Posted on Leave a comment

Rangkuman materi struktur atom part 1

Rangkuman materi struktur atom

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Assalamualaikum w.r.b. teman-teman 😉

Slamat datang dibisakimia.com insyaallah pasti bisa 🙂

Berikut ialah rangkuman materi Struktur atom

Atom terdiri atas proton, neutron, dan elektron. Proton dan neutron berada di dalam inti atom. Sedangkan elektron terus berputar mengelilingi inti atom karena muatan listrik nya. Semua elektron bermuatan negatif (-) dan semua proton bermuatan positif (+). Sementara itu neutron bermuatan netral.

A. Notasi unsur

Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur yang masih memiliki sifat unsur tersebut. Struktur atom menggambarkan bagaimana partikel-partikel dalam atom tersusun. Secara sistematis dapat digambarkan partikel-partikel suka atom berikut. Continue reading Rangkuman materi struktur atom part 1

Posted on 1 Comment

Pembentukan Ion dan Pembentukan Pasangan Elektron Bersama

​Pernahkah kalian bayangkan batu yang sangat besar tersusun dari butir-butir pasir yang sangant lembut, terikat satu sama lain. Demikian pula partikel-partikel pasir penyusun batu tersebut, sebenarnya merupakan gabungan dari partikel-partikel silikon dioksida yang sangat kecil. Bagaimanakah atom-atom silikon dengan atom-atom oksigen tersebut dapat bergabung satu dengan yang lain sehingga membentuk sebuah batu dengan ukuran raksasa?

Sekarang coba perhatikan garam dapur yang berwujud padatan berwarna putih. Garam dapur tersusun dari ion-ion natrium dan ion-ion klorin. Bagaimana ion-ion tersebut dapat bergabung satu dengan lainnya sehingga membentuk garam dapur?

Diantara atom-atom di alam, hanya atom gas mulia yang stabil sedangkan atom yang lain tidak stabil. Atom-atom yang tidak stabil cenderung bergabung dengan atom lain untuk mendapatkan kestabilan.

Pada dasarnya, sifat unsur ditentukan oleh konfigurasi elektronnya. Dari konfigurasi elektron tersebut, Kossel dan Lewis membuat kesimpulan bahwa konfigurasi elektron atom-atom akan stabil bila jumlah elektron terluarnya 2 (duplet) atau 8 (oktet). Untuk mencapai keadaan stabil maka atom-atom membentuk konfigurasi elektron.

Bagaimana caranya?

Atom tersebut membentuk ion atau membentuk pasangan elektron bersama.
Dalam membentuk ion, suatu atom akan melepas atau mengikat elektron. Atom-atom yang mempunyai energi ionisasi rendah misalnya atom-atom dari unsur IA dan IIA dalam sistem perodik unsur akan mempunyai kecendrungan untuk melepaskan elektronnya, sedangkan atom-atom yang mempunyai afinitas elektron yang besar, misalnya atom-atom unsur golongan VIA dan VIIA dalam sistem periodik unsur akan cenderung mengikat elektron.

Atom-atom yang energi ionisasinya tinggi akan sukar melepaskan elektronnya, sehingga dalam mencapai kestabilannya akan sukar membentuk ion positif. Demikian pula atom-atom yang mempunyai afinitas elektron rendah dalam mencapai kestabilannya akan tidak membentuk ion negatif.  Atom-atom yang sukar melepas elektron atau mempunyai energi ionisasi yang tinggi dan atom yang sukar menarik elektron atau mempunyai afinitas elektron yang rendah mempunyai kecendrungan untuk membentuk pasangan elektron yang dipakai bersama. Pasangan elektron yang dibentuk oleh atom-atom yang berikatan dapat berasal dari kedua atom yang bergabung atau dapat pula berasal dari salah satu atom yang bergabung.

Posted on 3 Comments

Aturan Aufbau pada Konfigurasi Elektron

​Tentu kalian telah mengetahui apa itu konfigurasi elektron. Konfigurasi elektron menggambarkan penataan elektron-elektron dalam suatu atom. Sebagai contoh, walaupun sama-sama subkulit 1s tetapi tingkat energi dari subkulit 1s untuk atom natrium tidak sama dengan tingkat energi 1s untuk atom magnesium. Meskipun demikian terdapat suatu aturan yang bersifat umum untuk memperkirakan penataan elektron dalam suatu atom. Pada penulisan konfigurasi elektron perlu dipertimbangkan tiga aturan (asas), yaitu prinsip Aufbau, asas Larangan Pauli, dan kaidah Hund.

