Posted on 17 Comments

Tata Nama Senyawa Sederhana

IUPAC logo
IUPAC logo (Photo credit: Wikipedia)

A.      Tata Nama Senyawa Sederhana

Tata nama senyawa disusun berdasarkan aturan IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry).

1.   Tata Nama Senyawa Anorganik

a.   Tata Nama Senyawa Biner

      Senyawa Biner adalah senyawa yang dibentuk dari dua unsur, yang berasal dari satu unsur logam dan satu unsur nonlogam atau dari dua unsur nonlogam.

1)   Tata Nama Senyawa Biner Logam dengan Nonlogam

a. Logam yang mempunyai satu bilangan oksidasi (alkali, alkali tanah, dan aluminium). Penamaanya dengan menyebutkan nama logam di depan dan kemudian nama nonlogam diikuti akhiran –ida.

Logam + Nonlogam –ida

Contoh:

  • NaBr    = Natrium Bromida
  • MgBr2 = Magnesium Bromida
  • Na2O   = Natrium Oksida
  • CaS       = Kalsium Sulfida
  • K2O      = Kalium Oksida

b.  Logam yang mempunyai lebih dari 1 bilangan oksidasi, penulisan nama logam di depan disertai menuliskan bilangan oksidasi dengan angka Romawi dalam tanda kurung dan nama nonlogam di belakang diakhiri dengan akhiran –ida.

Logam + (bilangan oksidasi logam) + nonlogam –ida

Contoh:

  • CuCI    = Tembaga (I) Klorida
  • SnO        = Timah (II) Oksida
  • CuCI2     = Tembaga (II) Klorida
  • SnO2          = Timah (IV) Oksida

Senyawa-senyawa yang dihasilkan tersebut berupa senyawa ion karena terbentuk dari atom yang bermuatan positif dan negatif, dengan cara serah terima elektron.

Contoh: Kalsium Klorida (CaCI2) terbentuk dari ion Ca2+ dan CI , natrium oksida (Na2O), terbentuk dari ion Na+ dan O2-.

Cara lain menuliskan persamaan unsur logam yang memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu yaitu sebagai berikut:

(1)     Unsur logam dengan bilangan oksidasi kecil ditulis dengan akhiran –o.

(2)     Unsur logam dengan bilangan oksidasi besar ditulis dengan akhiran –i.

Contoh:

  • FeCI2   = Fero Klorida             (Bilangan oksidasi Fe = +2 => lebih kecil)
  • FeCI3   = Feri Klorida               (Bilangan oksidasi Fe = +3 => lebih besar)
  • CuCI    = Kupro Klorida           (Bilangan oksidasi Cu = +1 => lebih kecil)
  • CuCI2     = Kupri Klorida            (Bilangan oksidasi Cu = +2 => lebih besar)

2)   Tata Nama Senyawa Biner Nonlogam dengan Nonlogam

a.  Atom yang cenderung bermuatan positif diletakkan didepan, sedangkan atom yang cenderung bermuatan negatif diletakkan dibelakang dengan urutan berikut ini:

B – Si – C – Sb – As – P – N – H – Te – Se – S – I – Br – CI – O – F

Contoh:

Amonia               =       NH3 bukan H3N

Air                        =        H2O bukan OH2

b. Senyawa dari dua jenis unsur nonlogam diberi nama kedua unsur yang bersangkutan, diberi akhiran –ida.

(1) Atom nonlogam yang hanya membentuk satu senyawa dengan atom lain, maka atom yang cenderung bermuatan posifit diletakkan di depan dan atom yang cenderung bermuatan negatif diletakkan di belakang dengan akhiran –ida.

Nonlogam (+) + nonlogam (-) –ida­

 Contoh:

  • H2S                   =              Hidrogen Sulfida
  • HBr                   =              Hidrogen Bromida
  • HCI                   =              Hidrogen Klorida

(2) Pasangan atom yang bersenyawa membentuk lebih dari satu jenis senyawa diberi nama dengan menyatakan jumlah atom tiap unsur dan diakhiri dengan –ida. Angka indeks dalam bahasa Yunani yaitu:

1 = Mono                   3 = Tri               5 = Penta                7 = Hepta

2 = Di                         4 = Tetra           6 = Heksa               8 = Okta

Jumlah atom – nonlogam + jumlah atom – nonlogam –ida

 Namun, bila indeks 1 dimiliki unsur pertama, maka angka indeks tidak perlu disebutkan.

Contoh:

  • NO    =    Nitrogen Oksida
  • CCI4  =        Karbon Tetraklorida
  • NO2  =    Nitrogen Dioksida
  • SO3   =        Belerang Trioksida
  • N2O=    Dinitrogen Pentaoksida
  • CI2O7   =        Dikloro Heptaoksida

(3)           Untuk senyawa-senyawa yang sudah umum dikenal tidak perlu menggunakan aturan tersebut.

Contoh:

  • NH3   =    Amonia
  • HO   =    Air

Bersambung ke Halaman 2

17 thoughts on “Tata Nama Senyawa Sederhana

  1. boleh mnta sumber bukunya apa dan penerbit nya nggak,pliss d bantu buat tugas sekoalh

    1. mohon maaf ini penulisnya kontributor kami. Jadi saya juga tidak bisa bantu. Semoga yang bersangkutan mau membalas komentar ini

  2. Sangat membantu 🙂 boleh dikasih tau mengapa alasan membentuk satu senyawa dan senyawa lain ? Terima kasih

  3. Memabantu gan, terus berbagi ilmu ya

  4. Walah komplit banget gan, thanks ya gan

  5. Utk penamaan dengan akhiran -o dan -i seperti pada fero dan feri merupakan cara lama yang sudah tidak digunakan kembali karena cara tersebut kurang informatif. Selain kurang informatif, cara tersebut juga tidak menyatakan bilangan oksidasi unsur logam yang bersangkutan. Penamaan fero dan feri, menggunakan cara seperti pada unsur yang memiliki lebih dari sejenis bilangan oksidasi yaitu, dengan menuliskan tanda kurung dengan angka Romawi dibelakang unsur logam tersebut.
    cmiiw 🙂

  6. contoh pada senyawa asam oksi mohon direvisi, tertera diatas seperti ini:
    Contoh: H2SO4 = Asam Karbonat

    1. oh iya terima kasih koreksinya

  7. Jelaskan alasan perlu adanya tata nama senyawa yang bersistem

  8. MANTAP THANKS INFONYA

    1. siip sama sama yaa

  9. […] tubuh serta lingkungan. Semua sel mengambil Oksigen yang akan digunakan dalam bereaksi dengan senyawa-senyawa sederhana dalam mitokondria sel untuk menghasilkan senyawa-senyawa kaya energi, air dan karbondioksida. Jadi, […]

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.