuat dengan membuat plot antara ml titran (sb.x) dengan pH larutan (sb.y).

Titrasi Argentometri

Titrasi argentometri adalah jenis titrasi yang digunakan khusus untuk reaksi pengendapan. Prinsip umumnya adalah mengenai kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan dari reagen-reagen yang bereaksi. Secara umum, metode titrasi argentometri ada tiga macam. Pertama, metode Mohr. Pada metode ini tidak ada indikator yang digunakan. Sehingga untuk menandai titik akhir titrasi adalah tingkat kekeruhan dari larutan sampel. Ketika larutan standar telah mengalami reaksi stoikiometris dengan larutan sampel, maka ml larutan standar berikutnya yang menetes pada larutan sampel akan menghasilkan endapan karena larutan hasil reaksi titrasi telah jenuh. Namun, dapat juga digunakan indikator yang dapat bereaksi dengan kelebihan larutan standar dan membentuk endapan dengan warna yang berbeda dari endapan reaksi utama. Kedua, metode Volhard. Metode ini menggunakan indikator yang akan bereaksi dengan kelebihan larutan standar membentuk ion kompleks dengan warna tertentu. Ketiga, metode Fajans. Metode ini menggunakan indikator adsorpsi. Endapan yang terbentuk dari reaksi utama dapat menyerap indikator adsorpsi pada permukaannya sehingga endapan tersebut terlihat berwarna.

Beberapa jenis titrasi lainnya silahkan melanjutkan ke halaman 2

5 thoughts on “Mengenal Titrasi

  1. […] dari bentuknya, biasa yang model silinder ini digunakan pada titrasi , Nah yang bentuk kedua inilah yang umumnya digunakan dalam proses […]

  2. […] baik dibantingkan beaker glass karena bentuknya yang cekung. Labu erlenmeyer digunakan pada saat titrasi, larutan lebih mudah di kocok dan tidak tumpah. Namun labu erlenmeyer juga bisa di gunakan […]

  3. […] untuk awalan, bisa juga lihat pengenalan titrasi, artikel mengenal titrasi juga perlu […]

  4. terima kasih ya sungguh sangat membantu

  5. […] baik dibantingkan beaker glass karena bentuknya yang cekung. Labu erlenmeyer digunakan pada saat titrasi, larutan lebih mudah di kocok dan tidak tumpah. Namun labu erlenmeyer juga bisa di gunakan […]

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.