Aturan yang akan dibahas saat ini adalah Aturan Aufbau
Aufbau berarti membangun. Menurut prinsip Aufbau ini elektron di dalam suatu atom akan berada dalam kondisi yang stabil bila mempunyai energi yang rendah, sedangkan elektron-elektron akan berada pada orbital-orbital yang bergabung membentuk subkulit. Jadi, elektron mempunyai kecenderungan akan menempati subkulit yang tingkat energinya rendah.
Secara kasar besarnya tingkat energi dari suatu subkulit dapat diketahui dari nilai bilangan kuantum utama (n) dan bilangan kuantum azimut (l) dari orbital tersebut. 
Secara umum, orbital yang mempunyai harga n+l lebih besar akan mempunyai tingkat energi yang lebih tinggi, dan sebaliknya bila n+l kecil tingkat energinya juga kecil. Untuk harga n+l yang sama, maka orbital dengan harga n lebih besar akan mempunyai tingkat energi yang besar. 
Langkah-langkah penulisan konfigurasi elektron:
Menentukan jumlah elektron dari atom tersebut. Jumlah elektron dari atom unsur sama dengan nomor atom unsur tersebut.Menuliskan jenis subkulit yang dibutuhkan secara urut berdasarkan diagram curah hujan pada gambar 2 yaitu :  1s- 2s- 2p- 3s- 3p- 4s- 3d- 4p- 5s- 4d- 5p- 6s- 4f- 5d- 6p- 7s- 5f- 6p- 7p- 8sMengisikan elektron pada masing-masing subkulit dengan memperhatikan jumlah elektron maksimumnya, maka sisa elektron dimasukan pada subkulit berikutnya.

Cara lain untuk mengetahui urutan tingkat energi adalah dengan menggunakan deret pancaran cahaya seperti pada gambar utama artikel ini dengan mengikuti arah panah.

Posted on Leave a comment

Bagaimana Helium Ditemukan?

​Tertarik mengetahui berbagai macam  hal tentang Helium?

Helium memiliki massa atom 4,0026 gram per mol dan hampir selalu berwujud gas di semua suhu dan tekanan.
Kepadatan helium adalah 0,1786 gram per liter pada suhu 32° F (0.0°C) dan pada tekanan 101,325 kilopascal (kPa).
Helium cair dan padat hanya terjadi di suhu amat rendah dan tekanan tinggi. Ini berarti helium tidak bisa berwujud padat atau cair pada tekanan normal, bahkan pada temperatur yang sangat rendah.
Pada tekanan sekitar 2,5 megapascal, titik leleh helium adalah -458 °F (0,95 Kelvin), sedangkan titik didihnya -452 °F (4,22 Kelvin).
Karena rendahnya jumlah atom, unsur sederhana kedua setelah hidrogen, helium menjadi subjek menarik bagi studi mekanika kuantum.
Sifatnya yang sederhana menyebabkan prosedur matematika dapat digunakan untuk menganalisis perilaku partikel subatomik – proton, elektron, dan neutron – dalam atom helium.
Hanya saja, metode tersebut tetap tidak bisa menentukan perilaku partikel-partikel ini dengan kepastian yang mutlak.
Atom dengan nomor atom yang lebih besar, yang memiliki lebih banyak partikel subatomik, cenderung lebih sulit untuk dianalisis secara mekanika kuantum.
Helium adalah unsur yang paling tidak reaktif dari semua unsur. Sifat non-reaktif helium muncul sebagai konsekuensinya sebagai gas mulia yang paling ringan.
Gas mulia memiliki elektron penuh pada kulit terluarnya sehingga tidak mudah memberi atau menerima elektron dalam reaksi kimia. Hal ini membuat gas mulia relatif stabil karena tidak mudah bereaksi.
Selain itu, helium hanya memiliki dua elektron yang dapat berpartisipasi dalam reaksi kimia, sedangkan gas mulia lain memiliki lebih banyak elektron.
Terdapat berbagai kegunaan helium. Helium, misalnya, jauh lebih ringan dari udara sehingga sering digunakan untuk mengisi balon udara.
Helium cair, yang hanya dapat terjadi pada tekanan tinggi dan suhu sangat rendah, digunakan sebagai pendingin superkonduktor.sumber

Bagaimana sejarah penemuan Helium?

Helium berasal dari nama untuk dewa Yunani matahari, Helios. Helium merupakan gas inert dan tidak mudah menggabungkan dengan unsur-unsur lain. Tidak ada senyawa yang dikenal yang mengandung helium, meskipun upaya yang dilakukan untuk menghasilkan helium diflouride (HeF2).

Helium, kedua unsur yang paling melimpah di alam semesta, ditemukan pada matahari sebelum ditemukan di bumi. Pierre-Jules César-Janssen, seorang astronom Perancis, melihat garis kuning dalam spektrum matahari selama belajar gerhana matahari total pada tahun 1868. Sir Norman Lockyer, seorang astronom Inggris, menyadari bahwa baris ini, dengan panjang gelombang 587,49 nanometer, tidak bisa diproduksi oleh setiap unsur yang dikenal pada saat itu. Itu adalah hipotesis bahwa unsur baru di matahari bertanggung jawab untuk emisi ini kuning misterius. Unsur yang tidak diketahui ini bernama helium oleh Lockyer.
Perburuan untuk menemukan helium di bumi berakhir pada tahun 1895. Sir William Ramsay, seorang ahli kimia Skotlandia, melakukan percobaan dengan uranium mineral yang mengandung disebut clevite. Dia terkena clevite asam mineral dan mengumpulkan gas yang dihasilkan. Dia kemudian mengirim sampel gas ini untuk dua ilmuwan, Lockyer dan Sir William Crookes, yang mampu mengidentifikasi helium di dalamnya. Dua ahli kimia Swedia, Nils Langlet dan Per Theodor Cleve, independen menemukan helium di clevite pada waktu yang sama seperti Ramsay.
Helium terdapat sekitar 0,0005% dari atmosfer bumi. Ini jumlah jejak helium tidak terikat secara gravitasi ke bumi dan terus hilang ke ruang angkasa. Helium di atmosfer bumi digantikan oleh peluruhan unsur-unsur radioaktif di kerak bumi. Peluruhan alfa, satu jenis peluruhan radioaktif, menghasilkan partikel yang disebut partikel alpha. Partikel alfa dapat menjadi atom helium setelah menangkap dua elektron dari lingkungannya. Helium ini baru terbentuk pada akhirnya dapat bekerja jalan ke atmosfer melalui retakan di kerak.sumber

Posted on Leave a comment

Sifat Keperiodikan (2)

Seperti yang telah dibahas pada artikel sebelumnya, unsur-unsur yang terdapat dalam satu periode dari kiri ke kanan, konfigurasi elektronnya berubah secara teratur. Hal ini berakibat pada perubahan sifat unsur secara teratur, sehingga unsur-unsur dalam suatu periode dari kiri ke kanan mempunyai sifat yang berubah secara teratur. Masih ingat kan?
Mari kita lanjutkan untuk sifat-sifat selanjutnya setelah logam non logam, titik leleh dan titik didih juga jari-jari atom yaitu :
1. Energi ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron yang yerikat paling lemah oleh suatu atom-atom atau ion dalam wujud gas. Elektron yang terikat paling lemah dari suatu atom adalah elektron yang terdapat pada kulit terluar.
Besarnya energi ionisasi merupakan ukuran mudah tidaknya elektron terlepas dari atom, atau kuat tidaknya elektron terikat oleh inti atom. Semakin besar energi ionisasinya, semakin sukar elektron terlepas dari atom. Sebaliknya, semakin kecilenergi ionisasinya semakin mudah elektron terlepas dari atom.
Contohnya:
Na(g) ———->Na+(g) + e           Ei = 495,9 kJ/mol
Mg(g) ———> Mg(g) + e           Ei = 737,7 kJ/mol
Hal ini menunjukkan bahwa logam natrium lebih mudah melepaakan elektron daripada logam magnesium.
Jari-jari atom Na adalah 186 Å dan Mg 160 Å. Dengan demikian, besarnya energi ionisasi suatu atom dipengaruhi oleh ukuran jari-jari atomnya atau jarak elektron pada kulit terluar dengan inti atom. Semakin besar panjang jari-jari atom, semakin jauh jarak elektron terhadap inti sehingga gaya tarik inti terhadap elektron lemah. Oleh karena itu dibutuhkan energi yang rendah untuk melepas elektronnya. Terlihat bahwa energi ionisasi unsur-unsur dalam satu periode dari kiri ke kanan cenderung semakin besar dan energi ionisasi unsur-unsur segolongan dari atas ke bawah semakin kecil.

2. Afinitas elektron
Tidak semua atom unsur mudah melepas elektron, tetapi ada sebagian atom-atom unsur yang justru cenderung lebih mudah menarik elektron. Bila energi ionisasi merupakan energi yang diperlukan untuk melepas elektron, maka afinitas elektron adalah besarnya energi yang dihasilkan atau dilepaskan apabila suatu atom menarik sebuah elektron. Afinitas elektron dapat digunakan sebagai ukuran mudah tidaknya suatu atom menangkap elektron. Semakin besar energi yang dilepas (afinitas elektron) menunjukkan bahwa atom tersebut cenderung menarik elektron dan menjadi ion negatif.
Harga afinitas elektron suatu unsur sukar ditentukan, apalagi bila unsur tersebut sukar menangkap elektron. Kecenderungan afinitas elektron menunjukkan pola yang sama dengan pola kecenderungan energi ionisasi.

3. Keelektronegatifan
Dengan adanya kesulitan dalam pengukuran afinitas elektron untuk semua unsur, maka para ahli menciptakan besaran baru yang dapat menggantikan harga afinitas elektron yaitu keelektronegatifan atau elektronegatifinitas. Keelektronegatifan atau elektronegatifinitas adalah kecenderungan suatu atom dalam menarik pasangan elektron yang digunakan bersama dalam membentuk ikatan.
Semakin besar harga keelektronegatifan suatu atom, semakin mudah bagi atom tersebut untuk menarik pasangan elektron ikatan, atau gaya tarik elektron dari atom tersebut semakin  kuat. Dengan demikian, pola kecendrungan akan samadengan afinitas elektron.
Keelektronegatifan mempunyai makna yang berlawanan dengan energi ionisasi, sebab makin mudah suatu atom melepaskan elektron berarti semakin sukar dalam menarik elektron dan sebaliknya. Skala keelektronegatifan tidak mempunyai satuan sebab harga ini didasarkan kepada gaya tarik suatu atom pada elektron, relatif  terhadap gaya tarik atom lainnya pada elektron.

Posted on Leave a comment

Sifat-sifat Keperiodikan

Tahukah kalian dengan melihat Sistem Periodik Unsur, selain mengetahui tentang kemiripan sifat dalam satu golongan kita juga dapat melihat beberapa perubahan sifat suatu unsur secara teratur?

Beberapa perubahan sifat unsur secara teratur tersebut yaitu :

  1. Logam dan non logam

Unsur di alam secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu unsur-unsur logam dan unsur-unsur non logam. Unsur-unsur logam umumnya mempunyai sifat-sifat dapat menghantarkan listrik dengan baik, warna mengkilap khas logam, keras dan ulet. Unsur-unsur non logam umumnya mempunyai sifat tidak menghantarkan arus listrik, serta titik didih dan titik lelehnya rendah. Secara umum, di alam  unsur logam lebih banyak daripada unsur non logam.

Dalam sistem periodik, unsur-unsur logam terletak di sebelah kiri dan unsur non logam terletak di sebelah kanan. Dalam satu periode dari kiri ke kanan sifat kelogamannya berkurang atau makin bersifat non logam. Sedangkan dalam satu golongan dari atas ke bawah sifat kelogamannya semakin besar. Antara logam dan non logam terdapat unsur semi logam (metaloid), yaitu unsur non logam yang mempunyai sifat-sifat kelogamannya secara terbatas.

  1. Titik leleh dan titik didih

Titik didih dan titik leleh termasuk sifat fisis yang mempunyai sifat keperiodikkan. Kecendrungan perubahan titik didih dan titik leleh dalam sistem periodik adalah sebagai berikut:

  1. Unsur-unsur logam dalam suatu golongan dari atas ke bawah, titik didih dan titik lelehnya cenderung makin rendah, sedangkan untuk unsur-unsur non logam cenderung makin tinggi.
  2. Unsur-unsur dalam satu periode dari kiri ke kanan, titik lelehnya naik sampai maksimum pada golongan IVA kemudian turun secara teratu, sedangkan titik didih akan nak sampai maksimum pada golongan IIIA kemudian turun secara teratur.

 

  1. Jari-jari atom

Jari-jari atom merupakan jarak dari pusat atom (inti atom) sampai kulit luar yang ditempati elektron. Panjang pendeknya jari-jari atom ditentukan oleh 2 faktor yaitu jumlah kulit elektron dan muatan inti atom.

Terlihat kecendrungan bahwa jari-jari atom dalam satu periode dari kiri ke kanan makin pendek sedangkan jari-jari atom unsur segolongan dari atas ke bawah makin panjang. Kecendrungan tersebut diakibatkan oleh adanya garik tarik inti terhadap elektron dan jumlah kulit elektron.

Dalam suatu periode dari kiri ke kanan muatan inti makin bertambah sedangkan jumlah kulit elektronnya tetap. Akibatnya gaya tarik inti tehadap elektron terluar makin kuat sehingga menyebabkan jarak elektron terluar dengan inti semakin dekat.

Dalam satu golongan,  makin ke bawah jumlah kulitnya makin banyak. Meskipun dalam hal ini jumlah muatan inti makin banyak, tetapi pengaruh bertambahnya jumlah kulit lebih besar daripada pengaruh muatan inti. Akibatnya, jarak elektron kulit terluar terhadap inti makin jauh.

Kecendrungan perubahan jari-jari atom unsur-unsur seperiode dan segolongan semakin jelas bila diperhatikan pada grafik keperiodikan jari-jari atom. Jari-jari atom menunjukkan besarnya volume atom tersebut.

 

Perubahan sifat-sifat unsur secara teratur lainnya adalah energi ionisasi, afinitas elektron, dan keelektronegatifan akan dibahas di artikel berikutnya ya!

Posted on Leave a comment

BENTUK MOLEKUL (2)

Masih ingat artikel tentang bentuk molekul?

Apa yang kalian ingat?

Setelah membahas tentang teori Valence Shell Electron Pair Repulsion (VSEPR), mari kita lanjutkan dengan pola dasar kedudukan elektron.

Kedudukan pasangan-pasangan elektron mempunyai beberapa pola dasar yaitu:

  1. Linear

Dalam molekul linear, atom-atom tertata pada satu garis lurus. Sudut yang dibentuk oleh dua ikatan ke arah atom pusat akan saling membentuk sudut 180oC. Sudut itu disebut sudut ikatan. Contoh molekul yang berbentuk linear adalah BeCl2.

 

  1. Segitiga Dasar

Atom-atom dalam molekul berbentuk segitiga tertera dalam bidang datar, dimana tiga atom akan berada dalam titik sudut segitiga sama sisi dan di pusat segitiga terdapat atom pusat. Sudut ikatan antar atom yang mengelilingi atom pusat membentuk sudut 120oC. Contoh molekul segitiga sama sisi adalah BCl3.

 

  1. Tetrahedron

Atom-atom dalam molekul yang berbentuk tetrahedron akan berada dalam suatu ruang piramida segitiga dengan keempat bidang permukaan segitiga sama sisi. Atom pusat terletak di pusat tetrahedron dan keempat atom lain akan berada pada keempat titik sudut yang mempunyai sudut ikatan 109,5oC. Contoh molekul tetrahedron adalah CH4.

 

  1. Trigonal Bipiramida

Dalam suatu molekul trigonal bipiramida, atom pusat terdapat pada bidang sekutu dari dua buah limas segitiga yang saling berhimpit, sedangkan kelima atom yang mengelilinginya akan berada pada sudut-sudut limas yang dibentuk. Sudut ikatan masing-masing atom tidak sama. Setiap ikatan yang terletak pada bidang segitiga mempunyai sudut 120oC, sedangkan sudut antara bidang datar ini dengan dua ikatan yang vertikal sebesar 90oC. Contoh molekul trigonal bipiramida adalah PCl5.

 

  1. Oktahedron

Oktahedron adalh bentuk yang terjadi dari dua buah limas alas segiempat yang bidang alasnya saling berhimpit, sehingga membentuk delapan bidang segitiga.

Pada molekul yang berbentuk oktahedron, atom pusatnya berada pada pusat bidang segiempat dari dua limas yang berhimpit tersebut, sedangkan enam atom yang mengelilinginya akan berada pada sudut-sudut limas. Sudut ikatannya 90oC. Contoh molekul yang mempunyai bentuk oktahedron adalah SF6.

 

Dari pola dasar bentuk molekul tersebut akan terdapat beberapa varian bentuk molekul yang lain karena adanya pasangan elektron bebas. Pasangan elektron bebas mempunyai gaya tolakan yang lebih kuat dan mempunyai sudut yang lebih lebar sehingga dapat menekan pasangan elektron ikatan agar mempunyai sudut yang sempit. Contohnya molekul amonia (NH3). Di sekitar atom nitrogen sebagai atom pusat terdapat empat pasangan elektron yaitu tiga pasang elektron ikatan (digunakan untuk berikatan dengan atom hidrogen) dan sepasang elektron bebas ( yang tidak memberi bentuk). Akibatnya, bentuk molekul NH3 tidak tetrahedron tetapi segitiga piramida dengan sudut 107,3oC yang lebih kecil daripada sudut tetrahedron yang besarnya 109,5oC.

 

Posted on 2 Comments

BENTUK MOLEKUL

Tahukah kalian bahwa bentuk molekul menggambarkan kedudukan atom-atom di dalam suatu molekul?
Bentuk molekul juga menggambarkan kedudukan atom-atom dalam ruang tiga dimensi dan besarnya sudut-sudut ikatan yang dibentuk dalam suatu molekul. Ikatan yang terjadi pada molekul tersebut dibentuk oleh pasangan-pasangan elektron.
Bentuk molekul dapat dijelaskan menggunakan berbagai pendekatan, misalnya teori orbital bastar (hibridasi orbital), teori medan kristal (Crystal Field Theory), dan teori tolakan pasangan elektron (Vallence Shell Electron  Pair Repulsion atau VSEPR). Teori VSEPR nampaknya lebih mudah dalam menjelaskan bentuk molekul-molekul sederhana.

Menurut teori VSEPR, meskipun kedudukan pasangan elektron dapat tersebar diantara atom-atom tersebut tetapi secara umum terdapat pola dasar kedudukan pasangan-pasangan elektron akibat adanya gaya tolak menolak yang terjadi antara pasangan elektron tersebut. Atom-atom di dalam berikatan untuk membentuk molekul melibatkan elektron-elektron pada kulit terluar, dan pada senyawa kovalen elektron-elektron tersebut akan membentuk pasangan elektron bersama. Oleh sebab itu, bentuk molekul ditentukan oleh kedudukan pasangan-pasangan elektron tersebut.

Di dalam molekul senyawa umum nya terdapat atom yang dianggap sebagai atom pusat, misalnya pada senyawa H2O sebagai atom pusatnya adalah atom oksigen dan pada molekul PCl3 aton fosfor sebagai atom pusatnya. Pasangan elektron yang berada di sekitar atom pusat dapat dibedakan menjadi pasangan elektron ikatan (p.e.i) dan pasangan elektron bebas ( p.e.b). Pasangan elektron bebas mempunyai gaya tolak yang lebih besar daripada pasangan elektron ikatan. Adanya gaya tolak yang kuat pada pasangan elektron yang bebas ini mengakibatkan pasangan elektron bebas akan menempati ruang yang lebih luas daripada pasangan elektron ikatan.

Pasangan-pasangan elektron di dalam suatu molekul akan menempatkan diri sedemikian rupa sehingga gaya tolak menolak pasangan elektron itu serendah mungkin. Agar kedudukan pasangan elektron tersebut menghasilkan gaya tolak menolak yang paling rendah, maka pasangan elektron tersebut akan berada pada jarak yang saling berjauhan satu sama lain.
Berdasarkan hal tersebut maka kedudukan pasangan-pasangan elektron mempunyai beberapa pola dasar yang akan dibahas di artikel selanjutnya.